Riko akhirnya menurut ketika Bu Marni membawanya ke kamar tempat Dinda dan Calia tempati dulu semasa di sini. Kamar dimana saat Riko pernah datang ke sini untuk pertama kalinya dulu juga sempat ia tempatinya."Istirahatlah sejenak, Nak. Kamu pasti lelah. Ibu akan siapkan makan malam." Ucap Bu Marni.Riko mengangguk. Duduk di tepian ranjang sambil memijat bahunya. Barulah saat ini, Riko merasa penat.Hampir saja Riko merebahkan diri, namun dia langsung teringat pada Dinda dan segera menghubungi istrinya untuk memberi kabar jika dia sudah sampai.Baru saja Riko menekan kontak Dinda, nomor Dinda sedang dalam panggilan lain. Kemudian dari ruangan depan, terdengar ibu dan Nita menangis sambil berbicara dengan seseorang di hp.Rupanya mereka sedang menelpon Dinda.Riko mengetik pesan singkat untuk istrinya, memberi kabar jika dia sudah sampai dan besok akan segera kembali bersama Rehan.Tak lupa memberi pesan agar Dinda jangan terlalu banyak pikiran.[Jaga Calia, dan juga calon adiknya ya s
Bukan hanya kecocokan sumsum, tetapi banyak hal lain yang harus diperiksa secara teliti.Setelah melewati Waktu yang cukup lama, Riko dan Rehan kembali ke ruangan Tunggu.Mereka belum bisa bernafas lega karena sekali lagi harus menunggu hasil dari pemeriksaan Rehan.Saat ini, Dinda dan Riko membawa Rehan masuk keruangan Calia. Dimana Caila sedang berbaring lemah dan mulai membuka matanya."Mama.." Calia langsung memanggil Dinda."Papa.." Calia menangis saat melihat Riko. Mungkin dia kangen karena dua hari ini tidak melihat papanya."Tidak apa-apa Pak, boleh kok di gendong." Saran Seorang suster.Riko langsung mengambil Calia dan menggendongnya."Cup.. cup.. sayang. Lihat, itu siapa yang datang coba? Paman Rehan..." Riko menunjuk Rehan yang kini mendekat."Calia.. Calia baik-baik saja ya?" Rehan berkata sambil meneteskan air mata. Dia cepat mengusap air matanya dan memberi ciuman pada dahi Calia."Anak pintar, tidak boleh membuat mama dan papa sedih ya? Calia pasti sembuh kok."Calia t
Kabar dari Dokter Edward langsung membuat Rehan bersemangat.Dia seketika berdiri dan menepuk dadanya dengan sombong."Sudah kukatakan, aku ini sehat wal'afiat. Terbukti, kan? Ini adalah khasiat memakan masakan Ibu setiap hari. Daun singkong dan sayur-sayuran hijau." Kelakar Rehan.Dia ingat bagaimana ibunya terus memasak sayuran hijau setiap hari. Kadang Rehan protes karena bosen."Sayuran itu membuat tubuh sehat, Rehan. Cepat dimakan! Nggak usah bawel!" Tegas Bu Marni kala itu, setiap saat Rehan protes.Jadi meskipun Bu Marni memasak daging atau ikan, sayur hijau tidak pernah ketinggalan. Lalu dia akan marah jika anak-anaknya tidak mau memakannya.Semua orang bisa tersenyum sekarang.Tanpa menunggu lagi, Dokter Edward membawa Rehan ke sebuah ruangan khusus dan Rehan diserahkan kepada dokter ahlinya untuk memulai proses pengambilan sumsum tulang belakangnya.Prosedur aspirasi sumsum tulang biasanya dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam, khususnya konsultan hematologi dan onk
Setelah transplantasi sumsum tulang, sel-sel induk baru yang memasuki tubuh akan melakukan perjalanan melalui darah ke sumsum tulang. Pada waktunya, sel-sel induk ini akan berkembang biak dan membuat sel darah baru yang sehat, yang disebut engraftment dalam tubuh Calia.Dan ini, rupanya belum akhir dari penderitaan Calia.Dokter mengatakan jika Calia masih memerlukan beberapa minggu sebelum jumlah sel darah dalam tubuh mulai kembali normal. Pada beberapa orang, mungkin malah diperlukan waktu lebih lama. Calia masih akan menjalani tes darah dan tes lain untuk memantau kondisi dan mungkin memerlukan obat untuk mengatasi komplikasi, seperti mual dan diare yang akan diderita Calia setelah proses Transplantasi.Calia masih akan tetap berada di bawah perawatan medis yang ketat. Dikhawatirkan jika Calia bisa saja mengalami infeksi atau komplikasi lain, maka dari itu, Calia masih diharuskan untuk tinggal di rumah sakit selama beberapa hari sampai dokter menyatakan jika Calia diperbolehkan unt
