Share

S2| 17. Harus Berpisah

“Mama?” desah Adam tak percaya. Kakinya tanpa sadar bergerak mundur, terdorong oleh keterkejutan.

“Tega-teganya kau menyakiti putriku! Aku sudah menaruh harapan dan kepercayaan yang teramat besar padamu. Tapi ternyata, kau berani menyia-nyiakan itu?” hardik Nyonya Lim seraya menusuk pundak menantunya dengan telunjuk.

Adam yang belum mendapatkan akal sehat kembali, hanya terdiam mengamati keadaan. Ia sadar bahwa perempuan di hadapannya sedang terbakar oleh emosi. Ia tahu bahwa istrinya yang masih duduk di atas kasur juga terbelalak menatap kehadiran sang ibu. Akan tetapi, otaknya terus gagal menelurkan solusi. Ketika pandangannya jatuh pada perempuan berambut merah yang tersenyum di balik punggung Nyonya Lim, barulah lidahnya mampu mengalahkan kekakuan.

“Apa yang kau katakan kepada ibu mertuaku sampai dia semarah ini?” desahnya tipis.

“Kau sungguh keterlaluan, Adam!” sela Nyonya Lim seraya menegakkan telunjuk di depan muka sang menantu. “Aku sedang bicara denganmu tapi kau malah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status