Share

56. Rumor Masa Lalu

“Saya hanya ingin kamu yakin kepada saya, Nadina. Kita memang tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Tidak seharusnya kita berprasangka buruk atas kedatangannya. Tetapi saya ingin kamu yakin jika saya akan selalu memilih kamu.”

Nadina menarik napasnya panjang sebelum akhirnya mengangguk sembari menghapus air matanya.

“Apakah saya bisa menandatanganinya sekarang?” tanya Nadhif.

“Mas Nadhif belum menandatanganinya? Nadina pikir sore tadi mas sudah tanda tangani semua berkasnya,” ujar Nadina.

“Belum, Nadina. Saya tidak bisa tenang menandatanganinya jika belum berbicara denganmu, Nadina.” Nadhif kembali menatap sang istri.

“Sekarang Mas Nadhif bisa menandatanganinya, Nadina baik-baik saja,” ujar Nadina lalu menggeser bolpoin dan berkas itu ke dekat Nadhif.

Pemuda itu tampak sebentar mengamati wajah Nadina yang sedikit memandangnya getir sebelum akhirnya mengisi kolom kosong di sana dengan tanda tangan miliknya.

“Kenapa rasanya perih? Apa yang terjadi padamu, Nadina? Bukankah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status