Suara itu bagaikan petir yang menyambar tubuh Bahri. Kakinya seolah-olah tidak bisa digerakkan, hingga akhirnya dia tak mampu berdiri dan terjatuh pingsan.Margareth dan Radit yang terlanjur marah, mereka hanya terdiam menyaksikan pria itu terjatuh.“Aku bukan wanita lemah. Pria bukan hanya dirimu saja, Mas,” gumam Margareth.Ayyara merasa kasihan, tetapi di sisi lain dia merasa itu adalah karma bagi mereka yang pernah berusaha merusak rumah tangganya.“Tante, Radit … Kalian yang sabar, ya,” kata Ayyara.Sudut bibir Margareth terangkat. Dia memang terpukul dengan kenyataan pahit ini, tetapi dia tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mendapat simpati dari Nugraha agar tetap tinggal di rumah besarnya. Margareth berbalik menatap Nugraha dengan memasang wajah sedihnya, “Pa, maafkan aku. Aku nggak nyangka kalau suami yang aku hormati telah berkhianat. Aku mendukung Papa mengusut masalah ini. Dia pantas dipenjara.” Sejalur dengan sang Mama, Radit pun berusaha mengambil Kekeknya, “Se
“saya adalah pengagum beratmu,” ucapnya sembari memasang senyuman penuh arti. “maksudnya saya pengagum Bu Ayyara.”“Terima kasih,” balas Ayyara tanpa menjabat tangan Randi. “Dari mana anda mengenalku?” tanyanya.Randi melebarkan senyuman dan menjawab, “ Siapa yang tak mengenal Bu Ayya. Berita Bu Ayya berada di mana-mana. Keberhasilan Bu Ayya memenangkan proyek kerja sama dengan Prince Group adalah bukti bahwa Bu Ayyara adalah orang yang tepat untuk memimpin perusahaan ini. Semenjak saat itu saya menjadi pengagum berat Bu Ayyara.” Raja melihat ada kelicikan di sorot mata Randi. Kentara jelas kalau pria itu tengah berusaha mengambil hati Ayyara. “Sebaiknya Ara memulai rapatnya,” kata Raja.Ayyara mengangguk, “Iya, Mas.”Yang tadinya semua orang menghiraukan keberadaan Raja, kini pria itu menjadi pusat perhatian. Sebagian orang yang tak mengetahui identitas Raja pun bertanya, “Apakah Bapak suami Bu Ayya?” “Iya. Mas Raja suamiku.” Ayyara menjawab. “Bisa kita mulai rapatnya?” tanyanya
Semua orang tersentak, begitu pun dengan Randi.“Apakah kalian tahu? Rapat hari ini salah satunya membahas kinerja kalian selama bekerja di perusahaan ini,” kata Raja melanjutkan. “jaga sikap kalian.”Semua orang mulai panik dan berhenti berbicara.“Kalau tidak ada yang dibicarakan lagi, lebih baik kita ke ruangan sekarang juga,” sambung Ayyara, dan semua orang pun mengangguk.Rapat di mulai. Ayyara hanya menanyakan perihal selak-beluk perusahaan, termasuk produk-produk yang di produksi, sampai penyebab hancurnya perusahaan sebelum diambil alih oleh Dira Group.Sementara, Raja yang duduk di sebelah istrinya hanya sibuk membaca beberapa dokumen. Sebelumnya, Raja menyuruh Anton untuk mengumpulkan dokumen-dokumen berupa laporan dari setiap divisi tanpa sepengetahuan karyawan terkait.Randi tersenyum sinis melihat kesibukan Raja, “Dasar sok-sok-an baca banyak dokumen. Emangnya dia tahu apa isinya?” gumamnya nyaris tak terdengar. Perlahan sudut bibirnya terangkat. “mana mungkin orang yang
“Kalian tahu siapa pemilik baru perusahaan ini?” tanya Ayyara. Semua orang menyalah artikan maksud Ayyara. Mereka menganggap wanita itu tidak bisa dilengserkan karena memiliki kekuatan 'orang dalam'. Melihat mereka membisu, Ayyara kembali berkata. “Pemilik baru perusahaan ini adalah seorang pria hebat dan bijaksana. Kalau dia sendiri yang memimpin perusahaan ini, kalian bukan hanya dipecat, tapi kalian pasti dituntut secara hukum.”Semua orang lagi-lagi dibuat terkejut. Hanya Randi satu-satunya yang berani melayangkan protes kembali.“Bukan hanya anda, bahkan pemilik baru perusahaan ini tidak bisa memecat kami tanpa bukti. Jika kalian memaksa memecat kami secara sewenang-wenang, maka bisa dipastikan ada demo besar-besaran. Bukan hanya dari kami, tapi persatuan buruh akan mendemo perusahaan ini.” Nada bicara Randi begitu menekan.Ayyara hanya tersenyum kecut sembari menggeleng-geleng.“Bahkan sampai detik ini juga kalian belum sadar?”Ayyara lalu mengambil tumpukan dokumen dan menghe
