Share

38. Patah Hati

Bambang dan Fani duduk di meja makan minimalis itu. Tampak Bambang hanya mengaduk-ngaduk teh yang dibuatkan oleh Fani.

"Hhmmm..jadi..apa yang akan kamu lakukan, Bang?" tanya Fani dengan suara sangat pelan.

"Tak ada, aku akan tetap membuat design undangan untuk Mbak Risti, anggap saja ini kado untuk mereka, apapun yang aku lakukan takkan mampu menghapus kesalahanku di masa lalu, dan aku tak ingin membuat Mbak Risti terluka lagi. Mungkin dia bisa bahagia bersama Munos," ucap Bambang datar tanpa ekspresi, matanya masih merah dan hidungnya sedikit berair. Seketika mata Bambang menatap wajah Fani yang pucat ada rasa kasihan tersirat di hatinya.

"Apakah kamu yakin takkan minta pertanggung jawaban Munos?" kali ini Bambang yang balik bertanya pada Fani.

Wanita itu menggeleng dengan keras.

"Aku dan bayiku bisa mati Bang. Tidak-tidak! aku tak mau tahu lagi tentang dia, terserah dia mau apa!" cicit Fani dengan mata berair.

"Tapi bagaimana kamu menghidupi anak-anakmu tanpa seorang ayah? "

"Enta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status