Share

Bukan Malam Pertama

Pusing. Kepala Hail terasa berdenyut dan sangat pening. Segala macam masalah seakan datang tanpa ingin berantrian lagi, tidak sudi menemui Hail secara silih berganti, melainkan datang beramai-ramai. Ini namanya pembunuhan berencana oleh Tuhan.

“Ugh ….” Hail memijat pelipis. Wajah tampannya tidaklah pucat, hanya jiwa Hail saja yang kelelahan. Seolah dibantai habis-habisan. Jadi, tidak ada yang sadar bahwa pria ini pikirannya sedang kusut bagai kaset yang rusak.

“Pak, kenapa masih di sini? Apa Anda sakit?” tegur Ranesah cemas. Pasalnya dari sebelum berangkat sampai sekarang sudah tiba di Inggris, Ranesha lihat energi Hail seakan semakin menipis, lalu lambat laun terkuras habis.

“Ah, aku tidak apa-apa.” Hail tersenyum hambar. Menepuk singkat pundak Ranesha lalu melanjutkan lagi langkah kakinya, masuk ke dalam taksi.

Aneh. Ranesha terdiam. Hail kini mengambil ti

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status