Mereka semua benar-benar mencari Baron di semua jalanan, bahkan mereka tidak melewatkan tempat-tempat kecil yang memungkinkan untuk Baron bersembunyi.
“Di mana dia?! Bisa gawat kalau Bos tahu kita tidak bisa menemukan dia!” Saat Baron melihat sebuah kesempatan dengan menemukan seseorang yang datang sendiri ke tempatnya, Baron langsung menyergap orang itu dari belakang dan melakukan Rear naked choke dan membuat orang itu pingsan dengan seketika. Baron membawa orang itu dan menyembunyikan dia di tong sampah, setelahnya Baron memperhatikan semua kondisi di lingkungan itu, yang dimana tidak memungkinkan untuk Baron menghindari pertarungan. Sebuah jalan yang sempit dan juga padat. Saat Baron sedang memperhatikan, tiba-tiba seseorang dengan pisau lipat menemukan Baron dan menodong Baron dengan pisau kecil itu.“Ketemu juga!” Sebuah tindakan konyol ketika menodong seorang Jendral besar hanya dengan bermodalkan pisau lipat kecil yang tidak ada artinya bagi Baron Vasilias yang sudah menghadapi gempuran senjata. Baron hanya tersenyum saja seraya berkata, “Pisau kecil itu, hal yang sepele bagiku!” dengan wajahnya yang tidak menampilkan perasaan takut maupun cemas, “Kamu tahu sendiri kan? Orang yang paling berbahaya itu apa? Yaitu, orang yang bisa menggunakan semua barang menjadi senjatanya!” Tanpa disadari orang tersebut, Baron sudah melepaskan ikat pinggangnya dan kepala ikat pinggang kulit itu Baron hantamkan dengan kuat hingga orang tersebut sedikit terjatuh, Baron juga melanjutkannya dengan membantingnya ke tanah lalu kembali melakukan RNC.“To….tolong…” Suara orang tersebut mengundang banyak perhatian dari beberapa rekannya. Mereka semua melihat ke arah Baron Vasilias yang kini sudah berdiri menatap mereka dan kembali menggunakan ikat pinggangnya.“Mencariku?” tanya Baron yang diselingi dengan senyuman. Mereka melihat rekan mereka yang sudah pingsan dibuat oleh Baron, tapi itu tidak membuat mereka takut karena di pikiran mereka itu semua hanyalah kebetulan, tidak mungkin juga Baron akan melawan mereka semua secara bersama.“Kamu, Baron kan?” tanya seseorang yang bertubuh besar dan cukup tinggi, serta berambut gondrong.“Sepertinya, memang mereka mencariku dan dia adalah ketuanya,” batin Baron.“Untuk apa mencariku?” Mereka tanpa banyak bicara mengeluarkan senjata mereka, ada yang menggunakan pisau lipat dan juga stick baton.“Lebih baik kamu menyerah, daripada harus melawan kami semua!”“Menyerah? Dalam hidupku, aku hanya satu kali menyerah tapi untuk diriku yang sekarang menyerah hanyalah omong kosong!” ujar Baron.“Kalian berdua, maju!” Dua orang dengan membawa stick baton menyerang, tapi serangan itu terlihat seperti serangan amatir di mata Baron Vasilias.“Dasar amatiran!” Baron tidak perlu mengeluarkan tenaga lebih untuk menyerang mereka, hanya dengan satu pukulan bisa menumbangkan mereka. Buaghh!