Justin—pulang ke rumah dengan membawa segala ucapan yang dilontarkan oleh Diandra kepadanya. Begitu tegas hingga membuat Justin tak bisa berkutik lagi.Pun dengan Selena. Mereka sama-sama terdiam. Memandang tembok dengan tatapan kosong—di dalam kamar duduk di tepi tempat tidur.“Gak nyangka banget Andrian bisa menyembunyikan perasaannya. Begitu tertutupnya sampai-sampai kamu aja nggak menyadari kalau Andrian suka sama kamu,” kata Justin berucap dengan pelan.Selena menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Iya, Mas. Bener-bener nggak sadar walaupun pada saat itu kita belum saling mencintai.”Justin menghela napasnya dengan pelan. “Andrian. Aku tahu ini konyol. Tapi, kamu udah bikin aku merasakan karma yang begitu nyata.“Kamu sengaja mendonorkan jantung kamu untukku agar Selena mencintai dua orang sekaligus. Aku ngomong apa adanya 'kan, Sayang?”Justin bertanya dengan keputusasaannya.Selena mengendikan bahunya. “Aku gak tahu, Mas. Soalnya aku nggak ada rasa sama sekali ke Pak Andrian. Y
Malam hari tiba.Selesai dinner, Justin membawa Selena ke tempat di mana ia akan melamar sang pujaan hati di tempat terindah yang ada di kota Paris.Kini, keduanya tengah memandang pemandangan indah di sana. Melihat lampu kelap-kelip di depan mereka, terlihat begitu sempurna keindahan Paris di malam hari.Justin lantas menggenggam tangan Selena dengan mata fokus menatap Selena dengan lekat."Kamu pasti sudah tahu, apa tujuan sebenarnya kita ada di sini," kata Justin kemudian.Selena hanya menatap mata Justin, tak bersuara sedikit pun.Tak lama setelahnya, suara kembang api muncul di langit malam yang begitu indah. Selena memandang pemandangan yang luar biasa itu penuh dengan kekaguman."So beautiful," ucap Selena dengan pelan.Hingga kembang api yang terakhir dinyalakan oleh petugas yang ada di sana. Berbentuk tulisan 'i love you, Selena' hingga membuat perempuan itu menutup mulutnya karena terperangah kaget melihat tulisan di atas langit itu.Lalu, 'will you marry me' dari letusan ke
Grace mengulas senyumnya kembali. “Sedang menenangkan diri di sini. Eh, malah ketemu kalian.” Grace kemudian menoleh kepada Justin. “Nggak denger kabar apa pun, yaa? Dua bulan yang lalu.”Justin mengerutkan keningnya kemudian menggelengkan kepalanya karena memang ia tak mendengar kabar apa pun selain Andrian meninggal dunia.“Nggak ada kabar yang aneh-aneh. Kenapa emang?”Grace kembali tersenyum pasi. “Aku dan William udahan.”Justin menganga, pun dengan Selena. Kemudian tersenyum miris sembari menggaruk alisnya dan menatap Grace dengan lekat.“Aku udah kasih tahu kamu berkali-kali, tapi kamunya gak percaya. Ya udah. Turut berduka cita atas hilangnya suami tercinta kamu itu.”Selena memukul lengan Justin kemudian memelototi calon suaminya itu agar jangan menghancurkan mood Grace yang sedang bersedih itu.Grace tertawa lirih kemudian menganggukkan kepalanya. “Dia emang brengsek. Sama, kayak orang-orang terdahulu yang pernah singgah di hati aku.”Justin sudah tahu arah pembicaraan Grace
Namun, perempuan itu tetap membuang muka. Tak ingin melihat wajah memelas yang sedang Justin perlihatkan padanya.“Oke, kalau kamu nggak mau lihat aku. Aku mau minta maaf. Aku memang laki-laki brengsek yang ingin memiliki perempuan baik seperti kamu.“Tapi, itu hanya masa lalu aku. Semua orang punya masa lalu dan tidak semua orang memiliki masa lalu yang indah. Aku mencintai semua yang ada dalam diri kamu.“Menerima kamu apa adanya walaupun aku tahu status dan derajat kita jauh berbeda. Tapi, apa aku mempermasalahkannya? Nggak, Selena.“Jadi, please. Aku mohon sama kamu, tolong lupakan masa lalu aku yang buruk itu. Cukup menatap masa depan kita akan seperti apa.“Aku nggak punya anak atau apa pun itu. Orang yang udah tidur denganku pun sudah punya hidup masing-masing.”“Tapi Grace tadi. Dia baru cerai sama suaminya, Mas,” ucap Selena seperti ketakutan jika Grace akan mengambil Justin darinya.Justin berdiri dan menarik tubuh Selena. Memeluknya dengan erat, tak ingin Selena pergi jauh
