Beberapa hari berlalu, Baron yang tengah bersiap untuk menjemput Aghnia di rumah sakit dan membawanya ke rumah keluarga Hasya diberitahu oleh Nolan bahwa Baron akan diberikan sebuah black card yang akan digunakan oleh Baron.
“Jendral, ini adalah black card yang bisa Jendral gunakan nantinya, tapi jika Jendral membutuhkan untuk uang cash dengan jumlah yang besar, Jendral bisa menghubungi saya!” ucap Nolan sembari memberikan black card kepada Baron. Baron melihat black card itu dan menyimpannya, kemudian Baron berpikir sejenak, tentang membawa Aghnia ke keluarga Hasya atau ke kediamannya. Meskipun, Baron sudah memutuskan untuk menghancurkan keluarga Hasya dari dalam.“Apa yang harus aku lakukan? Membawa Aghnia kemari atau membawa Aghnia ke keluarga Hasya, tapi bagaimana aku menjelaskan ini semua? Rasanya, tidak akan mungkin untuk saat ini, setidaknya aku harus kembali ke kediaman keluarga Hasya!” batin Baron.“Jendral? Apa yang sedang Jendral pikirkan?” tanya Nolan dengan keheranan.“Tidak ada, lakukan saja tugasmu seperti biasa, aku akan pergi menemui istriku di rumah sakit.” Baron pun pergi ke rumah sakit dengan menggunakan taksi online karena ia tidak ingin terlalu terlihat mencolok. Baron datang dengan pakaian turtleneck dan dipadukan dengan jaket, tampilan itu membuat orang-orang yang melihat Baron Vasilias segan dan insting mereka dengan alaminya mengatakan bahwa Baron bukanlah sosok yang boleh diganggu. Saat membuka pintu kamar rawat Aghnia, Baron mendapati bahwa Aghnia sedang membereskan pakaiannya seorang diri dan tidak ada keluarga Hasya yang lain.“Apa yang sedang kamu pikirkan?” tanya Baron yang ternyata mengejutkan Aghnia.“Astaga, Baron? Aku sedang membereskan pakaian—” Ucapan Aghnia tiba-tiba berhenti dan ia melihat Baron dari kepala hingga kaki.“Ka-kamu ternyata setinggi dan sebesar ini?! Sejak kapan?!” tanya Aghnia. Baron hanya tersenyum dan meletakkan tangannya di Aghnia, lalu Baron membereskan pakaian Aghnia.“Dimana yang lain?” tanya Baron dengan nada yang dingin. Aghnia tahu bahwa nada ini dimaksudkan untuk keluarganya.“Itu sih, ku rasa mereka sedang sibuk!” jawab Aghnia yang terdengar kecewa. Baron setelah selesai merapikan pakaian Aghnia, ia pun mengajak Aghnia untuk pulang dengan memegang tangan Aghnia.“Baiklah, bagaimana kalau kita pulang?” tanya Baron. Aghnia mengangguk dan ia memegang tangan Baron dengan erat.“Sejak kapan tangannya besar sekali? Yah, tapi ini sangat nyaman,” batin Aghnia. Saat mereka sedang berjalan keluar, tiba-tiba Aghnia mendapatkan telpon dari Ivan.“Halo Aghnia! Kau di mana sih?! Kau sudah pulang kan? Cepatlah ke sini!”“Kenapa? Aku baru saja keluar dan kalian tidak ada yang menjemputku!” ujar Aghnia.“Persetan dengan itu semua! Cepat ke sini dasar adik tidak berguna!” Aghnia langsung mematikan telponnya dan Baron paham apa yang membuat Aghnia begitu marah, lalu Baron pun menaruh tangannya di atas kepala Aghnia.“Lupakan itu, aku kan ada di sisimu!” ucap Baron menenangkan Aghnia. Aghnia kembali tersenyum dan mereka pun pulang ke kediaman keluarga Hasya, tapi di sana ada cukup banyak mobil yang terparkir, entah apa yang sedang terjadi tapi perasaan Baron tidak enak karena Aghnia baru saja sembuh.“Ramai sekali,” gumam Baron. Aghnia memasang wajah yang muram, sepertinya Aghnia tahu siapa yang datang. Aghnia menggenggam tangan Baron dengan sangat kuat. Aghnia berjalan dengan langkah yang cepat Baron pun mengimbangi langkah Aghnia, saat mereka masuk Baron melihat sudah ada keluarga Hasya dengan beberapa orang.