Share

Sudah semestinya

“Tinggal seminggu lagi, loh, Pa. Jadi gimana ini kita?”

Lagi-lagi Dewi mencecar Azam soal kontrakan. Sudah tiga minggu berlalu. Namun, mereka belum menemukan calon tempat tinggal yang baru.

“Ya nggak gimana-gimana. Kemarin udah Papa kasih lihat, Mama nggak mau.”

Azam berkata dengan santai. Kulit kuaci memenuhi lantai di sekitar lelaki berkaos merah menyala itu duduk.

Dewi mendengkus kesal. Benar memang, Azam telah membawanya ke sebuah rumah tiga petak, yang lebih kurang seperti rumah yang saat ini mereka tempati.

Rumah dengan satu kamar tidur, satu kamar mandi, satu ruang tamu, serta dapur. Posisi rumah juga ada di pinggir jalan kampung. Hanya saja, rumah tersebut nyaris tidak memiliki halaman.

Jika pindah ke sana, maka mereka tidak memiliki lahan parkir di luar rumah, sebab halaman yang tersisa kurang dari setengah meter, dan langsung bertemu pagar yang menjadi pembatas halaman dengan jalan.

“Bisa yang lebih bagusan la
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status