“Katakan sekali lagi, Marcel!” seru Raja “sekali lagi aku mendengar kamu melecehkan martabat istriku, aku tidak segan-segan akan membunuhmu!” Marcel merasa gemetar di hatinya. Tatapan pria sampah itu benar-benar membuatnya takut. Namun, bukan Marcel namanya jika tak berani melawan dengan kata-kata.“Brengsek kamu, Raja! Kamu cuma benalu yang cari makan lewat istrimu. di mana harga dirimu sebagai seorang laki-laki, hah?” Rasa sakit di dadanya bekas tinjuan Raja membuatnya kesulitan bernapas.Raja membalasnya dengan tatapan dingin, “Silahkan pergi meninggalkan tempat ini sebelum aku benar-benar membunuhmu. Dan jangan berani mencampuri urusan istriku lagi.”Marcel mendengus miring. Sembari menahan sesak di dadanya, dengan angkuhnya dia berkata, “Istrimu cuma beruntung. Katakan, siapa pendiri Dira Group? Aku ingin menemuinya. Kalau mereka mengenalku, mereka pasti lebih mempercayakan perusahaan ini padaku.”“Ingin bertemu dengan pendiri Dira Group? Kamu pikir kamu pantas bertemu dengan me
“Sebaiknya jaga tatapan anda, Pak Bagas!” Seru Raja. “dan lepaskan tangan anda!” Bagas menarik tangannya sembari mendengus kesal mendengar ucapan Raja. Dia menatap penuh benci pada pria yang diduga hanyalah seorang pengawal. Raja membalasnya dengan tatapan dingin. Dia sama sekali tidak takut pria itu menggagalkan kerja sama ini, walau dia tahu ini adalah klien pertama sang istri. Baginya, keselamatan dan kehormatan istrinya tidak bisa ditukar dengan apapun. “Anda memiliki pengawal yang sangat lancang, Nona Ayya. Dia tidak pantas menjadi pengawal anda. Sebaiknya anda memecatnya,” ucap Bagas sembari melemparkan senyuman mengejek pada Raja. Raja tetap melemparkan tatapan dingin, membuat Bagas semakin tidak suka dengan kehadirannya. Melihat ketegangan mereka yang saling bersitatap dengan raut wajah tak bersahabat, Ayyara pun mencairkan suasana, “Bagaimana kalau kita mulai membahas kerja sama ini?” Bagas kembali menatap Ayyara dengan penuh minat, “Pecat pengawalmu yang kurang ajar in
“Tunggu, Ayya!” panggil seorang pria.Raja dan Ayyara menatap pria yang berjalan mendekat ke arahnya. Pria itu adalah Berry.“Tadi aku ke kantor Jaya Kosmetik, tapi kamu nggak ada di sana. Kata security, kamu pergi ke sini,” ucap Berry dengan melebarkan senyuman.Kening Ayyara berkerut, “Ada apa kamu mencariku?” kentara dia tidak begitu senang dengan kehadiran pria itu.Berry tersenyum canggung, “Jadi begini, kemarin aku ngirim surat lamaran pekerjaan ke Jaya Kosmetik di bagian keuangan.”Ayyara sekilas tersenyum kecut. Dia tahu isi kepala Berry.“Oh … terus?” tanya Ayyara ketus.Berry berdehem pelan, lalu dengan cepat bibirnya mengulas senyum lebar, “Ya, boleh dong kasih aku satu slot.”“Maksudmu?” tanya Ayyara pura-pura tidak mengerti.“Maksudku, terima aku sebagai karyawan Jaya Kosmetik. Kita 'kan teman,” jawab Berry sembari menyengir lebar.Ayyara mulai memasang wajah seriusnya, “Berry, maaf aku nggak bisa. Kamu harus tetap mengikuti proses rekrutmen.”Untuk sesat Berry mengedarka
“Siapa kamu?” tanya Nugraha penuh selidik.Ayyara yang berdiri di samping Raja hanya terdiam, tahu cepat atau lambat Kakek tua itu akan mengetahui jati diri suaminya.Dengan polosnya, Raja menjawab, “Aku Raja.”“Dan siapa mereka?” tanya Nugraha mengintrogasi. “Oh mereka orang-orangnya Pak Anton,” jawab Raja tenang. Nugraha mengernyit mendengar jawaban dari Raja. Tentu dia tidak percaya begitu saja. Bukan hanya sekali, melainkan berulangkali menantunya itu menunjukkan kemampuan luar biasa yang mustahil dimiliki oleh seorang pria sederhana.“Maksudmu?” tanya Nugraha.“Setelah Pak Anton mengetahui istriku membangun ulang perusahaan ini, Pak Anton menugaskan beberapa orang untuk berjaga-jaga,” jawab Raja dengan ekspresi setenang mungkin sembari mempertahankan kontak mata dengan Nugraha.Ayyara menyunggingkan senyuman. Dia lalu menambahkan penjelasan suaminya, “Benar, Kek. Padahal sebelumnya kami sudah menolak bantuan dari Pak Anton.” dia tertawa kecil agar tidak terlihat seperti orang y
