Share

BAB 20

Kania memekik kesakitan saat merasakan tamparan yang terdengar menggema di seluruh kamar. Suara perempuan tersebut mengerang, merasakan nyeri begitu membekas. Bahkan sudut bibir terlihat noda darah, sedangkan mata berkaca-kaca, mencerminkan perasaan putus asa menghantam. Wajah wanita itu berubah pucat, keberanian seolah menciut tanpa bekas sedikitpun. Sementara Devano, dengan penuh amarah, menekan dagu perempuan yang menjadi tawanan dengan keras, sebagai tanda kekuasaannya.

"Sakit ...."

Suara Kania begitu rapuh, bahkan bergetar kala berkata demikian. Devano yang tidak mendapatkan yang diinginkan menggeram. Menunjukan ketidakpuasan. Ia semakin kesal, dan memperkuat cengkraman di dagu Kania. Seolah ingin menghancurkan wanita di hadapannya ini.

"Bukan itu yang ingin ku dengar! Cepat, katakan sekali lagi," seru Devano.

Nada suaranya bahkan begitu menyeramkan, napasnya memburu. Seperti dengan satu kata yang terlontar bisa menghancur lawan bicara berkeping-keping.

"Tuan ... tolong, lep
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status