“Yah, sepertinya memang benar aku harus menahan diri. Tapi, jika aku menggunakan tangan kosong saja rasanya ada yang kurang.” Baron mengambil stick baton dari salah satu orang yang telah ia tumbangkan. Baron mengarahkan stick itu dan menyuruh mereka untuk maju, “Nah, majulah!” Mereka maju satu persatu, satu orang pertama maju dan langsung mencoba untuk menusuk Baron, tapi Baron dengan mudah menghindar dan memukul kaki orang itu. Orang tersebut pun jatuh, lalu disusul yang kedua dan ketiga, mereka berencana untuk menyerang Baron secara bersama-sama tapi itu bukanlah hal yang rumit. Baron hanya cukup mundur satu langkah dan memukul punggung mereka. Melihat itu, ketua dari kelompok tersebut berniat menyerang Baron dengan mengerumuninya. Tapi, Baron mencegah itu dan melakukan tackle kepada pemimpin tersebut.“Dasar b*d*h! Daritadi dong kalau kau menyerang bersama!” ujar Baron yang langsung disusul dengan hantaman ke wajah ketua kelompok tersebut. Tiba-tiba ada suara datang dari arah belakang, dan itu adalah Nolan serta beberapa pasukan yang ia bawa.“Itu dia! Tangkap mereka semua!” ujar Nolan. Nolan hanya membawa 5 orang, tapi mereka semua dengan mudahnya mengalahkan anak buah dari pria tersebut. Pria tersebut melihat itu dan ketakutan, tubuhnya gemetar tidak karuan. Baron mengangkatnya dan melemparnya ke arah Nolan. Nolan langsung mengarahkan pria itu ke suatu dinding, dan ia melihat ke arah Baron.“Jendral! Apa Jendral tidak apa-apa?!” tanya Nolan. Pria tersebut semakin ketakutan, karena Baron memiliki banyak orang yang siap menjaganya, meskipun pria tersebut tidak bisa memahami ucapan Nolan tetapi pria itu memiliki insting bahwa Baron adalah orang yang berbahaya.“Aku tidak apa-apa, lagian mereka hanya seperti preman kecil bagiku,” ucap Baron dengan berjalan ke arah Nolan. “Tapi, siapa yang menyuruhmu!” tanya Baron kepada pria itu.“Sial! Dia ternyata orang yang berbahaya! Kenapa dia berbeda dengan yang diberitahu, katanya dia orang lemah tapi apa ini?!” batinnya. Baron melihat tangan pria itu dan terlihat ada sebuah tato, maka Baron membuka baju pria tersebut dan terlihat sebuah tato kalajengking di tangan kanan.“Periksa mereka semua! Apa mereka punya tato yang sama!” perintah Baron. Para ajudan Baron Vasilias membuka pakaian mereka semua, dan ditemukan tato yang sama bergambar kalajengking. Baron hanya bisa memastikan bahwa mereka adalah sekelompok geng yang disuruh oleh seseorang untuk menyerang Baron.“Tato kalajengking? Tapi, ukurannya berbeda. Berarti, ada Hierarki tersendiri.” Nolan yang melihat itu seakan mengetahui siapa mereka, Nolan memberitahukan hal tersebut kepada Baron.“Jendral, mereka adalah Geng Scorpion West, mereka adalah kelompok yang biasa melakukan kekerasan kepada target dan perlindungan kepada sang klien!” ujar Nolan. Baron tersenyum tipis dan melihat ke arah pria tersebut.“Ho, menarik. Siapa yang menyuruhmu? Kurasa, dia adalah orang terdekatku!”“Kami…kami tidak bisa menyebutkan siapa klien kami!” Nolan memang tidak paham dengan ucapannya, tapi ia mengerti akan kondisinya. Nolan sempat akan mengeluarkan senjata api yang ia bawa bersamaan dengan ajudannya yang lain. Tapi, Baron melirik memberi tanda bahwa Nolan tidak perlu melakukan itu. Pria tersebut sempat melihat ke arah Nolan dan ia melihat senjata yang dibawa oleh Nolan, tapi Nolan mengurungkan niatnya setelah dilirik oleh Baron.“Hanya dengan lirikan! Dia takut dengan target?!” Baron mengangkat tangannya dan memperlihatkan ke arah pria tersebut, lalu Baron meninju dinding hingga retak.