Share

26. Danau Cinta

Napas yang terengah membuat lari Fasya perlahan mulai melambat. Dia memilih untuk berhenti dan bersandar pada pohon besar di sampingnya. Tatapannya tertuju pada Adnan yang masih berlari santai jauh di hadapannya. Fasya pikir Adnan hanya berolahraga ringan, tetapi ternyata pria itu berlari tanpa henti selama 15 menit. Mau tidak mau Fasya mengikutinya karena takut tersesat di tempat yang asing ini. Meskipun masih muda, olahraga adalah hal yang jarang Fasya lakukan. Seketika dia mulai sadar untuk lebih memikirkan kesehatannya.

"Pagi, Neng," sapa seorang pria paruh baya yang melewatinya sambil membawa potongan ranting kayu.

"Pagi, Pak." Fasya mengangguk ramah. Dia tahu jika pria itu adalah warga lokal.

"Aduh, capek banget." Fasya bergerak merosot dan terduduk di atas tanah. Dia tidak peduli jika tubuhnya akan kotor karena yang ia butuhkan saat ini adalah meluruskan kakinya.

"Pagi, Neng." Kali ini Fasya mendapat sapaan dari seorang ibu-ibu paruh baya yang membawa pacul, mungk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status