Semua terjadi seperti dugaanku, skandal perselingkuhan Harry menyebar dalam waktu singkat. Seluruh masyarakat sedang membicarakan skandal Keluarga Sinjaya yang memalukan.Aku mengagumi para media yang membuat judul berita. Siapa pun pasti tertarik untuk membaca berita yang ditayangkan.Aku selaku tokoh utama wanita di dalam pesta tidak bisa melarikan diri dari sorotan publik. Meskipun aku adalah korban, fotoku juga terpampang di dalam berita. Wajahku tampak masam, skandal ini sangat amat memalukan!Berbagai macam foto disematkan di dalam artikel berita. Di sisi kiri terlihat kami yang menyapa para tamu sambil tersenyum, sedangkan di sisi lain terlihat Harry dan Jasmine yang duduk telanjang di atas tempat tidur. Reputasi Keluarga Sinjaya tidak bisa diselamatkan lagi.Untungnya sekarang aku menempati rumah Goldland Villa. Aku yakin, para reporter pasti sedang menyerbu Keluarga Sinjaya dan mencari keberadaanku.Tadinya Harry masih berusaha membujukku, tetapi tiba-tiba Jack menelepon dan m
Aku agak ragu sebelum menghubungi Hana. Namun tidak disangka, dia langsung menyetujui ajakanku untuk bertemu.Ketika aku tiba di lokasi, Hana telah menungguku di sana.Kesan yang diberikan Hana hari ini menghancurkan semua persepsiku sebelumnya. Hana adalah wanita yang santai, cerdas, dan berani."Aku nggak nyangka kamu bakal mengajakku ketemu. Terlepas apa pun tujuanmu, aku minta maaf atas semua yang terjadi," kata Hana secara terbuka.Aku tersenyum, tidak ada yang perlu kututupi. "Bohong kalau aku bilang nggak apa-apa, tapi aku juga nggak bisa menyalahkanmu. Aku nggak tahu bagaimana menghadapi permintaan maafmu yang sangat tiba-tiba."Dia tersenyum tak berdaya, aku melihat sedikit penyesalan di matanya. "Sekali lagi maafkan aku."Kemudian dia tersenyum canggung dan lanjut berkata, "Aku nggak mau membohongi diri sendiri, sebelumnya aku tulus mencintai Harry. Tidak bisa disangkal, dia punya kemampuan untuk membuat wanita bertekuk lutut, aku salah satu korbannya. Aku cuma nggak nyangka
Aku melayangkan tatapan dingin, aku sungguh mengagumi ketangguhan hati Jasmine.Aku bergumam di dalam hati, Jasmine benar-benar tidak tahu malu. Dia masih berani berhadapan denganku dan mengatakan ingin memberi tahu kabar baik?"Katakan saja, aku sudah terbisa menghadapi kejutan dari kalian. Selama nggak punya malu, apa yang nggak sanggup kamu lakukan?" Aku balas menyindirnya."Nggak perlu sok galak, kamu juga bertanggung jawab atas semua yang terjadi. Jangan berlagak jadi korban." Jack membentakku secara tiba-tiba.Aku tertegun menatap Jack, aku tidak menyangka Jack ikut menyerangku. Aku tidak tahu bagaimana merespons ucapan Jack.Di saat bersamaan Harry baru pulang ke rumah. Dia melihatku memeluk Adele sambil mematung di tempat. Sesaat melihat ekspresi anggota Keluarga Sinjaya, Harry berusaha membujukku. "Ayo, kita pulang.""Kak, kamu mau pulang ke mana? Aku belum memberi tahu Kak Maya kabar baik." Jasmine menatap Harry dengan ekspresi sinis. "Kamu masih mau mengajak dia pulang? Baga
Wajahku terasa perih sesaat tamparan itu mendarat. Sudut bibirku sampai meneteskan darah.Adele menangis tersedu-sedu sambil memeluk kakiku.Aku menegakkan tubuh sambil memegang pipi dan menatap tajam Harry. "Akhirnya kamu menunjukkan tabiat aslimu!"Pupil Harry tampak menyusut, dia kelihatan agak panik. Namun di saat bersamaan, Jasmine berjalan ke dapanku dan berkata, "Maya, kalau tahu diri, serahkan semua harta yang dipindahkan atas namamu. Kalau nggak, hidupmu bakal lebih sengsara daripada sekarang.""Jangan mimpi!" Aku mengumpulkan seluruh tenaga yang tersisa untuk menghadapi wanita jalang ini. "Aku sudah cukup baik kepada kalian. Harry, kamu ingat baik-baik tamparan ini, aku akan membalasnya ribuan kali lipat."Ketika aku hendak menggendong Adele, Jasmine malah menjambak rambutku dan menyeretku.Melihat tindakan Jasmine, Adele langsung melepaskan kakiku dan berusaha mendorong Jasmine. Orang jahat, orang jahat ...."Harry berteriak melihat pertengkaranku dan Jasmine, "Lepaskan!"Di