“Itu dia, dia sudah datang! Kenapa, kamu kesini Baron?” tanya Sophie dengan memasang wajah senyum palsunya.“Ah, semuanya perkenalkan ini adalah Aghnia Hasya, dan dia akan kami jodohkan dengan keluarga Vigo!” ucap Ivan. Mereka yang dtaang berjumlah sekitar 5 orang, dan itu merupakan teman dekat dari Joshua, jelas berita itu membuat mereka bangga karena setelah itu mereka juga akan mendapatkan koneksi yang lebih tinggi lagi.“Wah, beruntung sekali Joshua akan mendapatkan menantu dari keluarga Vigo!”“Itu benar sekali, andai saja anakku itu sudah cukup umur. Tapi, siapa pria besar itu?” ucap seorang pria yang melihat ke arah Baron.“Jangan pikirkan dia, dia hanya seorang pengganggu saja. Tidak penting bagi kita semua!” ucap Joshua. Mata Baron menatap tajam ke arah Joshua, tapi saat Baron menatap ke arah Sophie ia melihat Sophie yang tersenyum tipis ke arahnya.“Apa maksudnya ini, ayah?!” tanya Aghnia.“Apa Maksudnya? Jelas kamu akan melanjutkan pertunangan dengan keluarga Vigo!” Joshua mengatakan hal tersebut di depan Baron yang secara sah masih merupakan suami dari Aghnia. Tamu-tamu keluarga Hasya pun melihat ke arah Aghnia yang seakan-akan tidak setuju dengan perjodohan tersebut.“Joshua, kenapa anakmu marah?”“Bukan apa-apa, dia masih labil maklum dia mengalami pubertas yang terlambat! Aghnia, kamu harus mengikuti kata-kata ayah!” ucap Joshua dengan meninggikan nadanya.“Aku tidak ingin menikah dengan siapapun! Dia, dia adalah suamiku!” ucap Aghnia sambil menunjuk Baron.“Dan untuk tamunya ayah, aku mohon kalian segera pergi dari sini! Tidak ada perjodohan dengan keluarga Vigo dan keluarga Hasya!” ucap Aghnia. Jelas, disituasi itu semuanya merasa terpojok. Tapi, sedari dulu Aghnia memiliki kebebasan untuk berbicara hanya sedikit di keluarga Hasya, yang mengartikan bahwa Aghnia hanya bisa mengikuti. Tapi, Aghnia saat ini ada Baron maka ia berani untuk melawan. Baron pun paham dengan situasi ini, tapi tanpa disadari oleh Baron aura yang ia pancarkan kembali keluar. Tamunya Joshua pun pergi karena situasi ini merupakan masalah keluarga dan juga, ada sedikit rasa tidak nyaman karena Baron memandangi mereka dengan lirikan mata tanpa pergerakan kepala.“Tunggu sebentar! Ini hanya sebuah kesalahpahaman kecil!” ucap Joshua.“Joshua, sepertinya di sini semakin memanas, hubungi kita saja kalau memang terjadi pertunangan!” Saat mereka melewati Baron, mereka merasakan bahwa Baron mengeluarkan aura yang mengancam.“Apa itu tadi?!” Melihat itu, Ivan kembali tersulut emosinya dan ia meledak-ledak dengan suara lantang.“DASAR ADIK TIDAK BERGUNA! KAU INI DARI DULU MEMANG TIDAK BISA DIANDALKAN!” teriak Ivan. Ivan mengambil sebuah stik golf dan berlari ke arah Aghnia dan berniat memukulkan stik golf itu ke Aghnia. Baron sempat melihat ke arah keluarga Hasya, tapi di sana Sophie kembali tersenyum dan daritadi Sophie sama sekali tidak berbicara untuk membela. Saat stik golf itu akan mengenai Aghnia, Aghnia menutup matanya dan stik golf itu tidka mengenainya. Aghnia membuka matanya dan melihat Baron yang menahan stik golf itu, terlihat tangan Ivan kesulitan untuk menahannya.“Kamu, masih tidak paham dengan situasinya, ya?” Baron menghempaskan Ivan hingga Ivan terguling di lantai.“Uhuk!”“IVAN!” teriak Jessica.