Share

Sidang Berlanjut

“Apa maksudnya itu?” Aku memelotot pada Rafael.

“Lihat saja keseruannya.” Rafael menajawab santai.

   Pria ini menyaksikan sidang seperti menonton sebuah drama. Dia mungkin memang sering menikmati suasana drama dalam sidang, akan tetapi apa dia tidak bisa memasang keseriusan sedikit saja atau malah dibalik wajah santainya itu, dia sedang menganalisa yang terjadi seperti menebak akhir dari drama.

   Sidang berlanjut. Kali ini, giliran Rey yang menjawab pertanyaan itu.

“Meski pun saya masuk ke kedai lewat pintu pagar belakang, saya tidak melakukan apapun di dapur. Saya hanya berniat meminjam toilet karena kebelet pipis. Sudah jelas pun, di kayu itu adalah sidik jari saudara Yus,” jawabnya diiringi tawa kecil.

“Yang Mulia, hari ini kami menghadirkan seorang saksi sekaligus pemilik kedai. Mohon izinkan yang bersangkutan untuk duduk di meja saksi,”

   Hakim melirik dokumen panitera pengganti sebentar, sesaat ke

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status