Aku menatap dokter sampai lupa untuk bernapas. Fanny mencengkeram erat tanganku, tetapi aku tidak bisa merasakan apa-apa, aku sudah mati rasa.Dokter menjelaskan, "Organ vital pasien sudah kembali normal, hanya saja kepalanya mengalami pendarahan dan terjadi kerusakan pada jaringan lunak wajah. Pasien masih harus diobservasi selama 24 jam ke depan, kami tidak bisa memastikan kapan pasien sadar, bisa jadi sadar, bisa jadi ...."Aku pingsan mendengarnya.Ketika aku sadarkan diri, Harry, Giana, dan Fanny berada di ruanganku. Aku juga melihat James yang entah kapan datang.Aku bangkit dari tempat tidur dan bertanya kepada Fanny, "Di mana Adele? Mana putriku?""Adele masih berada di ruang perawatan intensif. Jaga emosimu, tenang." Fanny menahanku.Aku memaksa turun dari tempat tidur, tetapi Fanny berusaha mencegatku. Aku tidak dapat membendung emosiku. "Lepaskan aku! Aku mau menemani putriku, dia masih kecil, dia pasti ketakutan. Dia paling takut ke rumah sakit.""Sayang ....""Pergi, pergi
Melalui jendela kaca, aku melihat beberapa orang dokter yang sedang memeriksa putriku. Seorang dokter tampak menjelaskan hasil CT-Scan kepada dokter yang lainnya. Dokter yang lain mengangguk, lalu kembali memeriksa putriku.Aku mengamati para dokter yang menangani putriku. Pemeriksaan berlangsung selama 1 jam.Setelah dokter itu keluar, dia berbicara kepada Taufan, "Pak Taufan, aku melihat tidak ada luka pada saraf dan tengkorak kepala pasien, seharusnya sebentar lagi pasien siuman. Hanya saja pasien mengalami gegar otak yang lumayan serius, kerusakan jaringan luka, dan pendarahan di bawah kulit. Aku akan melakukan pemeriksaan lanjutan setelah pasien sadar."Harry berterima kepada Taufan yang telah membantu kami untuk mencarikan dokter profesional.Putriku pingsan selama 28 jam. Akhirnya aku lega setelah putriku sadarkan diri.Setelah Adele sadar, dokter melakukan pemeriksaan komprehensif untuk memastikan keadaannya. Adele patuh menjalani semua pemeriksaan yang dilakukan, hanya saja di
Aku tersentak dan refleks menoleh ke arah pintu.Sesaat pintu dibuka, aku melihat Harry yang berdiri mematung di tempat. Harry terkejut melihatku, dia kelihatan agak gugup, dia tidak menyangka malah bertemu denganku di sini.Aku memegang 2 koper besar berisi barang-barangku dan Adele. Selain pakaian, aku juga mengemas beberapa barang berharga yang penting."Sayang, kamu sudah pulang?" Harry tersenyum lembut sambil menghampiri. "Sayang ...."Aku melangkah mundur, entah sejak kapan pria ini membuatku merasa asing. Kehadirannya bagaikan mimpi buruk yang menghantuiku.Aku jijik, takut, dan benci. Perasaanku terasa campur aduk.Awalnya Harry mengerutkan alis saat melihat sikapku, tetapi dia segera kembali tersenyum dan menatap dua koper besar yang kupegang. "Sayang, kamu mau ke mana?""Aku datang mengambil barang-barangku." Aku menarik kedua koper tersebut dan beranjak pergi.Akan tetapi, Harry malah menarik pergelangan tanganku. "Sayang, jangan pergi!"Aku terkejut dan buru-buru menepis ta
Jasmine murka melihat Harry yang memelukku. "Harry, apa yang kamu lakukan?"Harry langsung melepaskan pelukannya, dia ketakutan melihat Jasmine yang muncul dan memarahinya.Harry bersikap seolah sedang ketahuan berselingkuh. Aku tertawa melihat reaksinya, mereka berdua selalu membuatku jijik."Maya, kamu nggak punya rasa malu, ya? Beraninya menggoda Harry, sampai kapan kamu mau mengganggu kehidupan kami? Wanita murahan!" Jasmine memarahiku sambil berjalan masuk dan menatapku dengan tajam."Kamu merebut dan memindahkan harta kami, lalu menjebloskan ayahku ke penjara. Dasar, wanita licik! Bukannya kamu sudah punya pacar baru? Kenapa masih menggoda kakakku? Ada saja alasanmu untuk kembali menggoda Harry. Gatal, ya?""Jaga ucapanmu!" Aku tidak takut kepada wanita kejam ini. "Kamu takut pacarmu direbut? Sebaiknya kamu mengawasi kekasihmu ini. Kamu berhasil merebutnya dariku, siapa tahu di luar sana juga ada wanita lain yang sanggup merebutnya dari pelukanmu. Selingkuh adalah tabiat, nggak b