“Kau bisa diam tidak, dari kemarin-kemarin kau terus saja berteriak! Apa kemampuanmu hanya berteriak?!” Ucapan Baron jelas membuat semuanya terkejut, karena dengan gamblangnya Baron menghina Jessica. Saat Baron akan mendekati Ivan, ia tiba-tiba ditahan oleh Aghnia.“Cukup, aku mohon Baron, jangan terlewat batas!” ucap Aghnia sambil memeluk Baron dari belakang. Baron pun sadar, bahwa ia tidak boleh membalasnya sekarang, masih ada cara lain agar Ivan tersiksa."Aku minta maaf atas perlakuanku yang tidak sopan!" Baron meminta maaf karena ia tidak ingin istrinya terlibat banyak masalah. Tentunya perlakuan Baron tidak akan dimaafkan dengan mudahnya, pastinya tindakan Baron membuat keluarga Hasya terkejut dan juga murka. "Setelah apa yang kau lakukan, sekarang kau minta maaf?!" ujar Joshua. Tongkat yang dikenakan oleh Joshua ia pukulkan ke arah Baron dengan keras namun baru sekali saja tongkat itu dipukulkan ke arah Baron, tongkat tersebut langsung rusak dan patah. "Apa sudah selesai?" tanya Baron. "CUKUP!" Aghnia meninggikan suaranya karena ia sudah cukup muak dengan apa yang terjadi di malam ini, ia sudah ratusan kali disuruh untuk menerima pinangan dari keluarga Vigo. “Mau sampai kapan aku harus terus dipaksa untuk menerima orang dari keluarga Vigo itu? Apa kalian semua tidak melihat siapa yang sedang berdiri di depan kalian? Dia Baron Vasilias, suamiku!” Mendengar itu keluarga Hasya pun kembali tersulut emosinya, karena keluarga Hasya terkenal dengan sumbu pendek yang sangat mudah sekali terbakar. Ivan memang tidak terluka parah, dan ia pun kembali memanas dan menyalahkan Aghnia. "APA YANG KAU LAKUKAN, AGHNIA! INI BISA MEMBUAT NAMA KITA TERCORENG! DAN SEHARUSNYA KAMU AJARI SUAMIMU UNTUK LEBIH MENGHORMATI DIRIKU!" bentak Ivan. "Baron adalah suamiku! Dan aku hanya ingin dengan Baron bukan dengan yang lain! Selain itu, bukannya kakak yang lebih sering menyakiti Baron dibanding Baron menyakiti kakak?" “Kep*r*t!” Baron benar-benar dibela oleh Aghnia di depan keluarga Hasya karena Aghnia menginginkan Baron untuk kembali. "Aghnia..." Ivan yang sedari dulu memiliki pikiran yang busuk ia meminta Baron untuk bersujud ke keluarga Hasya. "Baik, jika itu yang kamu inginkan, maka Baron harus bersujud dan memohon untuk hidupnya, dia juga harus meminta maaf atas perlakuannya padaku!" Ini adalah penghinaan bagi sang Jendral!Sebuah penghinaan bagi Baron Sang Jendral harus bersujud dan memohon kepada keluarga Hasya yang sudah membuangnya terutama Ivan yang paling ia benci. "Bersujud? Kepada keluarga yang sudah membuangku, dan sekarang aku harus bersujud demi tempat di keluarga Hasya?" Niat Baron hanyalah untuk bersama lagi dengan istrinya bukan keluarga istrinya, namun sayang niat Baron malah dimanfaatkan oleh Ivan yang ingin sekali merendahkan Baron serendah-rendahnya. "Ayo cepat! Katanya kau ingin kembali dengan Aghnia! Ayo memohonlah seperti anjing kepada tuannya!" caci Ivan kepada Baron. "Ayolah! Bukannya dari dulu kau selalu menjilat orang-orang untuk memenangkan hati Aghnia? Kenapa sekarang kau sombong sekali? Atau...sekarang kamu sudah menjadi anjing jalanan!" celetuk Jessica. Baron semakin murka dibuat oleh pasangan itu hingga Baron pun membalas ucapan Jessica. "Tutup mulutmu j*lang! Kau tidak memiliki hak atas penghinaanmu kepadaku!" ujar Baron dengan sorot mata tajam ke arah Jessica dan
