Keysa berdiri di samping bathtub, dia meraih handuk dan melilitkanya di pinggang, ingin bergerak namun dia merasa tak nyaman. Rehan merasa kasihan melihatnya, akhirnya Rehan membantu mengisi air hangat ke dalam bathub agar Keysa bisa berendam."Bisakah kau keluar ?" pinta Keysa dengan memelas."Baiklah, panggil aku jika kau membutuhkan bantuan."Keysa menatap punggung Rehan sampai dia tak terlihat lagi dan pintu kamar mandinya tertutup. Keysa meringis dan membuka handuk dan piyama bagian atas yang masih melekat di tubuhnya dan menaruhnya di atas wastafel. Kemudia Keysa melangkahkan kakinya masuk ke dalam bathtub. Keysa tak menyangka jika melalui malam pertama itu harus sesakit ini. Keysa lumayan lama berendam di dalam bathtub untuk meredam rasa perih dibagian sensitifnya. Karena terlalu lama Rehan membuka pintu kamar mandi."Kenapa lama sayang, nanti kau masuk angin."Rehan tau apa yang dirasakan isterinya, rasanya dia ingin membantu membiasakan Keysa dengan keadaan namun dia tahu ak
Pagi hari sangat bagus untuk berolahraga, bisa dibayangkan ini adalah cara efektif untuk membakar kalori dan membutuhkan kerja keras. Olahraga di pagi hari akan meningkatkan metabolisme tubuh. Hal ini yang ingin dilakukan Rehan setiap pagi. Berada dalam pelukan pasangan saat bangun tidur menjadi perasaan yang paling manis yang dirasakan keduanya."Aku ingin tahu cerita tentang masa laluku," Keysa yang baru saja keluar dari kamar mandi segera membaringkan tubuhnya di samping Rehan."Tunggu lima menit lagi setelah aku membersihkan badan."Rehan segera bangun dan bergegas ke kamar mandi, sebelumnya dia meraih handuk yang tergantung di samping pintu. Suara gemericik air menggema di seluruh ruangan, Keysa memeluk guling sambil menunggu suaminya keluar dari kamar mandi. Dia merasa aneh dengan dirinya sendiri, keputusan dadakan yang dia jalani sekarang terasa aneh. Entah bagaimana nanti kedepannya ketika dia membuat pilihan menikah dengan duda yang terpaut usia sangat jauh dengannya ini.Key
Setelah Keysa membersihkan peralatan dapur, dia bergegas ke lantai dua dimana suaminya sudah lebih dulu naik ke atas. Keysa mencoba membiasakan diri untuk bisa beradaptasi di lingkungan barunya. Dia mengetuk pintu perlahan.Tok...tok..!"Masuk! Mengapa masih harus mengetuk pintu, ini kamar kita berdua jadi jangan terlalu formal," ucap Rehan saat mendengar ketukan dan melihat Keysa membuka pintu."I..iya maaf!""Ayo kemarilah, aku akan menceritakan sesuatu padamu, ku harap setelah mendengar semua ini kau tak akan meninggalkan aku," Rehan menggeser tubuhnya ke samping kanan dan tangannya menepuk tempat kosong di samping kirinya. Mungkin dengan menceritakan masa lalu Keysa sambil berpelukan di tempat tidur akan terasa lebih menyenangkan.Keysa menurut dan membaringkan tubuhnya di samping Rehan. Dia menunggu dengan patuh bagaikan anak kecil yang menuruti perintah orang tuanya. Rehan segera berbalik dan melingkarkan tangannya di pinggang Keysa."Apakah kau ingat dengan tuan Abimanyu pemili
Rehan melalui asistennya mengirimkan pesan kepada tuan Geraldy jika dia akan datang berkunjung ke rumahnya. Geraldy yang hari itu hendak ke kantor mengurungkan niatnya. "Ma, hari ini Rehan akan berkunjung ke rumah kita siapkan menu yang lezat untuk menyambut kedatangannya, katakan pada Adinda untuk menanti kedatangan Rehan sebelum ke kampus," ucap Geraldy. Walau dia tahu Rehan adalah pria angkuh tetapi dia tetap masih berharap untuk menjodohkan puterinya dengan Rehan. Nyonya Syakila mulai sibuk mempersiapkan segala sesuatunya."Adinda ! Sini bantu ibu nak!"Adinda turun dari lantai dua dengan balutan celana jeans biru langit dan blouse yang senada."Aku hendak ke kampus!" "Apakah kau tidak akan menyambut kedatangan tuan Rehan ?""Rehan ? Benarkah ? Apakah dia akan datang menemuiku ?" Adinda melempar tasnya begitu saja lalu menghampiri ibunya."Kata ayahmu, siang ini dia akan berkunjung, makanya ibu menyiapkan menu makan siang untuk menyambutnya.""Apa yang bisa ku bantu bu ? Sebent
