Persidangan dimulai dengan membacakan dakwaan terhadap Baron, mengenai keterlibatan Lucas dalam penyerangan Baron dalam sel, “Dakwaan, terhadap saudara Lucas Vigo mengenai keterlibatan saudara Lucas dalam penyerangan saudara Baron yang dilakukan oleh oknum kepolisian!” Lucas dengan mimik muka sombong pun mendengus mendengar dakwaan terhadap dirinya, “Saudara Baron, silahkan berikan kejelasan!” perintah Hakim ketua. Baron mengambil mendekat ke arah microphone lalu memberikan keterangan, “Terima kasih, Yang Mulia. Saya akan memberikan keterangan, saat saya dibawa oleh Polisi, saya mendapatkan kekerasan, mereka melakukannya di area yang sepi, lalu tepat setelah saya dimasukkan ke dalam penjara, Lucas datang dan mengolok-olok saya. Saya juga, mendapatkan penyerangan saat dalam penjara yaitu 2 orang dengan menggunakan sabun yang dibungkus oleh handuk. Jika terkena itu, maka tidak akan meninggalkan bekas luka lebam,” tutur Baron. Para penuntut umum pun menanyakan mengenai kebenaran ucap
Palu pun diangkat kembali, “Tamatlah riwayatmu Baron! Aku benar-benar tidak sabar untuk melihatmu mendekam di penjara dalam waktu yang lama!” batin Lucas dengan sangat senang. Tapi, palunya kembali terhenti ketika para wartawan menerobos masuk, “Pak Lucas! Tolong jelaskan video ini! Apa benar, Anda adalah dalang dari kasus bom kemarin?!” Lucas langsung terbelalak dan berteriak, “APA?!” Para wartawan membanjiri pertanyaan kepada Lucas, “Pak Lucas, apa benar Anda juga orang yang memiliki bisnis ilegal? Bapak menjalankan sebuah tempat klub dengan berdagang n*rkoba disana?!” Lucas sudah seperti orang yang terombang-ambing di lautan, dirinya tidak bisa pergi kemana-mana. Para Hakim pun terkejut karena para wartawan yang berdesakan masuk untuk menanyakan kebenaran kepada Lucas, “Ada apa ini?” Kemudian, di seluruh ponsel orang yang ada di sana tersiarkan sebuah berita mengenai bisnis haram yang dijalankan oleh Lucas, “Berita apa ini?”“Bagaimana mereka bisa tahu semuanya?! Tidak, ad
Baron yang awalnya tidak menunjukkan ekspresi pun langsung tersenyum lebar, “Enggak mau!” kata Baron sembari tersenyum geli melihat Lucas menggonggong.“A-apa? Apa yang kamu katakan, Baron?! Aku sudah melakukan apa yang kamu mau tapi, berani sekali kau membohongiku!” kata Lucas dengan suara yang parau dan nadanya naik turun.“Bagaimana, ya? Soalnya tidak ada untungnya juga aku membantumu. Jadi, aku tidak akan membantumu!” kata Baron yang diselingi tawa. Baron bukan hanya mempermalukan Lucas, melainkan Baron juga membuat harga diri Lucas diinjak-injak oleh dirinya sendiri. Lucas hanya menatap kosong Baron dan para wartawan pun mulai merekam saat Lucas menggonggong kepada Baron, “Pak Lucas, dia tadi menggonggong?”“Wow, itu akan menjadi berita besar, Lucas. Seorang pria kaya dari keluarga Vigo menggonggong untuk diampuni? Kira-kira, apa reaksi yang akan ditunjukkan oleh keluargamu, ya?” tanya Baron. Lucas sudah dibodohi oleh Baron, orang yang dulu sangat mudah dihancurkan kini semua
Di sebuah Negeri berdiri seorang yang ditakuti oleh militer di seluruh Negara. Orang dari Asia yang mampu menguasai Eropa dalam pertempuran Agung. Dialah sang Jendral Theos Yang Agung, Baron Vasilias. Di belakang Baron, berdiri barisan para tentara yang sudah menyelesaikan tugasnya, Baron membalikkan badannya dan para tentara itu memberi hormat kepada Baron.Sebelum menjadi sosok jenderal yang ditakuti dan disegani, Baron hanya seorang menantu tak berguna yang selalu diinjak-injak oleh keluarga istrinya.Dulu, di kediaman keluarga Hasya, Baron sering diperlakukan tidak manusiawi. Bahkan, mereka memberi makan Baron dengan nampan dan piring yang biasanya diberikan pada Anjing. Tak hanya itu, ia bahkan dianggap oleh lingkungannya sebagai anak haram yang dibuang oleh keluarganya sendiri.Sampai akhirnya keburukan nasibnya memuncak. Di dalam sebuah kamar, semua keluarga istrinya melihat Baron dan seorang wanita yang merupakan sahabat istrinya tengah berada di satu ranjang dengan tanpa b