Pada pagi hari buta, Baron sudah terbangun dan Baron tidur di sofa karena Aghnia jelas tidak memperbolehkan Baron untuk tidur seranjang karena ini adalah keinginan dari Aghnia sendiri. Baron menatap ke arah Aghnia yang tertidur menghadap ke Baron, Baron hanya tersenyum dan mengingat hari-hari indah pernikahan mereka. Namun, itu semua langsung Baron hiraukan karena ini masih langkah awal untuk ia bisa bersatu kembali dengan istrinya. Baron pergi ke area balkon dan menatap kota J yang bersinar karena lampu perkotaan, Baron memulai pagi dengan berolahraga calisthenic untuk melatih otot punggungnya. Aghnia terbangun sedikit dan melihat siluet Baron yang sedang melakukan hand stand di besi pembatas balkon."Apa itu?" gumam Aghnia, namun Aghnia tidak mengindahkannya dan kembali tidur. ... Pada pukul 7 pagi, Aghnia sudah rapi menggunakan blazer untuk ia pergi ke kantor dan Baron hanya mengenakan kemeja polos berwarna putih."Baron, kita akan turun secara bersamaan kalau kita turun sen
Emosi Baron jelas memuncak karena orang dari keluarga Vigo datang sendirinya dan ingin membeli perusahaan yang telah dibangun oleh Aghnia bertahun-tahun."Br*ngs*k! Ternyata mereka ingin membeli perusahaan ini hanya karena value yang sudah turun bertahun-tahun! Lagi pula apa yang Aghnia lakukan selama ini? Dia bukan orang yang dengan mudahnya membuat perusahaan mengalami penurunan!" batin Baron. Baron hendak masuk namun ia tertahan karena mendengarkan perbincangan Aghnia dengan seseorang dari keluarga Vigo."Aghnia, aku jujur saja ya padamu. Kau itu bisa mencapai titik ini karena bantuan suamimu itu! Terlepas dari skandal yang ia miliki dia adalah pria yang jenius. Jika aku jadi dirimu, aku akan mencoba menepis semua itu dan tentunya aku akan memperlakukan dia dengan baik!" Baron jelas bingung karena ia belum pernah bertemu dengan wanita itu tapi ia bisa mengenal Baron dengan cukup baik, seakan-akan ia sudah lama mengetahui Baron."Tahu apa kamu soal dia?!" Aghnia meninggikan suara
Wajah Aghnia sempat bingung, karena penggelapan dana di perusahaan Hasya Company merupakan sebuah penghinaan, karena Hasya Company dikenal dengan aturan yang ketat dan tidak segan untuk memecat bahkan memenjarakan orang yang melakukan tindakan kriminal di perusahaan.“Penggelapan dana? Di perusahaan ini?” tanya Aghnia dengan wajah yang tidak percaya dengan Baron.“Iya, seperti yang kamu bilang, orang yang menulis laporan ini mengatakan bahwa memang yang tercatat adalah setengah dari jumlah dana investor, menurut kamu kemana setengahnya? Apa itu hilang begitu saja?” Aghnia masih tidak percaya dengan Baron, bahkan wajahnya menunjukkan bahwa Baron mengatakan hal tersebut tanpa bukti.“Baron, kamu mengatakan itu tanpa hal mendasar! Kamu hanya berspekulasi bahwa ada penggelapan di sini!” ujar Aghnia. Baron pun menyabarkan dirinya karena ia sangat mengerti bagaimana sifat Aghnia yang keras kepala dan juga selalu ingin menang.“Aghnia, jika bukan penggelapan dana lalu apa? Ada alternatif
Mereka semua benar-benar mencari Baron di semua jalanan, bahkan mereka tidak melewatkan tempat-tempat kecil yang memungkinkan untuk Baron bersembunyi.“Di mana dia?! Bisa gawat kalau Bos tahu kita tidak bisa menemukan dia!” Saat Baron melihat sebuah kesempatan dengan menemukan seseorang yang datang sendiri ke tempatnya, Baron langsung menyergap orang itu dari belakang dan melakukan Rear naked choke dan membuat orang itu pingsan dengan seketika. Baron membawa orang itu dan menyembunyikan dia di tong sampah, setelahnya Baron memperhatikan semua kondisi di lingkungan itu, yang dimana tidak memungkinkan untuk Baron menghindari pertarungan. Sebuah jalan yang sempit dan juga padat. Saat Baron sedang memperhatikan, tiba-tiba seseorang dengan pisau lipat menemukan Baron dan menodong Baron dengan pisau kecil itu.“Ketemu juga!” Sebuah tindakan konyol ketika menodong seorang Jendral besar hanya dengan bermodalkan pisau lipat kecil yang tidak ada artinya bagi Baron Vasilias yang sudah meng
