Share

161. Rasa yang Khas di Hati

“Maaf, Vi lagi senang-senangnya main bola nggak kenal tempat, eh ..., makanan kalian ada yang kena bolanya Vi ya?” Mei merasa tak enak hati karena teledor mengawasi puteranya yangs edang aktif-aktifnya ini. Harusnya dia menyimpan bolanya Vi agar dia tak memainkannya sembarangan di tempat umum seperti ini.

Juna berkedip-kedip menatap Mei dan Vi secara bergantian. Pria itu belum sepenuhnya menguasai diri dari keterkejutan atas pertemuan tak terduganya dengan Meilani.

Anjani bersedekap dan tersenyum sinis kepada Mei. “Your kid tadi mainan bola terus kena bakul nasi punya kita, terus lihat tuh ... ada beberapa makanan yang tumpah, you kudu gantiin semua ini dengan yang baru,” cecarnya.

Juna yang mendengarnya memutar bola mata, “Oh. Come on, Jan ...?” desisnya pelan sambil mendelik kepada Anjani, tak mengira sifat julidnya Mak Lampir ini keluar lagi di saat-saat seperti ini.

“Oh-ooh, oke.” Mei mengangguk dan memanggil pramusaji dan meminta mereka untuk menghidangkan menu yang sama seper
Indy Shinta

Terima kasih atas semua support pembaca tersayang. VOTE yang banyak ya untuk novel ini, biar nongol terus di beranda Good Novel. Kalau kalian suka novel ini boleh share linknya ke teman-teman yang lain ya. Thank you .... And happy reading :)

| 3
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (14)
goodnovel comment avatar
Kimberlin Tan
thir jkin yg vincet sambungannya
goodnovel comment avatar
rimaya 27
up jam berapa lagi kak
goodnovel comment avatar
Bambang Agus Wiyono
lanjut Thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status