Di saat Baron sedang melihat Aghnia yang terbaring, ia dikejutkan dengan hadirnya sosok yang ia benci selama ini. “Siapa kau?” tanya seorang pria yang datang dengan membawa istrinya, serta ada dua orang pasangan tua di belakangnya.“Suara itu?!” Baron menggetarkan giginya dan melihat ke arah suara tersebut berasal.“Mereka!” batin Baron.“Baron?!” ucap pria tersebut yang tidak lain adalah Ivan Hasya serta istrinya. Keterkejutan mereka melihat Baron yang datang dengan sosok yang berbeda, membuat mereka syok. Dan, pandangan Baron yang dulunya seperti pria polos kini berubah menjadi tegas dan berwibawa.“Kau! Kenapa kau ada di sini, Baron?!” tanya Ivan.“Kenapa? Apa aku harus memilih alasan yang jelas untuk itu?” jawab Baron sambil menunjukkan ke arah Aghnia.“Istriku! Aghnia Hasya! Dia terbaring di sana dan kamu masih bertanya untuk apa aku disini, Ivan?!” Tiba-tiba sebuah tamparan melayang keras di wajah Baron, akan tetapi wajah Baron cukup keras alhasil tangan dari Jessica lah ya
Terdengar suara dari Aghnia yang memanggil nama Baron secara berulang-ulang, hal itu jelas membuat Baron terkejut karena orang yang dicari pertama kali oleh Aghnia adalah dirinya. “Aghnia?” Baron langsung melihat ke arah Aghnia yang sedang terbaring, ia dikejutkan dengan Aghnia yang sadar namun sepertinya belum sepenuhnya Aghnia sadar. Baron menghampiri Aghnia dengan pelan-pelan, karena ia masih tidak menyangka bahwa ia akan bertemu lagi dengan istrinya setelah sekian lama terpisahkan.“A-aghnia…” Baron kini sudah ada di sisi Aghnia, dan ia melihat Aghnia yang setengah sadar dan sayup-sayup terdengar suara Aghnia yang masih memanggil nama Baron.“B-baron?” Aghnia mencoba untuk memproses ingatannya, tapi sosok Baron yang ia pikirkan jauh berubah dengan yang sekarang, kini sudah berdiri Baron dengan wajah yang sedih. Baron memeluk Aghnia dengan cukup erat.“Aghnia! Aku kembali, aku kembali Aghnia!” Dengan tangan yang masih lemah, Aghnia memeluk Baron sambil ia menangis.“Dasar,
Beberapa hari berlalu, Baron yang tengah bersiap untuk menjemput Aghnia di rumah sakit dan membawanya ke rumah keluarga Hasya diberitahu oleh Nolan bahwa Baron akan diberikan sebuah black card yang akan digunakan oleh Baron.“Jendral, ini adalah black card yang bisa Jendral gunakan nantinya, tapi jika Jendral membutuhkan untuk uang cash dengan jumlah yang besar, Jendral bisa menghubungi saya!” ucap Nolan sembari memberikan black card kepada Baron. Baron melihat black card itu dan menyimpannya, kemudian Baron berpikir sejenak, tentang membawa Aghnia ke keluarga Hasya atau ke kediamannya. Meskipun, Baron sudah memutuskan untuk menghancurkan keluarga Hasya dari dalam.“Apa yang harus aku lakukan? Membawa Aghnia kemari atau membawa Aghnia ke keluarga Hasya, tapi bagaimana aku menjelaskan ini semua? Rasanya, tidak akan mungkin untuk saat ini, setidaknya aku harus kembali ke kediaman keluarga Hasya!” batin Baron.“Jendral? Apa yang sedang Jendral pikirkan?” tanya Nolan dengan keheranan.“
Sebuah penghinaan bagi Baron Sang Jendral harus bersujud dan memohon kepada keluarga Hasya yang sudah membuangnya terutama Ivan yang paling ia benci. "Bersujud? Kepada keluarga yang sudah membuangku, dan sekarang aku harus bersujud demi tempat di keluarga Hasya?" Niat Baron hanyalah untuk bersama lagi dengan istrinya bukan keluarga istrinya, namun sayang niat Baron malah dimanfaatkan oleh Ivan yang ingin sekali merendahkan Baron serendah-rendahnya. "Ayo cepat! Katanya kau ingin kembali dengan Aghnia! Ayo memohonlah seperti anjing kepada tuannya!" caci Ivan kepada Baron. "Ayolah! Bukannya dari dulu kau selalu menjilat orang-orang untuk memenangkan hati Aghnia? Kenapa sekarang kau sombong sekali? Atau...sekarang kamu sudah menjadi anjing jalanan!" celetuk Jessica. Baron semakin murka dibuat oleh pasangan itu hingga Baron pun membalas ucapan Jessica. "Tutup mulutmu j*lang! Kau tidak memiliki hak atas penghinaanmu kepadaku!" ujar Baron dengan sorot mata tajam ke arah Jessica dan