Keysa masih menganggap rumah ini adalah rumahnya juga, makanya kebiasaannya dulu tetap sàja dia lakukan. Biasanya sehabis makan dia akan membantu para maid mencuci piring dan membersihkan dapur."Tidak usah non, biar bibi saja," cegah bibi Hanah."Gak apa-apa bi, bukankah sejak dulu aku seperti ini ?!" Rehan mendengar obrolan mereka, dia membiarkannya. Saat ini belum ada yang tau jika Keysa adalah isterinya. Rehan mengikuti langkah tuan Geraldy dan ibu Syakila ke ruang tamu. Mereka duduk kembali di tempat semula."Bagaimana anak kami Keysa bisa bersamamu ?" tanya nyonya Syakila."Ceritanya panjang bu, kami kesini ingin bersilaturahmi sekalian ingin berbagi cerita agar tak ada lagi yang harus di tutup-tutupi."Ucapan Rehan membuat Geraldy gelisah, entah apa hubungan Rehan dengan semua ini tapi Geraldy tak bisa menghindarinya. Mungkin sudah saatnya dia harus melepaskan semua beban di hatinya, apalagi ketika melihat Rehan yang sering mencuri pandang pada Keysa. Keysa masuk ke ruang ten
Tak ada yang tau apa yang ada di dalam hati Adinda saat mendengar penuturan ayahnya. Baginya Keysa adalah musuh yang harus disingkirkan dari kehidupannya. Dia yang begitu berharap menikah dengan Rehan malah harus menelan pil pahit, selama ini dia mengira Keysa adalah adik kandungnya. Kini setelah tahu kisah yang sesungguhnya dia malah semakin membenci Keysa. Namun di depan keluarga Adinda menunjukkan simpatinya."Aku akan membuat perhitungan denganmu Keysa, kau harus bersyukur ayahku memungutmu. Kau meminjam nama dan akte kelahiran adikku. Kita akan lihat kau atau aku yang akan menang," gumam Adinda di dalam hati.Rehan melihat kilatan kemarahan di mata Adinda, sehingga dia mulai waspada. Dia bukanlah pria bodoh, dia tahu apa yang ada di dalam benak Adinda. Dia tak akan membiarkan sesuatu terjadi pada isterinya."Apakah ayah menyimpan sesuatu yang ditinggalkan ayah dan ibuku ?" tanya Keysa penuh harap.Geraldy mengangguk lalu segera berdiri menuju ke kamarnya di lantai dua. Tak berapa
Sesaat suasana hening, Keysa menatap Abimanyu tak berkedip. Dia tak tahu bagaimana hubungan ayahnya dengan pemilik perusahaan yang sekarang. Apakah perlu baginya untuk mengetahui siapa pembunuh kedua orang tuanya. Biasanya orang-orang terdekatlah yang patut di curigai."Apapun yang kalian putuskan aku akan menerimanya," ucap Abimanyu."Terima kasih untuk semua bantuan paman, aku tak pernah tahu apa impian ayahku. Paman sudah berjuang sampai detik ini tentulah melalui berbagai macam rintangan. Walau dalam dokumen ini menunjukkan kepemilikan perusahaan tetapi aku tak menginginkannya. Terima kasih sudah menjadi kepercayaan ayahku," ucap Keysa panjang lebar.Rehan merengkuh bahu Keysa, dia mengecup kening isterinya. Ini adalah keputusan terbaik yang di pilih isterinya."Aku tak tau harus berkata apa, kapan saja kalian membutuhkan bantuan aku akan siap membantu, kuharap kalian perlu berhati-hati. Kita tak tahu siapa yang telah membunuh tuan Emil dan nyonya Adiba, besar kemungkinan jika mer
Rehan ingin mengurus semua dokumen pergantian nama isterinya seorang diri, dia bisa saja menyuruh asistennya untuk melakukannya, namun Rehan tak ingin melakukan kesalahan sedikitpun. Kedua pasangan itu keluar dari kantor polisi, mereka berdua ternyata sedang di awasi.Namun bukan Rehan namanya jika tak mengetahui hal itu, dia tersenyum sinis."Aku ingin tahu apa yang akan kalian lakukan dan siapa di balik ini !" gumam Rehan di dalam hati.Rehan bersikap setenang mungkin, dia tak ingin membuat isterinya panik. Digandengnya tangan Keysa menuju parkiran dan mereka berdua segera masuk ke dalam mobil.Rehan berpikir bagaimana caranya mengelabui penguntit itu, namun jika dia berusaha melakukannya maka Keysa akan tahu. Akhirnya dia hanya mengirim pesan pada bodyguard yang mengawalnya untuk segera mengalihkan perhatian para penguntit."Sebaiknya kita langsung pulang ke rumah saja, aku ingin menghabiskan waktu berdua denganmu," ucap Rehan sambil menjalankan mobilnya perlahan.Dia melirik Keysa