“Aku masih harus menahan diri, karena aku masih tergabung dengan satuan! Tapi, itu semua bisa berbalik jika kamu tidak menjawab. Jadi, siapa yang menyuruhmu?” Pria tersebut gemetar semakin kuat hingga ia terkencing di celananya.“I-ivan!” Baron hanya tersenyum tipis mendengar nama Ivan disebutkan oleh pria tersebut.“Ivan, ya? Yah, si b*d*h itu memang tidak belajar dari kesalahan, kira-kira harus ku apakan dia ya?”“Klien kami mengenal dengan pemimpin kami, tapi…kami sungguh tidak tahu alasannya, kamu hanya disuruh membawa target ke suatu tempat!” Pria tersebut tiba-tiba membeberkan rencana yang akan dilakukan oleh gengnya, dan diketahui Ivan mengenal dengan baik pria yang memimpin geng Scorpion West.“Nolan, lepaskan dia!” ujar Baron, Baron memegang pundak pria itu.“Siapa namamu?”“M-marco!”“Nah, Marco. Sampaikan pada pemimpin geng mu untuk tidak mengganggu Baron Vasilias atau, Baron akan datang menghabisinya! Paham?” Pria tersebut mengangguk dan terjatuh ke tanah.“Nolan, lepaskan mereka semua!”“Baik, Jendral! Jendral, kami harus melakukan protokol keamanan kepada Jendral!”“Protokol keamanan? Protokol keamanan untuk Baron? Kau bercanda ya?” Nolan bergidik merinding merasakan aura Baron yang mengancam.“Tapi, itu memang sudah sewajarnya sih? Yah, kirimkan saja 2 orang dan melamar menjadi security di perusahaan ini. Dan untuk di kediaman istriku, itu hal yang mudah!”“Baik!” Baron berjalan ke arah mobil dan Nolan berlari mengikuti dan langsung membukakan mobil.“Nah, Ivan. Kira-kira apa yang akan terjadi denganmu?!” Bersambung…Baron pulang dengan Nolan yang berada di bangku kemudi, Nolan sempat melihat ke arah Baron melalui convex mirror. Wajah Baron terlihat begitu kesal dengan beberapa otot wajah yang terlihat jelas.“Wah, sebaiknya aku diam saja. Lagian, Jendral punya masalah pribadi di sini,” batin Nolan. Baron melihat ke arah jalanan yang bisa membuat Baron sedikit tenang, lalu Baron bertanya pada Nolan, “Nolan, apa ada kabar soal pencarian Vanessa?” Dengan melihat convex mirror, Nolan menjawab pertanyaan dari Baron, “Maaf, Jendra. Kami belum menemukan informasi mengenai orang yang dicari oleh Jendral. Tapi, kamu akan berusaha secepat mungkin, kita benar-benar baru di sini.” Baron menganggukkan kepalanya, lantas mereka pun hampir tiba di dekat rumah keluarga Hasya.“Nolan, aku turun di sini saja. Lagian, di depan sana sudah terpantau oleh cctv dan juga ini sudah cukup larut,” ucap Baron dengan menunjuk ke arah rumah keluarga Hasya.“Siap, Jendral!” Baron pun pulang dengan rasa yang kuat untuk men
“Lama tidak bertemu, Baron Vasilias dan Anda pasti Aghnia Hasya!” sapa Laksdya Wirnata dengan penuh hormat dan juga wajah yang berseri.“Wirnata?”“Benar sekali, astaga Saya tidak menyangka bisa bertemu dengan Anda di sini, dan ini istri Anda yang sering Anda ceritakan?” “Iya, dia yang sering aku ceritakan, kenalkan, Aghnia Hasya istri saya yang paling saya cintai!” ucap Baron sembari memperkenalkan Aghnia kepada Laksdya Wirnata, “Halo!”“Ah, salam kenal ternyata memang benar apa yang diucapkan oleh Baron dulu, anda memang sangat cantik!” Wajah Aghnia sempat memerah karena tanpa ia ketahui Baron masih memuji Aghnia di hadapan orang lain. Pemandangan itu, jelas membuat semua yang ada di sana tercengang. Terlebih lagi, Baron belum lama ada di Indonesia, tapi Laksdya Wirnata yang terkenal baru-baru ini mengenal Baron bahkan Aghnia juga.“La-laksdya Wirnata menyapa Baron dan juga Aghnia? Bagaimana mungkin?” batin Sophie dengan wajahnya yang terkejut, “Sophie, apa yang baru saja kulih
