Jam pelajaran sekolahpun usai. Siswa-siswi Harapan Jaya mulai meninggalkan area sekolah. Dany dan Lena berjalan beriringan menuju parkiran motor.Dany menaiki motornya diikuti sahabatnya yang duduk dibelakang. Kemudian keluar menuju gerbang sekolah.Ketika mereka sampai di gerbang sekolah Dany melihat Argi berdiri di depan mobil hitamnya."Hey, Dany.." Argi melambaikan tangan ke arah Dany."Eh.. Na, udah ditunggu tuh sama cowok lu." ucap Dany memberitahu temannya. Sambil melambaikan tangan ke arah pemuda itu."Ups.. Gue lupa Argi jemput gue." Lena turun dari motor. Argi berjalan menghampirinya, kemudian menggenggam tangan kekasihnya. Setelah menyapa pemuda itu, dia berlalu meninggalkan sepasang kekasih itu."Sayang laper gak? Mau makan?" tanya Argi pada gadis yang sudah beberapa hari ini tidak ia jumpai."Aku masih kenyang, Gi." jawab Lena"Mau yang dingin-dingin gak? Mampir dulu yuk nyari minuman dingin. Mau?" pemuda itu berniat mengajak Lena mampir ke Coffe Shop depan sekolah."Hany
Di lain tempat hari sudah menunjuk pukul tiga sore, Anggara tengah bersiap-siap untuk berangkat ke kampus, mengikuti kelas sore.Setelah mandi dia kenakan kemeja lengan pendek warna navy dan celana panjang jeans. Mengikat rambutnya dan memakai kacamata hitam. Kemudian keluar dari kamar menghampiri motor vespanya dan mulai menyalakannya.Sejenak terdiam menikmati sebatang rokok sampai habis, baru mulai mengendarai motornya menuju kampus.Sampai di parkiran kampus terlihat wajah Maya sudah menunggu di ujung sana. Maya terlihat melambaikan tangan ke arah Anggara. Sudah lumayan lama wanita itu menunggu pangeran impiannya datang.Dan hatinya pun bahagia melihat Anggara di sana.Pemuda itu mulai melepas helmnya dan meletakkannya di atas jok motor. Kemudian berjalan meninggalkan area parkir. Dia melihat sekilas wajah Maya kemudian mengabaikannya dengan berjalan meninggalkan wanita itu."Hey Ang tunggu.." teriak Maya sambil berlari mengikuti langkah lebar Anggara.Pemuda itu hanya diam, dan m
Keesokan harinya, Maya berniat membuat janji ketemu dengan Bayu. Diapun mengirim pesan singkat pada pemuda itu untuk menemuinya sepulang sekolah. Bayu masih mengabaikan pesan dari Maya. Namun, ketika jam sekolah berakhir. Bayu mendapati pesan masuk di ponselnya, bahwa Maya telah menunggunya di warung depan sekolah Tunas Harapan. Tempat biasa Bayu, Argi dan kawan-kawannya sering berkumpul sepulang sekolah. 'Ada perlu apa kira-kira Maya mau ketemu gue?' Batin Bayu setelah membaca isi pesan Maya. Dia mulai berjalan menuju parkiran sekolah, namun ditengah perjalanan dia berpapasan dengan Argi. "Hay Bro.. lu mau jemput cewek lu?" Tanya Bayu pada temannya itu. "Masih sejam lagi gue jemput cewek gue. Kenapa Bay?" Argi mulai menghentikan langkahnya diikuti oleh Bayu. "Lu mau gak temenin gue ketemu sama Maya? Gue gak tahu dia ada perlu apa, cuma posisi dia udah di depan sekolah, Gi.." jelas Bayu. "Hah..Maya? Lu gak salah Bay mau ketemu cewek itu?" Tanya Argi keheranan. "Pokoknya
Entah mengapa Lena menyanggupi tawaran itu. Hatinya merasa senang mendengar nama Motion Club. Pikirannya langsung tertuju pada Septian Anggara. Sudah sepekan ini dia tidak melihat wajah pemuda misterius itu.Selama di perjalanan pikirannya hanya tertuju ke pemuda itu. Hatinya bergetar entah mengapa.Tak terasa motor Lena tiba di halaman parkir tempat Anggara bekerja paruh waktu.Dia mulai menetralkan pikirannya, sebelum melangkahkan kakinya memasuki arena skatepark itu.Suasana di sana sangat rame karena akhir pekan.Setelah berjalan memasuki tempat itu, Lena tampak celingukan mencari orang yang dia kenal.Ya, Argi tadi sempat mengatakan bahwa sahabatnya berada di sana.Tatapannya mengarah ke bangku paling ujung yang terdapat kumpulan pemuda-pemudi. Matanya mengawasi ke arah sana.Dan akhirnya dia menemukan sosok Dany yang tengah duduk bersebelahan dengan Bayu."Dany.." teriaknya, membuat gadis itu menoleh ke arahnya. Dengan tatapan terkejut yang hanya sebentar, berganti dengan senyum
