Share

Mertua Dan Menantu

Pagi yang cerah dimanfaatkan Pak Herlambang dengan baik. Keduanya duduk santai di gazebo taman samping dengan papan catur di tengah-tengah. Mereka bermain sambil bicara santai, topik pembicaraan tidak lain tidak bukan adalah tentang bisnis dan pandangan hidup. Gilang yang memang mengagumi sosok lelaki itu begitu serius mendengarkan.

"Lang?"

"Iya, Pa."

"Hubunganmu dengan Rara baik-baik saja kan?" tanya Pak Herlambang, melenceng jauh dari obrolan dengan Gilang sebelumnya.

"Papa tidak ingin ikut campur, Papa cuma mau nanya saja. Syukur-syukur kalau dijawab," lanjut Pak Herlambang lagi.

Gilang yang ditanya begitu terdiam sebentar, lalu menelan ludah kasar.

"Alhamdulillah baik, Pa. Lancar sampai sekarang," jawab lelaki yang usianya baru menginjak angka dua puluh enam itu.

Merasa jawaban tidak meyakinkan alis Pak Herlambang pun naik sebelah menyelisik raut muka Gilang. "Kalian bahagia?" tanyanya, terdengar tidak percaya.

Gilang sontak kembali menelan ludah. "Iya, Pa. Kami bahagia."

Sekonyon
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status