Baron pulang dengan Nolan yang berada di bangku kemudi, Nolan sempat melihat ke arah Baron melalui convex mirror. Wajah Baron terlihat begitu kesal dengan beberapa otot wajah yang terlihat jelas.“Wah, sebaiknya aku diam saja. Lagian, Jendral punya masalah pribadi di sini,” batin Nolan. Baron melihat ke arah jalanan yang bisa membuat Baron sedikit tenang, lalu Baron bertanya pada Nolan, “Nolan, apa ada kabar soal pencarian Vanessa?” Dengan melihat convex mirror, Nolan menjawab pertanyaan dari Baron, “Maaf, Jendra. Kami belum menemukan informasi mengenai orang yang dicari oleh Jendral. Tapi, kamu akan berusaha secepat mungkin, kita benar-benar baru di sini.” Baron menganggukkan kepalanya, lantas mereka pun hampir tiba di dekat rumah keluarga Hasya.“Nolan, aku turun di sini saja. Lagian, di depan sana sudah terpantau oleh cctv dan juga ini sudah cukup larut,” ucap Baron dengan menunjuk ke arah rumah keluarga Hasya.“Siap, Jendral!” Baron pun pulang dengan rasa yang kuat untuk men
“Lama tidak bertemu, Baron Vasilias dan Anda pasti Aghnia Hasya!” sapa Laksdya Wirnata dengan penuh hormat dan juga wajah yang berseri.“Wirnata?”“Benar sekali, astaga Saya tidak menyangka bisa bertemu dengan Anda di sini, dan ini istri Anda yang sering Anda ceritakan?” “Iya, dia yang sering aku ceritakan, kenalkan, Aghnia Hasya istri saya yang paling saya cintai!” ucap Baron sembari memperkenalkan Aghnia kepada Laksdya Wirnata, “Halo!”“Ah, salam kenal ternyata memang benar apa yang diucapkan oleh Baron dulu, anda memang sangat cantik!” Wajah Aghnia sempat memerah karena tanpa ia ketahui Baron masih memuji Aghnia di hadapan orang lain. Pemandangan itu, jelas membuat semua yang ada di sana tercengang. Terlebih lagi, Baron belum lama ada di Indonesia, tapi Laksdya Wirnata yang terkenal baru-baru ini mengenal Baron bahkan Aghnia juga.“La-laksdya Wirnata menyapa Baron dan juga Aghnia? Bagaimana mungkin?” batin Sophie dengan wajahnya yang terkejut, “Sophie, apa yang baru saja kulih
Walikota Andre yang melihat semua orang yang ada di sana memberi hormat kepada Baron, bahkan Laksda Wirnata memperingatkan mereka agar tidak memicu perang dengan pasukan yang dipimpin oleh Baron.“W-wirnata, ada apa ini?” tanya Walikota Andre.“Andre….dia bukanlah sosok yang bisa di sentuh sembarangan, sosok Jendral yang memimpin Pertempuran Agung beberapa waktu lalu, pertempuran itu diikuti oleh 5 Negara besar, tapi mereka bisa dikalahkan dalam waktu 1 bulan!” Wajah Walikota Andre memunculkan keringat kecil dan melihat ke arah Baron, Baron menatap balik dan perasaan yang sama di rasakan oleh Walikota Andre. Perbedaan aura dan juga karisma Baron Vasilias yang semakin tinggi, membuat ia bertanya kepada dirinya sendiri, “Apa dia orang yang sama, orang yang tadi aku temui? Kenapa rasanya dia memberikan aura mengancam?” “Juga, Jendral Theos merupakan pemimpin dari 12 Dynami, Batalion yang memuncaki daftar pasukan terkuat!” imbuh Laksdya Wirnata. Dengan wajah Baron yang tidak memuncu