Share

Pembalasan Kecil!

Di saat Baron sedang melihat Aghnia yang terbaring, ia dikejutkan dengan hadirnya sosok yang ia benci selama ini.

“Siapa kau?” tanya seorang pria yang datang dengan membawa istrinya, serta ada dua orang pasangan tua di belakangnya.

“Suara itu?!”

Baron menggetarkan giginya dan melihat ke arah suara tersebut berasal.

“Mereka!” batin Baron.

“Baron?!” ucap pria tersebut yang tidak lain adalah Ivan Hasya serta istrinya.

Keterkejutan mereka melihat Baron yang datang dengan sosok yang berbeda, membuat mereka syok. Dan, pandangan Baron yang dulunya seperti pria polos kini berubah menjadi tegas dan berwibawa.

“Kau! Kenapa kau ada di sini, Baron?!” tanya Ivan.

“Kenapa? Apa aku harus memilih alasan yang jelas untuk itu?” jawab Baron sambil menunjukkan ke arah Aghnia.

“Istriku! Aghnia Hasya! Dia terbaring di sana dan kamu masih bertanya untuk apa aku disini, Ivan?!”

Tiba-tiba sebuah tamparan melayang keras di wajah Baron, akan tetapi wajah Baron cukup keras alhasil tangan dari Jessica lah yang memar akan itu.

Tangan yang digunakan untuk menampar Baron ialah tangan yang sama saat ia dibuang dan ditampar pada 7 tahun lalu.

"Berani-beraninya, kau si sampah datang lagi ke keluarga Hasya yang terpandang ini! Kau masih belum jera, ya?"

Wanita yang menamparnya ialah Jessica kakak iparnya dan istri dari Ivan Hasya. Salah satu orang yang juga membenci Baron, tapi berbeda dengan Ivan yang takut akan posisinya direbut oleh Baron, sampai saat ini Baron sendiri masih belum tahu apa yang menyebabkan Jessica membencinya.

"Kau br*ngs*k! Bagaimana kau masih hidup?! Ku kira kau sudah mati dimakan oleh kawanan anjing liar!" ujar Ivan.

Baron menatap dengan heran karena ia sudah lama tidak merasakan direndahkan selama bertahun-tahun ia dihormati sebagai Jendral yang tak tersentuh.

Dan secara mengejutkan Ivan sudah ada di depannya dan ia menarik jas Baron.

"B*JING*N!! HARUSNYA KAU MATI SAJA DULU KAU KEP*RAT! KAU TIDAK LAYAK UNTUK BERSANDING DENGAN KELUARGA HASYA YANG TERAMAT SANGAT TERPANDANG! KAU HARUS INGAT BAHWA KAU HANYA KODOK YANG MENDEKATI SEORANG PUTRI DARI KELUARGA HASYA!"

Baron benar-benar dihina habis-habisan oleh Ivan, ingin sekali meremukkan tulangnya saat ini juga namun ia harus menjaga rahasianya.

"B*jingan! Akan ku remukkan dia kalau tidak ada orang!"

Baron menepis tangan Ivan dengan mudahnya.

"Keluarga terpandang? Apa yang kalian maksud keluarga terpandang itu adalah orang yang langsung menarik jas seseorang? Maaf saja tujuanku adalah bertemu dengan istriku! Tapi apa yang kudapat? Aghnia mencoba untuk mengakhiri hidupnya karena paksaan kalian!”

“Baron! Kau masih berani datang ke keluarga Hasya ya? Apa kau lupa? Siapa dirimu sebenarnya? Hanya seorang penjilat yang datang ke keluarga kami dan menguasai kekayaannya!” ujar seseorang dengan perawakan cukup tinggi dan memegang tongkat sembari gemetar.

Dia adalah Joshua Hasya, ayah mertua dari Baron. Joshua merupakan orang yang cukup disegani dan ditakuti oleh beberapa orang karena faktor gurita bisnis mereka yang luas. Joshua menatap Baron dengan tajam dan penuh dendam serta dengki yang tergambarkan dengan jelas dari gelagat Joshua.

Dengan tangan dan kaki yang bergetar menahan amarah yang sulit ia bendung jika itu berhubungan dengan Baron, Joshua murka terhadap Baron sejak dahulu ia meminang Aghnia dari keluarga Hasya, yang seharusnya Aghnia menikah dengan pria dari keluarga terpandang juga.

“Ayah mertua? Ayah masih sehat saja ya, selama 7 tahun ini benar-benar tidak ada perubahan,” ujar Baron dengan senyum ketus kepada Joshua.

“Kau..kau br*ngs*k!” gumam Joshua yang terdengar oleh ibu mertua Baron.

“Cukup! Hentikan! Kita di rumah sakit, jaga kehormatan kalian!”

