Share

Bab 7. penantian yang sia-sia

Aurora berlari kesana kemari selama hampir satu jam, tetapi tidak menemukan seseorang yang dia cari sampai matahari telah hampir terbenam. Dia memutuskan masuk kedalam Restoran Romance, siapa tau orang yang dia cari ada didalam.

Dia melihat laki-laki dibalut jas hitam berjalan keluar dari dalam Restoran, dia tampan, Aurora menghampirinya dan bertanya, "Tuan apa kamu mengenal tuan Philip?"

Saat itu memang Louis sedang keluar dari dalam Restoran, Louis sendiri merupakan asisten pribadinya Philip. "Ya." Jawabnya singkat, rupanya wajahnya tak kalah dingin dan datar, meski tampan dan nampak berwibawa dengan pakaian rapi formal.

Aurora tersenyum lega seakan menemukan oksigen tepat untuk mengurangi detak jantungnya yang memburu akibat berlari kesana-kemari dan kembali bertanya, "Dimana dia?"

Laki-laki itu diam dan tidak menjawab. Tapi dibalik punggungnya muncul seorang Laki-laki yang dia cari. Wajah laki-laki itu dingin dan datar, ketampanannya melebihi Louis, sayangnya sedikit saja tidak ada seurai senyum meski setipis helai tisu.

"Ada apa?" Sahut Philip dengan ketus.

Aurora menahan dirinya untuk tidak memaki, laki-laki itu sangat angkuh membuatnya geram. Tapi ada hal penting yang harus dia sampaikan! Aurora menimpali, "Tuan, kekasihmu pergi. dan dia menitipkan surat padaku untukmu. Dia juga berpesan untuk tidak mencarinya!"

Kedua laki-laki itu langsung terkejut. "Apa maksudmu?" Sentak Philip menatapnya tajam.

Aurora memberikan surat itu, dan Philip merebutnya, dia membuka dan membacanya. Seketika raut wajahnya mengeras.

[Philip, maafkan aku. Aku kembali mengecewakanmu. Aku tidak bisa menikah denganmu tahun ini, aku punya urusan Urgent dan harus pergi. Aku mencintai kamu, tapi aku lebih menginginkan karirku sekarang. Menjadi Aktris di Wanders Entertainment adalah mimpiku, tetapi menikah aku bisa memikirkannya nanti. Kalau kamu bersedia menunggu, paling lama 2 tahun. Sekali lagi maafkan aku! Selamat tinggal... Alyra Clarassy]

Philip meremas kertas itu dan melemparkannya sembarangan. Dia menatap Louis dan memerintah, "Cek Fila sekarang!"

Louis mengangguk dan menunduk lalu berjalan tergesa menuju Fila. Philip mengambil ponselnya disaku jas dan menelpon, tiga kali panggilan baru tersambung. Dia mendengar suara lembut dan pelan itu. Saat ini Alyra sudah dilobby Bandara internasional Ivaly City.

"Kamu dimana?" Suara Philip berat dan panik.

Dia telah merencanakan acara ini dengan baik, dan mengundang banyak tamu hanya untuk melamar Alyra, kecuali orang tuanya yang ada di negeri lain. Kalau acara ini batal, reputasinya akan anjlok dan buruk dimata para tamu dan pengunjung, Philip mayer ditinggal kekasihnya yang lebih memilih karir dari pada dirinya!

Padahal kekayaan Philip Mayer tak tertandingi siapapun!

"Aku sudah Check in dibandara." Jawab Alyra memejamkan matanya usai menjalankan prosedur penerbangan.

"Jangan pergi. Aku akan menyusulmu!" Sahut Philip dengan cepat.

Alyra menahannya dengan cepat, "Tidak perlu. Aku sudah berjalan masuk kedalam pesawat. Jangan mencariku, karena aku tidak akan luluh. Maaf... kali ini aku kembali mengecewakanmu, pesawatnya akan segera lepas landas, aku tutup telponnya. Selamat tinggal..."

Telpon terputus secara sepihak. Philip sangat kesal dan menyerukan nama Alyra berulang kali, tapi panggilan terputus dan ponselnya beralih tidak aktif.

Louis berjalan tergesa-gesa dan berkata, "tuan! Nona Alyra..." Louis berhenti bicara, bahkan kalimat akhirnya hanya melayang diudara usai melihat wajah tuannya tidak bersahabat.

Pikiran Philip sedang kacau dan berantakan karena lagi-lagi ulah Alyra. Philip harus menelan pil kekecewaan kembali, padahal dia sudah menunggu cukup lama.

Akhirnya Philip pergi meninggalkan Louis dan Aurora yang hanya menyaksikannya dengan tatapan iba dan kasihan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status