Sementara itu Argi dengan mobil hitamnya telah tiba di parkiran Motion Club.Sebelum keluar dari mobilnya, dia tampak merapikan rambutnya dan penampilannya. Kemudian dia keluar dari balik kemudi dan melangkahkan kakinya memasuki kawasan Motion Club dengan senyum yang selalu menghiasi bibir tipisnya.Anggara lebih dulu melihat kedatangan Argi, sontak melepaskan genggaman tangannya pada gadis di sebelahnya. Diapun berdiri, kemudian melangkahkan kakinya kembali ke balik meja kasir tempatnya bekerja.Lena yang belum menyadari kehadiran Argi, masih menundukkan pandangannya dan melirik ke arah Anggara yang tengah berjalan meninggalkannya. "Sayang, maaf lama menunggu, agak macet tadi." Ucap Argi tiba-tiba membuyarkan pandangan Lena. Argi mulai merangkul Lena yang saat itu masih terkejut dengan kehadirannya. Argi duduk di samping kekasihnya dan mulai membelai lembut rambut gadis cantik itu."Oh.. gak apa, Gi. Gak lama kok." Jawab Lena sembari menggeser tempat duduknya karena Argi terlalu men
Minggu pun tiba, setelah Magdalena pulang dari ritual Minggu pagi bersama ayah dan ibunya, dia menjumpai sahabatnya sudah berada di teras depan rumah. Dany tampak melambaikan tangan melihat kedatangan sahabatnya.Setelah memarkirkan motor matic miliknya, Lena berjalan menghampiri sahabatnya."Ngapain lu jam segini udah ke rumah, Dan?" Tanya Lena sambil merogoh kunci rumah dari dalam tas putih."Gue kesini? Ya mau jemput lu, Na. Seperti janji gue kemarin." Dany mulai bangkit dari duduk, dan mendekati sahabatnya."Baru jam 10 ini, Dan. Apa gak terlalu awal?" Tanya Lena sambil mulai membuka pintu rumah.Tanpa diminta pun Dany langsung berjalan masuk mengikuti sahabatnya."Mana ayah dan ibu lu, Na?" Tanyanya lagi tanpa menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu."Ntar lagi juga sampe mereka, tadi mampir ke minimarket dulu." Jawab Lena mulai menghidupkan lampu dan kipas angin yang berada di ruang tamu rumahnya. Kemudian mendudukan diri di sofa biru."Oke, kita tunggu nyokap bokap lu baru kita
Dany menjalankan motornya mengikuti peta navigasi yang mengarahkan. Selama 30 menit perjalanan, sampailah mereka di sebuah rumah mewah yang berada di kawasan perumahan elit.Bangunan berlantai dua, dengan tiga mobil yang terparkir di halaman rumah yang sangat luas itu. Bangunan bercat biru langit yang tampak megah dipandang. Dany dan Lena sempat merasa terkejut dengan penampakan rumah itu. Dia mulai membuka ponselnya dan memastikan alamat lokasi yang dikirim oleh Bayu kepadanya. Namun Lena cukup yakin karena dia melihat mobil Argi yang telah terparkir di halaman rumah itu. Dia begitu mengingat nomor plat mobil hitam yang hampir setiap hari menjemputnya.Motornya kini dia parkir di depan rumah itu. Dany mulai melakukan panggilan ke Bayu."Bay, gue udah di depan rumah lu." Ucap Dany setelah beberapa menit menunggu panggilannya diterima."Oke langsung masuk aja. Gue tunggu di dalam." Jawab Bayu.Danypun mengakhiri panggilannya dan mulai melangkahkan kakinya memasuki halaman rumah itu, ya
Dany melangkahkan kakinya menaiki tangga yang menghubungkan ke lantai dua. Bayu tengah menunggunya di atas.Ketika sampai ke lantai dua, matanya terlihat mencari keberadaan pemuda itu. Karena kondisi di lantai dua yang dipenuhi dengan kamar dan ruangan, membuatnya melangkahkan kakinya menyusuri tempat itu. "Bay, lu dimana?" Teriak Dany. Namun tidak ada sahutan.Dia pun mulai berjalan menyusuri ruangan-ruangan. Melewati sebuah lorong yang berisi kamar-kamar, namun keadaan lorong tersebut tidak terlalu terang pencahayaannya.Dany terus memanggil nama pemuda itu, berharap mendapatkan jawaban darinya.Semakin jauh mencari perasaan gadis itu semakin tidak enak. Hawa dingin dari pendingin ruangan yang ada, membuat bulu kuduknya berdiri.Ketika Dany akan menghampiri ruangan paling ujung, tiba-tiba Bayu muncul dengan topeng menyeramkan, yang sontak membuat Dany menjerit ketakutan."Hyaaa.." jerit Dany sambil menutup matanya dan melangkah mundur.Namun dengan cepat Bayu membungkam mulut gadis