Share

23. Kegelisahan Gery (Bagian B)

23. Kegelisahan Gery (Bagian B)

"Tapi aku menantu laki-laki," balasnya sewot.

"Iya, nih, kamu jangan ikut campur." Kak Ambar ikut-ikutan, demi membela suami tidak berfaedahnya itu.

"Halah, cuma menantu laki-laki saja bangga. Suamiku itu, yang anak laki-laki Ibu satu-satunya saja biasa saja tuh!" kataku menyeringai.

Suami istri yang minim akhlak itu terdiam sambil berpandangan. Lihat kan? Kalau aku mau saja, mereka bisa tidak berkutik ku buat.

"Sudah-sudah," kata Ibu pelan.

"Ya sudah, pokoknya Ibu harus menambah orang untuk jaga malam," tegasku. "Jangan mengharapkan sesuatu yang tidak bisa diharapkan, Bu!" tegasku lagi, sambil ku sunggingkan senyum mengejek ke arah Bang Gery.

"Maksud kamu apa? Aku tidak bisa diharapkan? Begitu?" Dengan nada geram Bang Gery bertanya beruntun padaku.

"Hah? Siapa yang bilang Abang tidak bisa diharapkan? Loh, Abang merasa?" jawabku santai sambil mengejek. “Ya kalau memang merasa, Alhamdulillah. Berarti Abang memang masih punya hati nurani,” lanjutk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status