Share

Benang Merah

“Buyung,” ujar Upik Andam. “Uda Masuga juga memiliki kepingan yang sama. Dia bilang, kepingan itu bahkan lebih berharga dari nyawanya sendiri.”

“Kalaulah benar apa yang kau katakan itu,” ujar pria tua kepada Buyung Kacinduaan. “Sudah barang tentu, kepingan itu pulalah yang hendak diminta Datuk Hulubalang itu dari mendiang ayahmu.”

“Yaah,” Buyung mengangguk. “Seperinya apa yang Apak Tuo katakan benar.”

“Dan,” pria tua menghela napas dalam-dalam. “Aku tidak paham dengan kepingan itu, tidak mengerti sama sekali meski si Upik Andam pernah memperlihatkan benda itu padaku, tetap saja tidak aku mengerti, untuk apa atau seberharga apa kepingan tembikar itu.”

“Entahlah,” sahut Buyung. “Aku pun tidak paham sama sekali. Ibu hanya berkata, perlihatkan tanda khusus itu kepada orang-orang Kerajaan dan sebutkan nama ayahku, mereka pasti sudah paham. Hanya it

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status