Share

LIMA PULUH SEMBILAN

“Aku baru saja bangun. Seharian aku tidur. Justru kamu yang jarang tidur di kamar. Sibuk terus. Belum lahir saja ayahnya sudah sibuk, apalagi nanti.”

“Kan untuk anak dan ibunya.”

“Ingin kubuatkan susu? Besok pagi kan kamu harus ngantor. Kalau nanti bosnya kesiangan, bagaimana pegawainya?”

“Aku sudah biasa insomnia begini, kok.” Memang sejak dulu aku susah tidur. Setiap tidur, ayahmu selalu datang, seolah mengajakku pergi bersamanya.

“Dan sejauh ini kamu belum sakit.”

“Yah, mau bagaimana lagi? Sejak kuliah aku tidak bisa tidur karena harus belajar nonstop.” Begitu alibinya yang tak sepenuhnya berbohong. Mana ada mahasiswa di uni ternama yang sempat tidur kalau tugas terus mengejar bagai hantu di siang bolong.

“Cobalah tidur cepat dari sekarang. Nanti bisa kena kencing manis, lho.”

“Mungkin dengan sedikit ciuman, bisa membuatku tidur?” Attar

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status