Share

108. Perang Dingin Ibu dan Anak

Keesokan harinya, tepatnya pagi hari saat Nadina baru saja menginjakkan kakinya di dapur berusaha setegar mungkin dan mengatur dirinya sendiri untuk bertemu sang umi, tiba-tiba Aminah menoleh namun kembali mengalihkan pandangan.

“Assalamualaikum, Umi!” sapa Nadina lalu beranjak menuju sisi sang umi dan hendak meraih beberapa peralatan dapur untuk membantu uminya itu menyiapkan makanan.

“Waalaikumsalam. Bagaimana kabarmu, Nadina? Semua baik-baik saja?” sahut Aminah terdengar dingin. Sangat jauh berbeda dengan Aminah yang selama ini Nadina kenal.

“Alhamdulillah baik, Umi. Umi dan Abi juga baik-baik saja bukan?” balas Nadina balik bertanya sembari menoleh ke arah Aminah.

Wanita paruh baya itu tampak sedikit melirik ke arah Nadina namun dengan cepat kembali mengubah pandangannya.

“Entahlah, Nadina. Semoga saja begitu!” celetuk Aminah sembari berjalan menjauh dari Nadina menuju meja makan.

Sudut mata wanita itu seketika menangkap Nadhif yang rupanya sejak tadi mengekor Nadina.

“Abim
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status