Bu Marni yang hanyalah seorang dari desa, dia yang pernah hidup penuh kekurangan dan juga pernah mendapatkan banyak hinaan. Tetapi dia tidak gagal dalam mendidik anak-anaknya. Meskipun dia sekarang menjadi seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya, tetapi dia bisa mendidik anak-anaknya menjadi anak yang berbakti dan penuh pengertian. Fiah, Rehan dan juga Nita. Hati mereka penuh kebaikan dan hidup mereka tidak kurang kasih sayang.Lalu pernikahan Dinda dengan Riko membuat mereka kembali mempunyai jalinan keluarga dari keluarga besar Riko.Meskipun saat Calia kritis, mereka belum bisa datang, tapi pada akhirnya ibunda Riko pun datang juga untuk memberi dukungan kepada mereka. Walaupun hanya bisa beberapa hari disana, tetapi doa tulus dari mereka pun juga membuat semangat tersendiri bagi Riko dan Dinda. Sudah lebih dari dua minggu lamanya Calia berada di rumah sakit, hari ini dokter Edward menyampaikan jika Calia sudah diperbolehkan untuk pulang.“Calia sudah diperbolehkan untuk p
(Karena beberapa pembaca meminta scan Mbak Silvia lahiran, jadi author terpaksa menulis kilas balik)—Perut Silvia sudah mulai membesar, sementara Farhan semakin hari semakin berdebar menantikan hari persalinan istrinya yang mulai dekat.Awalnya mereka sepakat untuk melakukan operasi saja untuk proses persalinannya. Tapi setelah berpikir ulang, tiba-tiba Silvia membatalkannya dan ingin melahirkan secara normal saja.Rupanya, dia dari menggosip dengan beberapa tetangga."Mbak Silvia, nanti rencananya mau Caesar atau Normal mbak, lahirannya?" Tanya satu ibu saat mereka merubungi Amang tukang sayur."Rencananya mau Cesar ini Bu, Ibu." Jawabnya sambil mengelus perutnya yang sudah membesar."Ya pasti Cesar lah ya, mbak?" Satu ibu ibu-lainnya menyela pembicaraan.Satu lainnya ikut berbicara juga. "Mbak Silvia itu sekarang kan banyak uang. Jadi pasti lah persalinannya akan di Operasi. Biar nggak perlu ngeden, nggak perlu ngerasain kontraksi sampai guling-guling. Bener banget itu Mbak Silvi
Pukul 03:30 dini hari. Mereka telah tiba di rumah sakit.Ibu ikut serta, tapi Pak Wibowo tidak diperbolehkan untuk ikut. Ibu juga sudah gercep menelpon Mia dan juga Dinda, mengabarkan jika Mbak Silvia mereka akan melahirkan.Mia belum bisa hadir karena si kembar rupanya sedang rewel seharian tadi. Sementara Dinda langsung meluncur diantar oleh suaminya. Calia ditinggal bersama Fiah di rumah.Dokter Airin sudah nampak di depan sana menyambut kedatangan mereka. Tadi saat dia terjaga, dokter Airin melihat belasan panggilan tak terjawab dari Farhan. Dokter Airin langsung memanggil balik Nomor Farhan. Setelah tau jika Silvia hendak melahirkan, Dokter Airin segera pergi ke rumah sakit.Meskipun sebenarnya ini bukan jadwalnya, tetapi Silvia adalah tanggung jawabnya. Jadi Dokter Airin yang akan menangani Proses Persalinan Silvia.Setelah Dokter memeriksa dan memastikan jika Silvia memang akan melahirkan, Silvia kemudian dimasukkan ke dalam ruangan khusus persalinan, dan Farhan diminta untuk
Anak kembar memang selalu menarik perhatian banyak orang. Kehidupan dua anak yang sudah bersama sejak masih dalam kandungan memang unik. Di mana mereka biasanya akan mengalami tahapan kehidupan yang relatif selalu sama dan berbarengan. Namun, akan berbeda cerita jika anak yang kembar adalah laki-laki dan perempuan. Pasalnya, anak kembar laki-laki dan perempuan memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan anak kembar berjenis kelamin sama.Contohnya Azam dan Azura. Anak kembar milik Gara Mahendra dan Mia.Di Usia mereka yang sudah menginjak ke-lima tahun. Ada perbedaan yang mencolok dari keduanya.Azam cenderung memiliki sikap lembut dan murah senyum, Tatapannya selalu teduh. Sementara Azura, meskipun dia terlahir sebagai anak perempuan, wataknya keras dengan tatapan mata yang tajam dan tegas.Bahkan dia tidak segan-segan membanting barang jika marah, dan pernah memukul Azam hingga Azam menangis hanya karena berebut mainan.Ini cenderung sedikit aneh bagi mereka. Siapa yang menurun