Share

44. Kejujuran (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas

44. Kejujuran (Bagian A)

"Ini, Ibu makan dulu. Kita belum sempat makan tadi kan?" kata Kak Ambar sambil membawa sepiring nasi goreng yang masih mengepulkan asapnya.

Harum nasi goreng menusuk hidungku, langsung sukses membuat aku lapar. Aku melirik Kak Ambar, dia menyerahkan nasi goreng itu kepada Ibu dan menduduki sisi ranjang yang sama dengan Bang Galuh.

"Cuma satu, Kak?" tanyaku padanya.

"Banyak, di dapur sana," katanya tanpa menatapku.

"Oke, Abang mau?" tanyaku bersemangat.

Yes!

Makan nasi goreng dalam keadaan lapar malam-malam, adalah salah satu kenikmatan duniawi yang haqiqi. Masa bodoh dengan diet! Besok-besok bisa di ulangi lagi.

"Mau, Dek. Sepiring berdua aja, suapin ya," ucapnya sambil nyengir.

Aku bergegas menuju dapur dan mengambil sepiring nasi goreng, tak lupa seteko air turut ku bawa ke kamar Ibu. Untung saja kamar Ibu adalah kamar utama di rumah ini, luasnya hampir seperti luas ruang tamu. Jadi kami bisa leluasa bergerak di dalam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status