Satu-satunya cara yang harus di lakukan Rehan adalah membicarakan masalah ini bersama. Keysa itu sangat religius jadi pasti akan menerima penjelasan suaminya walau sikapnya masih sangat ke kanak-kanakan."Bagaimana jika kita ajak Keysa berbincang bersama?" tanya Rehan."Ah kau ini, bicarakan berdua dulu baru libatkan orang tua. Mengapa kau kembali seperti anak kecil, menikah dengan gadis remaja bukan berarti mengabaikan kedewasaan kita. Pastikan setelah semua baik-baik saja, barulah ajak mama dan papa. Dan juga kalian perlu melaksanakan resepsi agar semua orang tahu jika kau sudah menikah.""Baiklah pa, terima kasih masalah resepsi nanti saja. Aku pulang dulu, entah apa yang dilakukan Keysa dan mama di luar."Rehan dan tuan Sunshine keluar dari kamar, mereka sama-sama mencari keberadaan isterinya masing-masing.Ternyata Keysa dan ibu mertua sedang membuat adonan roti, Keysa memang hobi membuat kue, dia terlihat sangat antusias membuat adonan, bahkan dia tak perduli dengan tepung yang
Tak ada alasan bagi Keysa untuk menolak permintaan suaminya tinggal di rumah Pondok Indah. Walau masih bingung dengan situasi yang di hadapinya sekarang tetapi mau tidak mau dia harus menurutinya.Sepulangnya dari rumah mertua, Keysa terpaksa mengikuti semua kemauan Rehan. "Setidaknya kita kembali ke rumah kontrakan untuk mengambil pakaianku," ucap Keysa pada akhirnya."Tidak perlu, semua pakaianmu sudah di bawa Luna ke rumah," jawab Rehan dengan santainya.Dia terlihat sedang serius mengemudikan mobil, sesekali dia membunyikan klakson jika ada mobil yang berusaha menyalipnya."Apakah seperti ini dirimu ?" Keysa kelihatan kesal.Rehan menengok sesaat pada isteri kecilnya ini, jika diladeni maka pertengkaran akan terjadi, akhirnya dia hanya meminta maaf."Maaf aku tidak sempat memberitahumu lebih awal, aku tak ingin kau kelelahan bolak balik di jalan, makanya aku langsung menyuruh Luna memindahkan pakaianmu."Rehan harus berusaha menekan rasa gemasnya melihat wajah Keysa yang di tekuk
Keysa merasa iba, dia tak tega melihat bibi Janah yang sudah semakin tua itu makan sendirian, akhirnya dia ikut turun bersama dengan bibi Janah. Kesempatan itu di pergunakan Rehan untuk mengambil kunci kamar dan menguncinya. Rehan tersenyum penuh kemenangan.Dia membiarkan mereka berdua makan di bawah, pintu kamar yang lain sudah di kuncinya, dan semua kunci di taruhnya di bawah bantalnya. Rehan tersenyum membayangkan bagaimana raut wajah Keysa saat tahu semua kamar terkumci kecuali kamar utama yang dia tempati. Menikah dengan gadis remaja ternyata sangat menggelikan tapi menyenangkan.Di ruang makan nampak Keysa sudah selesai makan dengan bibi Janah."Non, kaaihan tuan Rehan pasti belum makan, apa perlu saya bawakan makanannya ke kamar ?""Jangan nek, pasti nenek akan kelelahan turun naik tangga."Tidak sia-sia Rehan memamggil bibi Janah, dia yang sudah berdiri di tengah tangga terpaksa balik lagi ke kamar. Dia pura-pura berbaring, sambil membuka-buka ponselnya. Terdengar bunyi senda
Keysa membaringkan tubuhnya di samping Rehan tetapi sebelum itu dia meraih guling yang dia gunakan sebagai pembatas antara dirinya dan suaminya.Rehan membiarkannya, dia lalu membalikkan badannya menghadap ke arah Keysa yang saat ini memejamkan matanya. Rehan dengan usilnya mencolek hidung Keysa. "Apa-apaan sih!" sungut Keysa. Dia menggeser tubuhnya menjauhi Rehan."Mendekatlah karena aku ingin mengatakan sesuatu padamu,' pinta Rehan, dia menaruh tangannya di bawah kepalanya. Kakinya saling menyilang dan tatapannya tetap tak lepas dari wajah Keysa yang tak juga mau membuka matanya."Cepat katakan, aku mau tidur !"Keysa tetap masih keras kepala. Sebenarnya dia merasa penasaran dengan apa yang akan di katakan Rehan, tetapi karena gengsi dia bersikap acuh tak acuh.Rehan tersenyum penuh arti, "Ini terkait orang tuamu."Keysa terkejut, seketika itu dia bangun dan duduk menghadap ke arah suaminya."Berbaringlah dan mendekatlah padaku, aku takut kau tak kuat menerima hal ini," Rehan merai
