Share

Kabar Berharga

“Apa yang telah terjadi padamu, Buyung?” tanya wanita tua di tengah tangisnya, ia terus memeluk pemuda itu.

Tidak ada yang bisa diperbuat Buyung Kacinduaan dengan hal tersebut selain mengusap-usap punggung wanita tua yang telah membantu kelahiran dirinya, dahulu.

“Kenapa kau tega membohongi Amak Tuo-mu ini?”

“Amak,” Buyung mengecup puncak kepala wanita tua itu. “Maafkan aku.”

Si pria tua tersenyum dalam haru, ia mengusap-usap bahu pemuda tersebut sementara Upik Andam pun telah berurai air mata.

Sungguh, Upik Andam sama sekali tidak menyangka, bocah tujuh tahun yang dulu sering ia ajak bermain itu, bocah yang selalu ingin tahu banyak hal itu, kini menjelma menjadi pemuda yang gagah menawan.

Perlahan-lahan, Buyung duduk di tepi lantai beranda, memeluk wanita tua yang menangis di dadanya.

Pria tua itu pun duduk bersila kaki di samping kiri Buyung. Sementara Upik Andam kembali ke dalam gubuk

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status