Share

Jantung Perusahaan

Emosi Baron jelas memuncak karena orang dari keluarga Vigo datang sendirinya dan ingin membeli perusahaan yang telah dibangun oleh Aghnia bertahun-tahun.

"Br*ngs*k! Ternyata mereka ingin membeli perusahaan ini hanya karena value yang sudah turun bertahun-tahun! Lagi pula apa yang Aghnia lakukan selama ini? Dia bukan orang yang dengan mudahnya membuat perusahaan mengalami penurunan!" batin Baron.

Baron hendak masuk namun ia tertahan karena mendengarkan perbincangan Aghnia dengan seseorang dari keluarga Vigo.

"Aghnia, aku jujur saja ya padamu. Kau itu bisa mencapai titik ini karena bantuan suamimu itu! Terlepas dari skandal yang ia miliki dia adalah pria yang jenius. Jika aku jadi dirimu, aku akan mencoba menepis semua itu dan tentunya aku akan memperlakukan dia dengan baik!"

Baron jelas bingung karena ia belum pernah bertemu dengan wanita itu tapi ia bisa mengenal Baron dengan cukup baik, seakan-akan ia sudah lama mengetahui Baron.

"Tahu apa kamu soal dia?!" Aghnia meninggikan suaranya mendengar hal tersebut.

"Ada apa, Aghnia Hasya? Aku memang belum pernah melihat dia namun namanya cukup tenar, jika saja aku bertemu dengannya sudah pasti aku akan merebutnya darimu tak peduli kau memohon padaku takkan ku biarkan dia menderita begitu saja!"

Baron merasa ini sudah cukup jauh hingga ia mengetuk pintu.

"Permisi!"

"Siapa?" tanya Aghnia.

"Saya, Bu!"

"Masuk!"

Baron membuka pintu dan di sana ada sekitar 6 orang, termasuk Aghnia dan wanita itu yang namanya belum diketahui oleh Baron.

"Ada apa?" tanya Aghnia yang merubah gaya bicaranya.

"Saya mau mengantarkan minuman ini!"

Aghnia hanya mengangguk dan Baron berjalan melewati Aghnia dan juga wanita itu lalu menaruh cangkir di meja Aghnia serta memberikan satu cangkir itu kepadanya.

Baron dengan tersenyum ketus kepadanya pun berniat langsung pergi, namun wanita itu memanggilnya.

"Kalau begitu saya pergi ke tempat saya Bu!"

"Tunggu sebentar! Saya rasa saya pernah bertemu denganmu!"

"Saya yang tadi di lobby Bu!"

"Oh begitu, ya sudah saya hanya memastikan kalau kamu bukan pria yang saya cari karena setahu saya, Bos mu ini begitu bertangan besi terhadap karyawannya. Saya harap kamu betah selama perusahaan ini dipimpin olehnya yang tidak becus!"

"Vanessa cukup! Kedatanganmu kemari jika hanya ingin membicarakan hal yang tidak penting sebaiknya kamu pergi dan pintunya ada di sebelah sana!" ujar Aghnia dengan nada marah dan menunjuk ke arah pintu.

Baron jelas emosi ketika Vanessa telah merendahkan Aghnia di depannya, jika bukan saat ia bersama Aghnia sudah pasti Baron akan merobek mulutnya.

"Jadi dia bernama Vanessa? Dia tidak ada bedanya dengan keluarga Vigo yang lain!" batin Baron.

Vanessa hanya berdiri dan tersenyum sinis kepada Aghnia lalu ia berkata, "Pikirkan dengan baik Aghnia, ketidakmampuanmu dalam mengelola perusahaan tanpa bantuan suamimu sudah menjelaskan bahwa kamu tidak berkompeten! Dia adalah jantung perusahaan!"

Vanessa pun keluar dan mendapati anak buahnya yang pingsan dibuat oleh Baron.

"Loh dia kenapa?"

"Aaa, dia sudah seperti itu sebelum aku datang!" ucap Baron.

Vanessa menyuruh anak buahnya untuk membawa orang yang dipukul Baron dan pergi begitu saja. Kini di ruangan Aghnia hanya mereka berdua, situasi canggung tak bisa lepas setelah Vanessa secara tidak langsung memuji dirinya di masa lalu.

"Kamu diam di depan sana sudah mendengar apa saja?" tanya Aghnia dengan maksud membuka obrolan.

"Tidak ada, hanya mengetuk pintu saja. Kalau begitu, aku pergi dulu."

"Tunggu, kemari sebentar!"

Baron menaikkan satu alisnya dan berjalan ke arah Aghnia.

