Jarak antara sekolah dan gedung bioskop memakan waktu 45 menit, jalanan sedikit padat karena weekend. Ternyata gedung bioskop tersebut berada di dekat kampus dimana Septian menempuh pendidikannya. Mereka mulai memasuki gedung,dan tidak lupa memesan pop corn dan minuman soda. "Kita masuk duluan aja, temen gue ntar nyusul. Gue udah kasih tau dia." ajak Bayu sambil menenteng popcorn dan minuman yang dibeli. Kemudian memberikan popcorn dan minuman itu pada kedua gadis itu. Setelah menunjukan tiket masuk ke petugas mereka bertigapun mencari tempat duduk sesuai tiket yang dipesan. Posisi mereka duduk Bayu di ujung, Dany di tengah, dan Lena di sebelah Dany. Dany dan Bayu melakukan obrolan ringan sebelum lampu dipadamkan. Lena hanya memainkan ponselnya, menscroll sosial media. Tak lama lampu pun dipadamkan, menandakan film akan segera dimulai. Film yang mereka tonton berjudul 'Forest', film luar bergenre horor. Adegan pertama dari film tersebut sudah membuat Lena menutup matanya.
Saat berada di toilet wanita, kedua sahabat itu bergantian menggunakan toilet umum yang tersedia.Sambil menunggu temannya buang hajat, Dany berdiri di depan cermin wastafel, dan mulai memperbaiki bedak dan menambahkan lipstik nude yang sedikit hilang di bibirnya karena makan popcorn tadi.Beberapa saat kemudian Lena keluar dan berjalan menghampiri sahabatnya."Na, menurut lu gimana Bayu?" tanya Dany tiba-tiba, setelah melihat dari cermin Lena keluar dan menghampirinya. Lena berdiri di samping Dany dan mulai mencuci tangan dan mukanya."Menurut gue Bayu baik dan asyik orangnya. Dan gue pikir Bayu suka sama lu kayaknya." jawab Lena kemudian, sambil melap mukanya yang basah menggunakan tissu."Jujur, Na. Awalnya sih gue lebih tertarik sama Septian. Tapi kok gue ngerasa Septian cuek ke gue. Tiap gue kirim pesan ke dia, pesan gue dijawab singkat. Dan bahkan diabaikan." jelas Dany panjang lebar. Lena hanya memperhatikan temannya berbicara. Sambil mulai mengambil lipgloss di tas ranselnya d
Beberapa menit suasana hening, tidak ada obrolan antara keduanya. Hingga Septianlah yang memulai obrolan."Udah makan?" tanyanya memulai obrolan."Hmm, oh udah kak. Sebelum nonton tadi kak." jawab Lena sembari menoleh ke arah pemuda di sampingnya."Oh..""Kakak sendiri sudah?" tanya Lena melanjutkan."Udah.. Pernah main kesini gak sebelumnya?""Belum, baru kali ini.""Lain waktu mainlah kesini, aku kerja paruh waktu di sini."Lena mengangguk, tak lama kemudian rekan Septian datang membawakan makanan dan minuman pesanan mereka.Septian berdiri membantu untuk menaruhnya di atas meja.Dua gelas coffe latte dia taruh di depan meja Dany dan Bayu, segelas strawberry milkshake di depan gadis di sebelahnya. Dan untuknya sendiri secangkir kopi espresso."Cewek lu?" tanya Leo, teman Septian yang masih berdiri di samping meja. Dia mulai menaruh dua piring berisi cemilan pendamping ke atas meja."Temen gue." jawab singkat Septian dan mulai mengambil sebatang rokok di saku kemejanya dan mulai meny
Hari minggu pagi yang cerah. Magdalena Akira terbangun karena bunyi alarm dari ponselnya.Dia bergegas bangun untuk bersiap-siap pergi ke ibadah di gerejanya.Setelah mematikan alarm, dia melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Dalam waktu sepuluh menit diapun keluar dari kamar mandi dan mulai memilih pakaian yang akan dikenakan.Dipilihnya blouse berwarna biru langit dan rok hitam sepanjang tujuh perdelapan di bawah lutut. Dia biarkan rambut hitam sebahunya tergerai. Memoleskan bedak tipis pada wajahnya dan menggunakan lipstik berwarna nude. Dia kenakan flat shoes hitam untuk melengkapi penampilannya. Terakhir dia menyemprotkan parfum yang beraroma vanila pada bajunya. Setelahnya diambilnya tas kecil hitam yang berisikan handphone dan dompet serta Al-kitab. Kemudian keluar dari kamarnya.Di ruang tamu ayah dan ibunya sudah menunggu. Kedua orangtuanya berangkat menggunakan motor ayahnya. Dan Lena sendiri berangkat menggunakan motor matic milik ibunya.***Setelah sampai di depan banguna