“Haruskah aku benar-benar mencungkil matamu, Marcel?” geram Raja sembari menatap lurus pada Marcel.Ada rasa takut yang menyelimuti diri Marcel, tetapi egonya yang begitu tinggi membuat pria itu menghiraukan Raja dan kembali menatap Ayyara.“Lihatlah suamimu, kenapa dia suka marah? Mungkin suamimu datang bulan,” ucap Marcel. “katakan pada suamimu untuk nggak berkata kasar padaku, sopanlah sedikit.”Ayyara semakin kesal terhadap pria itu. Lantas dia pun berkata dengan nada yang begitu tegas, “Pak Marcel, tolong pergi dari sini sebelum suamiku benar-benar memukul Bapak!”Marcel justru tersenyum penuh nikmat menatap Ayyara, “Berikan ciumanmu, baru aku akan pergi.”“Marcel!” Ayyara spontan meninggikan suaranya sembari menatap tajam pada pria itu. “Kamu nggak pernah belajar dari kesalahanmu! Sikapmu masih seperti setan!” nadanya tidak lagi menunjukkan kesopanan. “aku kira kamu orang terhormat, ternyata kamu hanyalah orang berandalan. Menjijikkan, Bapaknya anggota Pemerintah dan punya perus
Radit keheranan melihat Margareth mendadak tampak begitu panik.“Ma? Pesan dari siapa?” tanya Radit.Margareth menunjukkan layar ponsel miliknya, “Dari Hakim ketua. Kita harus cepat membayar janji kita kalau nggak ingin pria gendut itu buka suara. Kita harus cepat-cepat menyerahkan Ayyara.” Radit seketika ikut panik. Dia baru teringat kalau keluarganya bebas dari jeratan hukum karena bekerja sama dengan hakim ketua, sehingga seolah-olah Ulva adalah pelaku utama dalam masalah penjebakan terhadap Raja. Namun, semua itu tidaklah gratis, sebagai bayarannya mereka harus menyerahkan Ayyara ke hakim ketua walau hanya satu malam.“Masalahnya ini bukan kerjaan gampang. Bagaimana caranya kita membujuk Ayyara agar mau tidur dengannya?” Radit terlihat gelisah. “kita bahkan gagal menjodohkan Ayya dengan pria tampan dan kaya seperti Marcel, apalagi dengan pria bau tanah. Itu sangat mustahil.”Margareth berusaha tetap tenang. Otaknya bekerja, bagaimana pun juga dia harus menemukan cara untuk menyer
“Malam ini kamu akan tidur bersama laki-laki lain,” gumam Margareth semringah. “nanti malam adalah malam kehancuranmu, Ayya!”Terlihat aura balas dendam di sorot mata Margareth, “Kamu adalah penyebab hancurnya keluargaku. Gara-gara kamu, aku terusir dari sini. Malam ini kamu harus membayar segalanya, Ayya!”Tak berlama-lama di sana, Margareth melatakkan ponsel milik Nugraha ke tempat semula. Dia berbalik keluar sebelum Pria tua itu menyadari keberadaannya.“Abis ini aku akan menelpon Herman,” gumamnya sembari berjalan mengendap-endap.***Ayyara tengah bersantai di kamar pribadinya, menunggu Raja yang masih berada di kamar mandi.Ayyara sebenarnya masih curiga melihat pesan Nugraha. Dia merasa pesan ini bukan gaya tulisan sang Kakek. Anehnya lagi, Kakeknya memintanya datang ke hotel Manda.“Kenapa harus di hotel? Kenapa nggak ketemu di rumah saja?” Ayyara berpikir. “Mungkin Kakek nggak ingin semua orang tahu, makanya Kakek memintaku menemuinya di hotel Manda,” gumam Ayyara mencoba be
Ayyara sekarang paniknya bukan main. Dia merasa hakim ketua itu bekerja sama dengan pihak hotel untuk menjebaknya. Namun, dia tertegun saat menyadari kalau semua ini berawal dari pesan Nugraha.“Nggak mungkin Kakek ikut menjebakku.” Ayyara menggeleng kepala tak percaya. “Tapi pesan itu? Apa Kakek mau ngeprank aku?” dia kembali menggelengkan kepala. Dia sangat mengenal Nugraha, tidak mungkin gurauan sang Kakek di luar batas.Ayyara mulai meneteskan air mata. Dia sangat ketakutan, “Mas Raja, kamu di mana? Mas datanglah ke sini. Ayya takut.” Ayyara tak tinggal diam. Dia kembali berbalik menggedor pintu sembari berteriak sekencang-kencangnya.***Raja menaiki taksi menuju ke arah hotel Manda. Tanpa sepengetahuan Ayyara, dia telah mengirim seseorang untuk menjaga istrinya dari kejauhan. Namun, dia justru mendapat kabar kalau istrinya sempat terlihat berbincang-bincang dengan Herman, hakim ketua.Khawatir terjadi hal buruk kepada istrinya, dia memutuskan menyusul sang istri, karena dia tah