Share

169. Perlu Bicara

Juna mulai blingsatan karena Mei sekarang semakin jarang mau mengangkat teleponnya. Video callnya juga sering ditolak. Padahal Juna kangen sama Vi, bukan hanya Mei. Astaga, ... padahal Vi bukanlah anak kandungnya, tetapi kenapa Juna merasa seperti itu? Juna sering kepikiran Vi. Juna bahkan pernah bela-belain menyusul Vi yang sedang liburan sama Mei ke Bandung pakai helikopter. Setelah ketemu Vi dan main sebentar dengannya, juga puas menciumi pipinya, Juna langsung balik lagi ke Jakarta. Edan kan?

Aah! Juna sekarang kangen mengajak Vi main basket di timezone.

“Itu tandanya Bos kudu lekas kawin dan punya anak. Jiwa bapak-able Bos sudah meronta-ronta itu, Bos.” Jonathan menyahut saat Juna curhat kepadanya.

“Lu kata gampang main kawin-kawin aja?”

“Gampanglah, apalagi bos udah pengalaman, jam terbang kawinnya Bos kan udah tinggi dulu sama Mbak Mei. Tinggal digas aja ntar sama Mbak Anna, sampai lahir bayi oek-oek.”

“Ebuset lu, Jon, enak banget kalau ngomong.”

“Lah kan emang enak, Bos?
Indy Shinta

Terima kasih atas semua supportnya. Tetap VOTE ya. Mohon maaf kalau alur ceritanya seperti rollercoaster. Tapi seperti itulah kehidupan, kita hanya akan tahu bagaimana keseluruhan takdir dan akhir nasib setelah tamat. So, ikuti terus ya ... Love sekebon buat semua readers tersayang :) Keep Enjoy!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (19)
goodnovel comment avatar
Supar Tinah
pokok nya gak relaa...klo mei sm vincent...
goodnovel comment avatar
Henny Suryani
duuuh mei jng ama vincent donk,ksian juna,, juna msih cinta banget ama mei n mrk kan pnya anak vi,,ksian banget kan vi
goodnovel comment avatar
Nainamira
Mei sama Vincent aja, sebel lihat juna
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status