“Pak Banara, Pak ….” ucap Alexander. “Kesehatan Pak Banara semakin menurun. Akhir-akhir ini beliau sering tidak sadarkan diri.”“Dia akan baik-baik saja.” Hanya itu tanggapan Raja karena setelahnya dia langsung memutus sambungan telepon.Raja menghembus napas pelan. Sebenarnya dia mengkhawatirkan Banara, tetapi entah mengapa dia masih belum bisa berdamai dengan Ayahnya.“Raja, di mana Ayyara berada?” Suara itu memecahkan keheningan Raja.Raja memiringkan kepalanya, mendapati Berry yang melangkah ke arahnya. Awalnya dia menghiraukan dan hendak pergi dari sana, tetapi pria itu berlari dan menghadangnya.“Budek kamu ya?!” bentak Berry. “Di mana Ayyara? Aku ingin bertemu dengannya.”Raja yang tahu niat buruk Berry, lantas hanya menanggapi, “Aku tidak tahu.”“Jangan bohong kamu!” Berry terlihat sangat kesal. “Cepat katakan, di mana Ayyara sekarang? ini penting sekali, aku harus bertemu dengannya.”Jawaban singkat datar keluar dari bibir Raja, “Bukan urusanku.”Berry yang tersulut emosi lan
“Aku adalah pendiri Dira Group,” kata Raja tampak begitu serius. “Aku telah mengakuisisi perusahaan ini.”Tidak ada yang bersuara selama beberapa detik, sebelum akhirnya semua orang di sekitar sana tertawa terbahak-bahak.Raja memang terlihat tidak sedang bercanda. Namun, siapa yang akan mempercayai ucapan seorang pria yang terkenal sebagai suami tak berguna itu? Dilihat dari penampilannya saja, tidak ada brand besar dan mewah yang melekat di tubuhnya.“Perutku sakit mendengarnya. Kamu pendiri Dira Group? Mabuk kamu, ya? Bangun woi! Khayalanmu ketinggian! Jangankan membeli perusahaan, 100 ribu pun aku yakin kamu nggak punya,” ucap Berry sembari menahan tawanya.“Bukan mabuk lagi tuh orang. Tanda-tandanya mau gila,” timpal pria lainnya.Ada sebagian orang yang tertawa bernada hinaan, dan ada juga sebagian yang menatap kasihan pada Raja. Mereka menduga pria itu sudah frustasi menggapai cita-citanya yang tak kunjung terwujud.“Cukup main-mainnya, Raja!” raung Marcel emosi, membuat semua
“Security! Keluarkan brengsek ini dari sini sekarang juga! Cepat!” titah Ayyara.Marcel menatap Ayyara dengan tatapan tajam. Untuk kesekian kalinya wanita itu berani mengusirnya dari perusahaan Jaya Kosmetik.“Kamu melakukan kesalahan besar, Ayya!” teriak Marcel dengan wajah marahnya melototi Ayyara.“Sepertinya anda tidak bisa diajak bicara baik-baik. Jangan salahkan jika kami bertindak tidak sopan terhadap anda!” ancam Ayyara.Tanpa menunggu respon dari Marcel, 2 orang security langsung meringsek maju mencengkeram pundaknya.“Lepaskan tangan kalian! Aku bisa pergi sendiri dari sini!” Suasana hati Marcel sangat kesal dengan perlakuan ini.Setelah 2 orang security itu melepaskannya, Marcel menatap Ayyara dengan senyuman penuh arti, “Ayya! Aku akan melupakan perlakuan burukmu jika kamu mau bekerja sama denganku. Ayo kita pergi temui pendiri Dira Group.”Ayyara membalas tawaran Marcel dengan melemparkan tatapan dingin. Dia sudah muak melihat pria brengsek itu masih terlalu angkuh.Karen
“Kami sekarang membawa mereka ke rumah sakit,” ucapnya. “Selama mereka ada di kandang sapi, mereka seperti orang gila. Mereka tampak frustasi dan beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri. Tadi pagi anak buahku melapor kalau mereka tidak sadarkan diri.”Raja yang mendengarnya sama sekali tidak prihatin. Itu adalah hukuman untuk semua kejahatan yang mereka lakukan.Berbanding terbalik apa yang dirasakan oleh Ayyara yang turut mendengarkannya. Dia merasa prihatin dengan keadaan Margareth dan Radit. Sebesar apapun kejahatan yang mereka lakukan, mereka tetaplah keluarga besar Nugraha.“Tetap jalankan tugasmu. Bawa mereka kembali ke kandang sapi setelah mereka sadarkan diri,” ucap Raja terdengar dingin lalu memutus sambungan telepon. Takut terjadi sesuatu yang tak diinginkan, Ayyara berkata, “Menurut Ara sebaiknya mereka dipindahkan ke penjara saja. Hukuman yang lebih wajar dan manusiawi.” dia berharap Raja sedikit berbelas kasih.“Mereka sendiri yang memilih. Kecuali mereka berubah pi