Share

Berharap Bunda Nikah

POV Ayu

Aku menggeliat, menguap, membuka mata perlahan, sekujur badan rasanya pegal semua. Mengumpulkan segenap kesadaran, mengingat yang terjadi semalam sampai dini hari. Aku tersenyum sambil memejamkan mata. Tak menyangka, lelaki yang pertama menyentuhku tiada lain adalah Abang angkatku sendiri.

Membalikkan badan, Abang sedang memainkan gadgetnya dengan tubuh bersandar pada kepala ranjang.

“Bang ....” Lirih aku memanggil, sembari merangkul pinggangnya.

“Udah bangun, Sayang?” Handphone disimpan, tangannya membelai rambutku.

“Huum. Sekarang jam berapa?” Kepala Abang mendongak, melihat jam dinding.

“Jam delapan lewat sepuluh menit.”

Memaksakan tubuh untuk duduk. Namun lagi-lagi, masih terasa perih di area sensitif. Meringis.

“Masih perih?”

“Oh, enggak-gak, udah gak kok.” Bisa gawat kalau bilang perih. Nanti malah ‘diajakin’ lagi. Duh malah berbohong jadinya. Ya habis gimana, keadaanku lagi lemas banget.

Kulihat ada sepiring roti tawar panggang dan dua gelas susu.

“Abang udah s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status