Selena mengembuskan napasnya dengan panjang. “Kamu tahu, definisi cinta itu bodoh? Ya. Aku sedang berada di fase itu. Terlalu mencintaimu, dan masa bodoh dengan masa lalu kamu.“Aku tahu, ucapanku tadi terlalu menyedihkan untuk kamu dengar. Hanya saja, kecewa seorang perempuan tidak bisa melakukan apa pun selain tetap bertahan karena orang yang aku cinta pun sudah minta maaf.“Asalkan jangan pernah mengulangi kesalahan itu lagi, aku akan menerima kamu dan mencintai kamu sampai kapan pun. Hanya itu saja pesanku ke kamu, Mas Justin.”Selena berucap tanpa menatap Justin agar pria itu tahu, kebohongan bisa membuat semua orang kecewa bahkan akan sulit bisa percaya lagi di setiap dia berucap.Justin kembali menelan salivanya kemudian menunduk. Merasa bersalah dan menyesal atas perbuatannya dulu. Seandainya dia bisa menjaga dirinya dengan baik, Selena tak akan pernah bersikap seenaknya padanya.Selena tak akan pernah membalas setiap ucapan yang dia lontarkan. Akan menjadi istri yang lebih ba
Justin tersenyum sembari mengusapi dadanya dengan pelan. Ia merasa jika dia hanya raga saja, sedangkan hati dan jiwanya sudah dipenuhi oleh Andrian."Beneran dua orang dalam satu raga. Jantung Andrian hidup dengan baik di tubuh gue sampai gue merasa kalau sikap gue jauh lebih baik dari sebelumnya."Justin kembali tersenyum lirih. "Yang mencintai Selena bukan hanya Justin, melainkan Andrian juga. Yang Selena cintai adalah Justin, tapi di dalam jiwa gue ada Andrian. Lucu memang. Tapi, ini yang harus gue terima. Istri gue, milik dua orang yang tinggal dalam raga gue."Justin merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Matanya menatap kosong pada langit-langit kamarnya. Kemudian menutup matanya untuk menghilangkan semua semrawut dalam dirinya.**Pagi hari telah tiba.Dering ponselnya berbunyi, panggilan dari Selena. Lantas pria itu segera menerima panggilan tersebut."Halo, Mas. Mas, tolongin aku. Cepetan ke apartemen aku," lirih Selena di seberang sana.Pria itu segera bangun dari tidurny
Justin menelan saliva dengan pelan. “Pindah ke rumah aku aja, yaa. Di sana lebih aman. Aku gak mau kamu kenapa-napa, Selena. Gak selamanya aku bisa minta bantuan Kevin kalau kamu dalam bahaya.”Selena mengangguk dalam pelukan itu. “Tidak ada lagi tempat paling aman selain rumah kamu, Mas.”“Oke. Kita pindah sekarang juga. Aku akan mempercepat pernikahan kita supaya kita bisa tinggal dalam satu atap.”Selena hanya mengangguk menuruti semua ucapan Justin. “Gimana baiknya aja, Mas.”“Iya, Sayang. Aku kemas semua baju dan semua barang-barang kamu dulu.”Justin melepaskan pelukan itu dan membiarkan Selena menenangkan diri di sana. Sementara Justin mengemas semua pakaian dan barang-barang milik Selena.“Mau pindah rumah lagi?” tanya Kevin yang baru saja keluar dari kamar mandi.Justin menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Udah ada yang tahu alamat rumah Selena. Gue gak bisa diem aja, Vin.”Kevin manggut-manggut. “Fatal banget sih, kalau udah ada orang yang pengen bunuh Selena. Kita harus c
Setibanya di kantor polisi.Justin memberikan rekaman CCTV tersebut kepada pihak kepolisian sebagai bukti jika pria yang kini tengah duduk di dalam sel tahanan itu hampir membunuh Selena.“Dia sudah memberi tahu, siapa orang yang sudah menyuruhnya untuk membunuh calon istri saya?” tanya Justin kepada pihak polisi itu.“Masih kami selidiki, Pak Justin. Karena Saudara Bobby ini masih enggan memberi tahu siapa orang yang sudah memerintahkan beliau untuk membunuh calon istri Anda.“Kalau sudah ada keterangan yang lebih lanjut, kami akan segera memberikan informasinya kepada Anda. Jangan khawatir, Pak Justin.”Justin mengangguk sembari menghela napasnya dengan kasar. “Jangan sampai dia kabur. Beri hukuman yang setimpal karena Selena mengalami trauma dan shock atas kejadian tadi pagi.”“Baik, Pak Justin. Kami akan membuatkan surat laporan penangkapan terlebih dahulu agar ditandatangani.”Justin kembali mengangguk dan menunggu surat laporan penangkapan selesai dibuat.**Keesokan harinya.Ke