"Kenapa?"

Aghnia memberikan sebuah laporan perusahaan kepada Baron.

"Analisis ini!"

Baron mengambil laporan itu dan langsung menemukan kesalahan yang cukup fatal di laporan itu.

"Kenapa dana dari investor 2 bulan lalu berkurang hampir setengah? Yang memegang rekening perusahaan siapa? Atau ini ada kesalahan input?" tanya Baron.

Aghnia sudah tidak heran dengan Baron karena ia memang selalu membantu kinerja Aghnia dia perusahaan.

"Maksud kamu?"

"Iya, terlalu banyak kesalahan di sini! Aku tidak ingin bertanya lebih lanjut karena itu bukan posisiku, sebaiknya kamu tanya ke orang yang membuat laporan ini atau yang memegang rekening perusahaan."

Baron pun keluar dan meninggalkan Aghnia begitu saja, dan ia mendapatkan pesan dari Nolan yang mengatakan bahwa ia sudah ada di depan perusahaan. Baron bergegas menemui Nolan.

"Ketua, saya harus melakukan apa?" tanya Nolan.

"Nolan, tolong kamu beli sebagian saham yang dimiliki perusahaan ini, aku sudah menghitung jumlah dana yang bisa kita masukkan. Memang aneh jika kita datang langsung datang ke perusahaan ini tanpa melakukan rapat pemegang saham, tapi perusahaan ini tidak akan bertahan lebih dari 6 bulan jika kita harus mengulur waktu."

"Tapi ketua, aku tidak bisa berbahasa Indonesia, aku baru saja dipindahkan ke mari, dan hanya bahasa Inggris dan Rusia yang aku pahami."

Baron dan juga Nolan memang tidak menggunakan bahasa Indonesia dan hanya menggunakan Bahasa Rusia.

"Kalau begitu gunakan bahasa Inggris saja, istriku cukup fasih dalam berbahasa Inggris," ucap Baron.

"Untuk nama pembelinya apa akan menggunakan nama asli ketua?" tanya Nolan.

"Jangan! Gunakan saja nama militerku!"

Nolan pun mengerti apa yang telah diinstruksikan oleh Baron, dan Baron pun menyusul dengan membersihkan lorong ruangan Aghnia.

Sekitar 30 menit Baron membersihkan lorong dan ia mendengar sebuah kesepakatan yang telah terjalin antara Nolan dengan Aghnia.

Mereka berdua pun keluar ruangan dan berjabat tangan.

"Terima kasih, Tuan Nolan sudah mau berinvestasi dengan perusahaan saya, ini sangat amat membantu kami dalam mengelola bisnis ini, saya tidak akan mengecewakan Anda!"

"Jangan hanya saya saja! Jangan kecewakan kepercayaan Tuan Theos yang mau berinvestasi di sini!"

"Jelas saya tidak akan melakukannya, dan saya harap saya bisa bertemu dengan Tuan Theos secepatnya!"

Aghnia tidak tahu saja bahwa Theos yang ia sebutkan adalah suaminya yang sekarang ada di belakangnya.

Nolan melirik ke arah Baron mengangguk kecil.

"Secepatnya Nyonya Aghnia akan bertemu dengan Tuan Theos! Kalau begitu saya pergi!"

"Apa perlu saya antar?"

"Tidak usah, senang berbisnis dengan Anda!"

Nolan pun pergi dari perusahaan, Aghnia melihat Baron yang sedang membersihkan lorong. Dan secara tiba-tiba Aghnia memeluk Baron dengan bahagia.

"Baron! Perusahaan ini mendapatkan dana yang cukup untuk menutupi kerugian dia tadi membicarakan saham sebesar 40%!" ujar Aghnia dengan sangat bahagia.

Baron membalas pelukan Aghnia namun secara mendadak Aghnia buru-buru melepaskan pelukannya dan wajahnya sedikit memerah.

"A-aku tidak bermaksud memelukmu! Itu hanya reaksi spontan dariku!"

Baron hanya tersenyum saja mendengarnya karena reaksi yang Aghnia tunjukkan jelas berbeda dari apa yang ia ucapkan.

"Dasar! Dia masih tidak mau jujur dengan dirinya sendiri!" gumam Baron.

"Oh iya Baron, aku sudah memeriksa laporan tadi dan memang benar ada yang salah di sana, tapi laporan itu dibuat sesuai dengan yang diterima!"

"Jadi, kuncinya ada di pemegang rekening perusahaan!"

"Maksud kamu?"

"Benar, penggelapan dana!"

Bersambung…

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status