Share

21. Karena Semalam

“Kenapa Mas Nadhif tersenyum seperti itu? Mas Nadhif mau meledek Nadina?” sergah Nadina menatap tajam mata Nadhif.

Nadhif sejenak menundukkan pandangannya lalu kembali tersenyum kepada Nadina bersamaan dengan diangkatnya tisu itu dari bibirnya.

“Tidak, tidak apa-apa. Maaf karena membangunkanmu dengan begitu mengejutkan,” sahut Nadhif.

“Tangan Mas Nadhif sakit?” Nadhif dengan cepat menggeleng. Karena benar meskipun tangannya itu telah sekian jam menjadi bantal tidur Nadina, namun keajaiban datang dan tak membuatnya merasakan sakit atau lelah.

“Kalau begitu pasti bibirnya sakit?!” lanjut Nadina.

“Tidak, Nadina. Saya baik-baik saja. Sungguh. Kamu tidak perlu khawatir. Semua baik-baik saja. Bagaimana dengan kamu? Ada yang sakit?” tanya Nadhif mengingat jika kepala sang istri juga sempat terantuk.

“Tidak ada. Nadina mau ke kamar mandi saja dulu, Mas Nadhif jangan ke sana!” segah Nadina tampak sedikit panik lalu pergi ke dalam toilet segera.

Nadhif sebentar menyunggingkan senyuman.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status