Walikota Andre yang melihat semua orang yang ada di sana memberi hormat kepada Baron, bahkan Laksda Wirnata memperingatkan mereka agar tidak memicu perang dengan pasukan yang dipimpin oleh Baron.“W-wirnata, ada apa ini?” tanya Walikota Andre.“Andre….dia bukanlah sosok yang bisa di sentuh sembarangan, sosok Jendral yang memimpin Pertempuran Agung beberapa waktu lalu, pertempuran itu diikuti oleh 5 Negara besar, tapi mereka bisa dikalahkan dalam waktu 1 bulan!” Wajah Walikota Andre memunculkan keringat kecil dan melihat ke arah Baron, Baron menatap balik dan perasaan yang sama di rasakan oleh Walikota Andre. Perbedaan aura dan juga karisma Baron Vasilias yang semakin tinggi, membuat ia bertanya kepada dirinya sendiri, “Apa dia orang yang sama, orang yang tadi aku temui? Kenapa rasanya dia memberikan aura mengancam?” “Juga, Jendral Theos merupakan pemimpin dari 12 Dynami, Batalion yang memuncaki daftar pasukan terkuat!” imbuh Laksdya Wirnata. Dengan wajah Baron yang tidak memuncu
Mereka membentuk lingkaran dan Baron berada di tengah-tengah kerumunan, dengan Baron yang ditodong pistol harusnya itu membuat mereka jauh lebih berani. Justru, malah sebaliknya tak ada yang berani menarik pelatuk. Baron melirik mereka dengan lirikan yang tajam, lalu Baron pun tersenyum dan mengatakan yang membuat kepercayaan diri mereka jatuh, "Kenapa? Ragu untuk menembakku?" Salah satu dari mereka terkejut karena Baron seakan mengetahui ketidakpercyaan mereka dalam menarik pelatuk, alasannya karena Baron berada di tngah akan sangat berbahaya jika mereka menembak dengan gegabah, bisa-bisa mereka sendiri yang akan tertembak."B-bagaimana bisa dia tahu?" Baron yang mendengar hal tersebut langsung melihat ke arah orang yang berbicara dan tersenyum sinis padanya, "Bagaimana aku bisa tahu? Mudah saja, aku sudah sangat berpengalaman di medan perang dan pasti kalian tidak pernah terjun ke sana. Tapi, kalian dengan beraninya menculik istri dari Baron Vasilias. Tembak saja, kita akan lihat
Baron sudah berada di puncak emosinya, karena istri yang ia cintai akan dinodai oleh seseorang yang bahkan tidak ia kenal.“Menyentuh istriku, artinya kematian untukmu!” ujar Baron dengan wajahnya yang menegang, Billy masih mencoba untuk meminta pertolongan, “D-dia itu akan menjadi milikku! Aku Billy Hatarajasa, bisa memiliki apapun yang aku mau!” Baron mengangkat pria itu dan melemparkannya ke arah pintu kamar mandi, pintu itu pun pecah karena terbuat dari akrilik jadi tidak menyebabkan luka yang fatal.“Bersyukurlah! Pintu itu terbuat dari akrilik, buka dari kaca jika itu dari kaca. Kau, pasti akan mati!” Saat Baron berjalan mendekat ke arah Billy, Billy masih saja mengoceh seperti orang b*doh yang tidak paham akan situasi.“K-k-kau mau apa apa? Jangan mendekat, keluarga Hatarajasa bisa saja membuat keluarga Hasya hilang dari kota J!”“Yah, kita akan lihat siapa yang akan mati lebih dulu!” ujar Baron, dengan berjalan semakin cepat.“B-batsa!” Tiba-tiba terdengar suara langkah k
