Share

Visit Dokter

"Selamat pagi," sapaku pada seorang dokter yang kami kunjungi.

Aku tidak tahu apa yang aku harapkan tapi tentu saja bukan dokter muda yang cantik. Dia mengenakan jas putih yang semakin menunjukkan betapa mengagumkannya dia.

Dan sepertinya aku harus menerima fakta jika Tama memang dikelilingi oleh wanita-wanita cantik.

Dokter yang aku kunjungi bersama Tama saat ini merupakan sosok wanita bermata sipit dengan berambut hitam panjang. Kulitnya putih dan riasan wajah natural mempermanis dirinya. Dia duduk di balik meja bermonitor.

"Selamat pagi, Nyonya Irfandi." Psikiater itu menyapa dengan senyuman sebelum menoleh ke suamiku yang berdiri tegap di belakang kursiku, "kenapa loe nggak duduk di sofa?" Dia menatap Tama dengan salah satu alis yang terangkat. Dia juga menunjuk ke area lain di dalam ruangannya yang sudah tersedia satu set sofa dan televisi yang menyala.

"Gue mau dengar keadaan Luna."

"Itu tergantung pasiennya, Tama." Dokter melanjutkan sambil berbalik menatap ke arahku, "apa
Kara

Soal diagnosisnya maaf ya kalau tidak sesuai🙏🙏🙏

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status