Seorang wanita yang melihat Baron dengan sinis menghampiri Baron dengan wajah yang masam seperti dengki terhadap Baron. Tapi, aura yang dirasakan oleh Baron masih sama, congkak dan angkuh akan sifat dari ibu mertuanya terekam jelas di ingatannya. Tapi, Baron berusaha menjaga sikapnya agar ia tidak terlampau emosi.

Ibu mertua Baron mengambil sebotol air dan dan berjalan ke arah Baron dengan perlahan.

Baron menyapa ibu mertuanya dengan sangat ramah.

"Ibu mertua, bagaimana—"

Belum sempat Baron menyelesaikan pembicaraannya tiba-tiba ibu mertuanya menumpahkan air itu ke sepatu Baron sembari melihat Baron dengan tatapan yang merendahkan dirinya.

"Berani sekali dirimu menampakkan batang hidungmu di depan keluarga Hasya!"

Baron merubah sorot matanya ke arah ibu mertuanya yang dikenal sebagai kepala keluarga bayangan di keluarga Hasya.

“Apa alasanmu kemari hanya karena Aghnia? Ironis sekali!”

Baron mengepal tangannya kuat-kuat agar tidak menghajar keluarga Hasya sekarang, karena ia sangat ingin keluarga Hasya mendapatkan rasa sakit yang ia derita.

“Jawab Baron si pecundang!”

Pecundang, sebuah kata yang bertolak belakang dengan Baron yang sekarang. Disegani, dihormati dan ditakuti oleh militer.

Tiba-tiba datang dokter yang menangani Aghnia.

“Nyonya Sophie?”

Mereka semua langsung berbalik dan melihat ke arah dokter tersebut.

“Dokter? Jangan hiraukan kami, kami hanya ingin mengusir dia!” ujar Sophie.

“Maaf, tapi dia siapa?”

“Bukan sosok penting! Hanya lalat yang hinggap di tumpukan bunga!”

“Saya Baron Vasilias, suami dari Aghnia dan yang di sana adalah istri saya!”

“Kau Kep*rat!” Ivan langsung ingin membekap Baron, tapi reflek Baron lebih cepat hingga ia menjatuhkan Ivan ke tanah, dan kini Baron melihat Ivan dengan pandangan yang hina.

“IVAN!” teriak Jessica yang syok melihat Ivan.

Tak berhenti di sana, Baron meletakkan kakinya di dada Ivan dan melihat ke arah dokter. Itu semua barulah pembalasan kecil dari Baron untuk Ivan.

“Jangan hiraukan saya, saya datang hanya untuk melihat Aghnia!”

“Ughh! Si*lan! Lepaskan!”

Dokter melihat ke arah Sophie dan Sophie yang terkenal tidak memiliki rasa kasih sayang pun hanya melihat Ivan yang meronta untuk dilepaskan.

“Maaf, tapi tanpa seizin Nyonya Sophie, itu tidak bisa.”

“Oh? Begitu?”

Baron makin menekan kakinya dan Ivan semakin meronta karena ia tidak hisa bernafas dengan baik.

“Baron Vasilias! Hentikan! Baiklah, aku izinkan untuk bertemu Aghnia! Lepaskan Ivan!”

Baron mengangkat kakinya dan berjalan masuk sembari tersenyum kepada Sophie.

“Terima kasih, ibu mertua anda memang sangat baik!”

Ucapan itu hanyalah sebuah sarkas kecil dari Baron Vasilias, sejatinya Sophie sangatlah kejam kepada siapapun.

Baron memasuki kamar Aghnia di rawat dan ia sempat berbicara dengan dokter yang ikut masuk.

“Jadi, Anda adalah suaminya pasien?” tanya Dokter.

“Benar, kami terpisah 7 tahun lalu karena fitnah seseorang. Hiraukan saja yang tadi, dan jangan banyak bicara soal keluarga Hasya maupun diriku!”

“Suasananya, berbeda sekali seakan-akan ruangan ini sangat sempit! Sesak sekali!” batin Dokter.

“K-kalau begitu, ini!”

Baron melihat secarik kertas yang hampir robek karena rusak.

“Apa ini?”

“Surat yang kami temukan pada pasien, ini dibawa terjun bersama!”

Baron mengambil surat itu dan membacanya, di sana tertulis seberapa tertekannya Aghnia yang bertahun-tahun harus dihantui oleh keluarganya yang memaksa dia untuk menikah, serta rasa rindu dan cintanya kepada Baron yang sudah merusak kepercayaannya tidak bisa hilang dari ingatannya meskipun sudah bertahun-tahun.

Baron yang membaca itu pun marah sekaligus terharu, bahwa Aghnia masih sangat mencintainya.

“B*jing*n kalian keluarga Hasya!” gumam Baron.

Tapi, secara tiba-tiba.

“Ugh? Baron? Baron?”

Bersambung….

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status