Saat Baron mengendarai mobilnya, ia melihat ke arah Aghnia, “Siapa yang melakukan ini? Ivan?” Baron masih menerka-nerka siapa yang menjadi dalang dalam kejadian ini. Baron pun tiba di kediaman Hasya, yang ternyata tidak ada siapa-siapa di dalamnya, ini semakin menguatkan pikirannya bahwa Ivan lah yang melakukan ini. Baron membopong Aghnia menuju kamarnya, lalu Baron meletakkan Aghnia di kasur, sejenak Baron memandangi wajah Aghnia. Baron menepati janjinya kepada Aghnia dari dulu, bahwa ia tidak akan “menyentuh” Aghnia sampai Aghnia benar-benar mencintainya. Hingga, Baron memandangi Aghnia di sofa.2 jam kemudian, saat Baron tertidur ia mendapat telepon dari Nolan. Baron pergi ke luar kamar dan mengangkat telepon itu, “Halo, Nolan. Bagaimana apa kamu sudah ada di sana?” “Sudah, Jendral. Kami sudah ada di sini, tidak terlalu banyak anggota keluarga dari yang Jendral minta, hanya seorang istri, anak kecil dan pembantu.”“Berikan ponsel ini padanya!” ujar Baron kepada Nolan, saat Nol
Baron menuju ke restoran La Lumière Du Ciel dengan tujuan untuk membeli saham restorannya, Suara notifikasi pesan, membuat Baron dan juga Nolan terkejut. Karena, mereka sedang berbincang. Saat Baron melihat notifikasi tersebut, itu merupakan sebuah pesan dari Walikota Andre. Sejenak, Baron sempat bingung bagaimana Andre bisa memiliki nomor Baron, “Andre? Kapan aku memberi nomor ku,” Nolan penasaran dengan apa yang diterima oleh, Baron. Tapi, ia sendiri tidak berani untuk melihat urusan dari atasannya tersebut. Baron memperlihatkan ponselnya yang berisikan pesan, bahwa Billy Hatarajasa benar-benar tidak akan mengganggu Baron lagi. Karena, Billy akan mendekam di jeruji besi karena perbuatannya.“Walikota?” tanya Nolan dengan penuh kebingungan, Baron merespon hal tersebut dengan senyuman lalu mengucap, “Kita, masih bisa dibilang orang asing. Meski, aku sendiri orang di Negara ini. Bukankah, bekerjasama dengan seorang dari pemerintahan suatu hal yang baik? Meski, aku harus memberitah
Pertobatan, ialah suatu hukuman yang ada di Nebesa. Tidak seperti namanya, itu adalah surau hukuman yang akan diberikan kepada seorang tentara yang sudah melakukan perbuatan diluar batas. Nolan, menatap wajah Ghani Adinata dengan tajam, bahkan tidak melepas pandanganya sama sekali. Ghani, pun kembali meremehkan Nolan dengan cara mendorong Nolan.“Kau, mau apa?” tanya Ghani dengan mendorong Nolan. Tangan Ghani, yang tadinya digunakan untuk mendorong Nolan. Kini, ditahan oleh Nolan. Ghani yang terkejut, karena respon Nolan begitu cepat dalam menangkap tangannya. Tapi, Ghani tersenyum saja karena ia pikir ia lebih kuat dari Nolan. Ghani, juga berkata, “Berhasil menangkap, ya? Tapi, maaf aku ini juara olimpiade Judo, kamu hanyalah seekor lalat di depanku!” Ghani, sempat mencoba membanting Nolan. Akan tetapi, sesaat Nolan sebelum menyentuh tanah, kakinya menjepit kepala Ghani. Ghani yang kepalanya diapit oleh kaki Nolan, tidak bisa melepaskan diri, “A-apa? Apa-apaan dia ini?!” batin G