Share

Peran Suami

Waktu terus beranjak. Matahari telah bergeser ke arah barat. Suara anak-anak yang bermain di lapangan sudah ramai terdengar.

“Ma, masakin telur, dong?!” pinta Sultan, mengejutkan sang ibu yang tengah menonton Drakor.

“Masak sendiri sana! Udah gede juga,” sahut Dewi yang enggan beranjak dari tempatnya.

“Nggak bisa, Ma! Buruan, dong. Perutku lapar ini!” Lagi-lagi bocah itu merengek setengah memerintah.

“Makan yang lain dulu kenapa, sih?” gerutu Dewi sambil turun dari tempat tidur.

“Maunya telur!” seru Sultan yang tidak mau ditawar inginnya.

Dewi berdecak kesal, lalu melangkah keluar dengan terpaksa, hendak menuju warung di ujung gang. Di pos ronda sudah banyak para ibu dan balita.

Wajah Dewi yang kesal oleh anaknya, kini dimanis-maniskan di depan para tetangga. Ya, meski ia merasa canggung, sebab beberapa waktu lamanya ia tidak berinteraksi dengan tetangga kiri kanan seperti sekarang.

“Ada itu, tuh,” celetuk Bu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Jee Esmael
Hahahaha laki si Dewi kocak deh. Bikin ngakak hhhh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status