Share

Kondisi

PoV Abang

Tubuhku kembali melorot, duduk memeluk kedua lutut. Pengakuan Herlina soal kematian Ayah kembali terngiang. Sedari dulu, aku dan Bunda tidak pernah menduga, kalau Ayah meninggal karena dibunuh bukan karena kecelakaan semata.

Air mataku kembali mengalir, Teringat sosok Ayah. Ayah yang selalu menjadi kebanggaanku, Ayah yang kujadikan contoh, Ayah yang menasehatiku agar selalu menjadi lelaki yang bertanggung jawab dan berkomitmen.

 ‘Ayah ... Dendi kangeeen ....’ Aku terus membathin. Hati ini terasa diiris sembilu mendengar pengakuan Herlina tentang pembunuhan terhadap Ayahku. Ia sungguh licik, membunuh seseorang dengan kedok kecelakaan.

“Mas Dendi ... saya mengerti apa yang Mas alami sekarang. Tapi, Mas Dendi harus ingat, yang sudah terjadi tidak bisa kembali terulang. Apalagi orang yang sudah meninggal. Kasihan almarhum, kalau ada orang yang belum mengikhlaskannya. Maaf

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status