Senin pagi Magdalena tengah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, dengan seragam putih abu-abu dan rambut diikat half ponytail yang sangat cocok dengan bentuk wajahnya.Pagi ini, pak Bustomo yang akan mengantar anaknya untuk pergi ke sekolah. Menggunakan motor honda tuanya yang umurnya lebih tua dari usia putrinya. Namun walaupun motor itu sudah tua, Bustomo merawat motor itu sehingga masih layak untuk di pakai.Dia tidak berniat untuk menjual motor itu yang telah menjadi saksi cintanya dengan Lidiya. Dalam susah dan senang motor itulah yang selalu menemaninya.Sedangkan motor matic keluaran terbaru yang dia miliki, sengaja dia beli untuk istri dan anaknya.Terkadang Lena membawanya ke sekolah kalau tidak ada yang bisa mengantar ke sekolah, saat ayahnya ada kerjaan di luar kota, ataupun sahabatnya yang berangkat telat dan tak sempat mampir ke rumahnya untuk menjemput.Setelah turun dari motor dan mencium tangan ayahnya. Lena bergegas melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah.Sampa
Senin pagi Magdalena tengah bersiap-siap untuk pergi kesekolah, dengan seragam putih abu-abu dan rambut diikat half ponytail yang sangat cocok dengan bentuk wajahnya.Pagi ini, pak Bustomo yang akan mengantar anaknya untuk pergi ke sekolah. Menggunakan motor honda tuanya yang umurnya lebih tua dari usia putrinya. Namun walaupun motor tua, Bustomo merawat motor itu sehingga masih layak untuk di pakai.Dia tidak berniat untuk menjual motor itu yang telah menjadi saksi cintanya dengan Lidiya. Dalam susah dan senang motor itulah yang selalu menemaninya.Sedangkan motor matic keluaran terbaru yang dia miliki, sengaja dia beli untuk istri dan anaknya.Terkadang Lena membawanya ke sekolah kalau tidak ada yang bisa mengantar ke sekolah, saat ayahnya ada kerjaan di luar kota, ataupun sahabatnya yang berangkat telat dan tak sempat mampir ke rumahnya untuk menjemput.Setelah turun dari motor dan mencium tangan ayahnya. Lena bergegas melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah.Sampai di depan
Jam pelajaran sekolahpun usai. Siswa-siswi Harapan Jaya mulai meninggalkan area sekolah. Dany dan Lena berjalan beriringan menuju parkiran motor.Dany menaiki motornya diikuti sahabatnya yang duduk dibelakang. Kemudian keluar menuju gerbang sekolah.Ketika mereka sampai di gerbang sekolah Dany melihat Argi berdiri di depan mobil hitamnya."Hey, Dany.." Argi melambaikan tangan ke arah Dany."Eh.. Na, udah ditunggu tuh sama cowok lu." ucap Dany memberitahu temannya. Sambil melambaikan tangan ke arah pemuda itu."Ups.. Gue lupa Argi jemput gue." Lena turun dari motor. Argi berjalan menghampirinya, kemudian menggenggam tangan kekasihnya. Setelah menyapa pemuda itu, dia berlalu meninggalkan sepasang kekasih itu."Sayang laper gak? Mau makan?" tanya Argi pada gadis yang sudah beberapa hari ini tidak ia jumpai."Aku masih kenyang, Gi." jawab Lena"Mau yang dingin-dingin gak? Mampir dulu yuk nyari minuman dingin. Mau?" pemuda itu berniat mengajak Lena mampir ke Coffe Shop depan sekolah."Hany
Di lain tempat hari sudah menunjuk pukul tiga sore, Anggara tengah bersiap-siap untuk berangkat ke kampus, mengikuti kelas sore.Setelah mandi dia kenakan kemeja lengan pendek warna navy dan celana panjang jeans. Mengikat rambutnya dan memakai kacamata hitam. Kemudian keluar dari kamar menghampiri motor vespanya dan mulai menyalakannya.Sejenak terdiam menikmati sebatang rokok sampai habis, baru mulai mengendarai motornya menuju kampus.Sampai di parkiran kampus terlihat wajah Maya sudah menunggu di ujung sana. Maya terlihat melambaikan tangan ke arah Anggara. Sudah lumayan lama wanita itu menunggu pangeran impiannya datang.Dan hatinya pun bahagia melihat Anggara di sana.Pemuda itu mulai melepas helmnya dan meletakkannya di atas jok motor. Kemudian berjalan meninggalkan area parkir. Dia melihat sekilas wajah Maya kemudian mengabaikannya dengan berjalan meninggalkan wanita itu."Hey Ang tunggu.." teriak Maya sambil berlari mengikuti langkah lebar Anggara.Pemuda itu hanya diam, dan m