Yang ada di ruangan tersebut pun, menjadi bingung dengan nama yang disebutkan oleh Baron. Terlihat, dari semua ekspresi yang ditimbulkan ketika Baron menyebutkan nama itu, hanya Chandra yang terlihat begitu panik. Bahkan, ia tidak bisa menahan keringat dingin di wajahnya.“Siapa itu, Baron?” tanya Aghnia. Baron melirik Aghnia dan tersenyum, lalu Baron kembali melihat ke arah Chandra, “Kenapa, Pak Chandra? Apa, nama itu sering terdengar oleh Bapak sebelumnya?”“Si-siapa itu? Siapa yang kamu sebutkan itu? Aku, tidak pernah mendengarnya!” sanggah Chandra. Lalu, Baron menunjuk ke dokumen itu dan Aghnia seperti menangkap yang dimaksud Baron, lalu Aghnia menemukan nama Widya Gunawan sebagai rekening yang menerima transfer. Wajah Aghnia pun menunjukkan rasa terkejutnya. Aghnia, bahkan tidak bisa menutupi ekspresi terkejutnya, “Widya Gunawan, nama itu ada di dokumen ini? Bagaimana caranya, Baron bisa menemukan ini?”“Bu Aghnia, apa yang tertulis di sana?” tanya Baron, Aghnia pun melihat
Wajah Baron menunjukkan rasa cemburu yang terpancar dari dirinya. Dikarenakan, Aghnia justru lebih memprioritaskan rasa terima kasihnya ke Arya. Padahal, Baron yang sudah melakukan semuanya, jika bukan karena Baron korupsi yang dilakukan oleh Chandra dan istrinya akan terus terjadi. Arya pun melihat Baron, dia sadar bahwa Baron lah yang membawa dokumen itu ke Aghnia. Tapi, Baron tidak mendapatkan rasa terima kasih itu dari Aghnia, “Maaf, Bu. Tapi, Mas Baron yang sudah membawa dokumen itu,” ucap Arya membela Arya. Aghnia menoleh ke Baron, “Terima kasih,” hanya itu saja yang dikeluarkan dari mulut Aghnia, bahkan rasanya seperti tidak ada rasa ikhlas hanya sekedar formalitas bagi Aghnia untuk berterima kasih kepada Baron. Baron merasa seperti hanya dibutuhkan disaat-saat tertentu saja, tapi Baron membalas ucapan Aghnia dengan senyumannya, “Bukan masalah, Bu. Itu sudah menjadi tugas saya.” Hati Aghnia terasa terguncang dengan senyuman Baron, mungkin terlihat seperti senyuman yang sew
Baron yang sedang ditarik oleh kedua wanita tercantik di perusahaan Hasya Company pun menjadi pusat perhatian, bagaimana tidak? Baron, yang secara status di perusahaan hanya sebagai OB bisa diperebutkan oleh CEO dan Sekretarisnya. Di lobi pun menjadi cukup ramai orang, “Eh, itu ada apa?” tanya salah satu pegawai perempuan, “Gak tahu, kayaknya sih ngerebutin OB viral itu,” jawab resepsionis. Aghnia melihat Miya dengan sedikit sinis, “Lepaskan tangan Baron, sekarang!” perintah Aghnia. Miya pun membalas perintah Aghnia dengan pertanyaan yang cukup sulit dijawab oleh Aghnia, “Kenapa memangnya, Bu? Apa salah saya makan siang dengan Baron?” “Jelas sekali salah!” tegas Aghnia, “Dimana letak salahnya, Bu?” tanya Miya. Aghnia tertegun dengan pertanyaan Miya, ia ingin menjawab apa yang dipertanyakan oleh Miya. Akan tetapi, Aghnia masih belum sudi menganggap Baron sebagai suaminya di publik.“Kenapa situasinya seperti ini?” batin Baron.“Miya, apa kamu lupa kita ada meeting? Sebaiknya kamu
V Security Group, merupakan anak perusahaan dari Vigo Industry. Dimana, V Security Group bergerak dalam penyediaan jasa bodyguard dan juga tim keamanan bagi beberapa perusahaan serta konglomerat yang ada. V Security Group juga memiliki 1000 bodyguard yang bisa mereka sediakan, ada juga beberapa kelas tergantung dari level kekuatan mereka.“Melawan mereka? Hahaha! Jangan bodoh, kamu!” ucap Vanessa yang tertawa meremehkan Baron, “Mereka itu, adalah Bodyguard level S! Bodyguard yang bertugas melindungi para pejabat dan juga konglomerat terkenal! Kamu, tidak akan pernah bisa menang melawan mereka!” sambung Vanessa. Bodyguard Level S? Lelucon b*d*h yang pernah Baron dengar, menyombongkan hal seperti itu di depan orang yang menjadi kunci kemenangan dalam Pertempuran Agung? Miya tidak tahu apa yang terjadi, secara tiba-tiba, Baron ingin melawan pasukan bodyguard dari V Security Group, yang terkenal dengan kehebatan mereka dalam melindungi klien mereka. Bahkan, mereka semua dibekali denga