Keysa berdiri di samping bathtub, dia meraih handuk dan melilitkanya di pinggang, ingin bergerak namun dia merasa tak nyaman. Rehan merasa kasihan melihatnya, akhirnya Rehan membantu mengisi air hangat ke dalam bathub agar Keysa bisa berendam."Bisakah kau keluar ?" pinta Keysa dengan memelas."Baiklah, panggil aku jika kau membutuhkan bantuan."Keysa menatap punggung Rehan sampai dia tak terlihat lagi dan pintu kamar mandinya tertutup. Keysa meringis dan membuka handuk dan piyama bagian atas yang masih melekat di tubuhnya dan menaruhnya di atas wastafel. Kemudia Keysa melangkahkan kakinya masuk ke dalam bathtub. Keysa tak menyangka jika melalui malam pertama itu harus sesakit ini. Keysa lumayan lama berendam di dalam bathtub untuk meredam rasa perih dibagian sensitifnya. Karena terlalu lama Rehan membuka pintu kamar mandi."Kenapa lama sayang, nanti kau masuk angin."Rehan tau apa yang dirasakan isterinya, rasanya dia ingin membantu membiasakan Keysa dengan keadaan namun dia tahu ak
Pagi hari sangat bagus untuk berolahraga, bisa dibayangkan ini adalah cara efektif untuk membakar kalori dan membutuhkan kerja keras. Olahraga di pagi hari akan meningkatkan metabolisme tubuh. Hal ini yang ingin dilakukan Rehan setiap pagi. Berada dalam pelukan pasangan saat bangun tidur menjadi perasaan yang paling manis yang dirasakan keduanya."Aku ingin tahu cerita tentang masa laluku," Keysa yang baru saja keluar dari kamar mandi segera membaringkan tubuhnya di samping Rehan."Tunggu lima menit lagi setelah aku membersihkan badan."Rehan segera bangun dan bergegas ke kamar mandi, sebelumnya dia meraih handuk yang tergantung di samping pintu. Suara gemericik air menggema di seluruh ruangan, Keysa memeluk guling sambil menunggu suaminya keluar dari kamar mandi. Dia merasa aneh dengan dirinya sendiri, keputusan dadakan yang dia jalani sekarang terasa aneh. Entah bagaimana nanti kedepannya ketika dia membuat pilihan menikah dengan duda yang terpaut usia sangat jauh dengannya ini.Key
Setelah Keysa membersihkan peralatan dapur, dia bergegas ke lantai dua dimana suaminya sudah lebih dulu naik ke atas. Keysa mencoba membiasakan diri untuk bisa beradaptasi di lingkungan barunya. Dia mengetuk pintu perlahan.Tok...tok..!"Masuk! Mengapa masih harus mengetuk pintu, ini kamar kita berdua jadi jangan terlalu formal," ucap Rehan saat mendengar ketukan dan melihat Keysa membuka pintu."I..iya maaf!""Ayo kemarilah, aku akan menceritakan sesuatu padamu, ku harap setelah mendengar semua ini kau tak akan meninggalkan aku," Rehan menggeser tubuhnya ke samping kanan dan tangannya menepuk tempat kosong di samping kirinya. Mungkin dengan menceritakan masa lalu Keysa sambil berpelukan di tempat tidur akan terasa lebih menyenangkan.Keysa menurut dan membaringkan tubuhnya di samping Rehan. Dia menunggu dengan patuh bagaikan anak kecil yang menuruti perintah orang tuanya. Rehan segera berbalik dan melingkarkan tangannya di pinggang Keysa."Apakah kau ingat dengan tuan Abimanyu pemili
Rehan melalui asistennya mengirimkan pesan kepada tuan Geraldy jika dia akan datang berkunjung ke rumahnya. Geraldy yang hari itu hendak ke kantor mengurungkan niatnya. "Ma, hari ini Rehan akan berkunjung ke rumah kita siapkan menu yang lezat untuk menyambut kedatangannya, katakan pada Adinda untuk menanti kedatangan Rehan sebelum ke kampus," ucap Geraldy. Walau dia tahu Rehan adalah pria angkuh tetapi dia tetap masih berharap untuk menjodohkan puterinya dengan Rehan. Nyonya Syakila mulai sibuk mempersiapkan segala sesuatunya."Adinda ! Sini bantu ibu nak!"Adinda turun dari lantai dua dengan balutan celana jeans biru langit dan blouse yang senada."Aku hendak ke kampus!" "Apakah kau tidak akan menyambut kedatangan tuan Rehan ?""Rehan ? Benarkah ? Apakah dia akan datang menemuiku ?" Adinda melempar tasnya begitu saja lalu menghampiri ibunya."Kata ayahmu, siang ini dia akan berkunjung, makanya ibu menyiapkan menu makan siang untuk menyambutnya.""Apa yang bisa ku bantu bu ? Sebent