Share

Ruang Sidang

   Seseorang menepuk pundakku, mengembalikanku dari lamunan. “Permisi, Anda menghalangi jalan!” ucapnya. Menyadari aku telah lama berdiri di sini, aku bergeser ke samping. Pria yang menepuk pundakku tadi pun bersikap  acuh kemudian masuk ke ruangan bertulisakan “Ruang Sidang III.” Di dalam ruangan itulah nantinya aku akan duduk, mendengarkan pernyataan Rey dan Yus sebagai seorang tersangka. Tidak, maksudku sebagai seorang pengkhianat.

“Sudah berapa lama kamu melamun di sini?” Refael tiba-tiba saja mendekat entah dari arah mana. Hari ini dia tampil berkarisma seperti sebelumnya dengan  jaket kulit hitam. Celana kain dan pantofel yang membuatnya gagah.

“Belum ada tiga puluh menit kok,” jawabku.

“Sebagai pria, kamu cukup tepat waktu juga. Cocok sekali bersanding dengam Erika,” pujinya.

“Enggak begitu, kok.”

   Rafael menepuk pundakku, ujung bibirnya melengkung, seakan ingin tertawa.

“Sebaiknya kita tunggu di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status