Share

EMPAT PULUH

"Tentu aku harus datang. Aku tidak bisa memikirkanmu. Mengapa kamu melarangku bertemu denganmu? Mengapa kamu tidak mengajakku ke makam ayahmu?”

“Aku tidak mau mengganggumu.”

“Tapi kenyataannya kamu malah menggangguku.” Attar tersenyum pahit. “Kamu tahu, setiap siang aku selalu ke sini, memikirkan keadaanmu. Apa yang terjadi padamu, Sayang?”

Ruby menatap Attar sesaat, memastikan bahwa pria itu memang tulus ingin mendengar curahan isi hatinya.

“Entahlah. Ayahku selalu datang ke dalam mimpiku, seperti ada yang ingin ia katakan. Karena itu aku selalu ke makamnya. Tapi di sanapun aku tidak mendapatkan apa-apa.”

“Apa kamu tidak merasa takut ke sana sendirian?”

“Takut?” Ruby terkekeh. “Setelah Papi meninggal, ketakutanku hanyalah kehilangan anggota keluargaku.”

Mendengar itu, Attar menelan ludahnya. “Kamu sudah makan?” Ia mencoba mengalihkan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status