Dua orang wanita yang sedang disandera, dan masing-masing yang menyandera pun saling melihat, “Turunkan senjatamu, b*jing*n!” katanya. Baron pun hanya menatap dan semakin mendekatkan pistol itu ke kepala Vanessa, “Kamu, yang memulai, kan?” tanya Baron.“Si*l! Dia, benar-benar nekat!” batinnya, “Apa, kamu tahu siapa itu Nyonya Vanessa? Jika, dia dalam bahaya maka keluargamu juga akan dalam bahaya!” Baron, hanya menatap dingin pria tersebut dan Baron melirik ke arah Miya yang mulai menangis. Miya, sangat panik karena nyawanya ada di ujung tanduk.“Jangan menangis, Miya! Dia, tidak akan berani melakukan hal itu! Vanessa, sedang aku sandera jadi kedudukannya aku jauh lebih tinggi!” kata Baron. Miya hanya mengangguk sambil menangis, lalu Baron pun berbisik pada Vanessa, “Suruh dia lepaskan Miya, lalu Kamu akan Aku lepaskan!” bisik Baron. Vanessa hanya tersenyum saja, seakan-akan ia bisa lepas dari jeratan Baron. Baron, melihat Vanessa yang tersenyum membuat pikirannya berpikir. Bahw
Vanessa mendekatkan wajahnya ke Baron, bahkan nafas Baron bisa terasa di muka Vanessa.“Bagaimana, Baron? Menggiurkan, bukan? Bergabung dengan Hasya Company tidak akan pernah bisa menaikkan derajatmu. Tapi, di V Security Group, Aku yakin hanya dengan beberapa bulan, kamu dapat merasakan pundi-pundi uang!” Baron menatap Vanessa dengan pandangan yang teduh, bahkan Vanessa pun sempat terlintas untuk memiliki Baron sebagai miliknya.“Apa, dia ini sedang mengajakku bergabung ke perusahaan dari keluarga yang aku benci?” batin Baron, Vanessa yang juga menatap Baron pun berbicara dalam hatinya, “Tidak ada yang tidak bisa kumiliki. Terutama Kamu, Baron, akan Aku jadikan kamu milikku!” Baron menarik dirinya dan melepaskan tangan Vanessa dari kerah bajunya.“Maaf, Bu Vanessa. Tapi, saya tidak bisa mengabulkan keinginan, Bu Vanessa!” tolak Baron. Vanessa terkejut, karena baru kali ini ada pria yang menolak permintaannya, “Apa, kamu baru saja menolak tawaranku?” tanya Vanessa dengan wajah yang
Dokter Bosconovitch tertegun melihat Baron, dan Dokter Bosconovitch mempertanyakan identitas Baron.“Aku, hanya pasien Anda,” kata Baron. Dokter Bosconovitch menggelengkan kepalanya dengan sangat pelan, “Anda, bisa tiduran!” lalu Dokter Bosconovitch pun mengecek detak jantung Baron.“Selama hidupku, aku tidak pernah melihat luka separah ini. Tapi, orang yang memiliki luka ini masih hidup dengan baik di depanku, bagaimana mungkin. Aku, tidak mempertanyakan dirimu?” celetuk Dokter Bosconovitch. Baron hanya tertawa karena bahasa Indonesia dari Dokter Bosconovitch masih memiliki aksen Rusia.“Dokter, saya bisa berbahasa Rusia. Jadi, gunakanlah bahasa itu, rasanya sedikit aneh jika Dokter berbicara dengan aksen Rusia,” ucap Baron. Dokter Bosconovitch juga tertawa karena ucapan Baron, sampai ia terhenti di area luka yang dirasakan oleh Baron.“Di sini?” tanya Dokter Bosconovitch, “Benar, di sana,” jawab Baron sambil mengangguk. Lalu, saat dokter Bosconovitch memeriksa area Baron yang m
Dokter Bosconovitch, tertegun mendengar pengakuan Baron. Awalna, Dokter Bosconovitch tidak percaya dengan ucapan Baron dan menganggapnya sebagai bualan.“Tidak mungkin, tidak mungkin kamu seorang pemimpin pasukan dari Nebesa!” bantah Dokter Bosconovitch. Baron mengangguk dan memahami apa yang dibicarakan oleh Dokter Bosconovitch, dan juga alasannya membantah pengakuan Baron, “Itu, bisa Aku pahami. Jadi, wajah saja jika Dokter Bosconovitch tidak percaya denganku.” Tapi, Dokter Bosconovitch juga merasakan sesuatu yang berbeda dari Baron. Karena, ia belum pernah merasakan hawa seperti itu dari orang lain. Bahkan, teror di medan perang pun masih belum mengalahkan aura yang dibawa oleh Baron.“Bagaimana ini, dia mengakui dirinya sebagai pemimpin pasukan. Tapi, apa ucapannya bisa dipercaya?” batin Dokter Bosconovitch yang semakin bingung. Baron juga merasakan ada sedikit kebingungan dari Dokter Bosconovitch, hingga Baron mengatakan untuk lain kali menghubungi beberapa rekannya yang masi