"Mas, kamu keterlaluan! Setelah dia turutin semua kemauan kamu. Sekarang sama sekali kamu tidak mau menemuinya di kantor polisi! Ayah macam apa, Kamu!"Anggun menggebu-gebu sebab geram akan sikap suaminya yang seolah tak acuh pada putra semata wayangnya."Jika dia bisa lebih cantik melakukannya. Dia tidak akan tertangkap!" Aris menanggapi kepanikan istrinya dengan tenang. Meskipun sama di dalam lubuk hatinya yang terdalam menyimpan kepanikan yang tidak bisa laki-laki paruh baya itu perlihatkan dihadapan sang istri."Mau ke mana sekarang kamu, Mas?"Melihat Aris melangkah mendekati pintu, anggun kembali kesal sebab pria itu meninggalkan dirinya ketika sedang membahas perihal sepenting itu."Diam di rumah! Jangan ikut menyebalkan seperti putramu!"Seringai Aris terlihat menyeramkan bagi anggun. Untuk pertama kalinya suaminya itu bersikap kasar seperti itu padanya. Aris melanjutkan langkah meninggalkan ruang kerja, menuju tempat di mana ada seseorang yang telah menantikan kehadiranny
Pernikahan Jasmine dan Alan yang diam-diam nyatanya juga tertangkap paparazi.Dalam sekejap pernikahan mereka menjadi trending topik di media masa. Alan dan Jasmine tentu belum mengetahui itu sebab masih fokus pada acara pemotretan."Gina! Lihat ini." Tio memberikan iPad yang ada pada tanganya pada Gina."Ini foto pernikahan Mimi dengan Tuan Alan?"Gina terkesiap melihat gambar Jasmine bersama Alan di salah satu media sosial ternama. "Mereka tertangkap paparazi?" Tio mengangguk membenarkan pernyataan Gina. Sedang Gina mengedarkan pandangan pada setiap pengunjung yang datang di sana. Gina bahkan tidak menemukan seorangpun yang mencurigakan."Aku harus kasih tahu Mimi segera!"Gina beranjak hendak melangkah mendekati Jasmine. Namun, pergelangan tangannya berhasil Tio raih. "Sebentar Lagi sesi pemotretan selesai. Kita kasih waktu mereka bersama sebentar, ya! Lihat itu mereka begitu serasi, bukan?"Tio menunjuk pasangan Almin dengan dagu. Gina pun akhirnya ikut mengarahkan pandangan pad
DUA KATA SAKRAL"Jasmine tolong berhenti balapan, Sayang!"Kata-kata larangan sang bunda untuk Jasmine kembali terngiang. Namun, gadis itu tetap pergi setelah mengiyakan permintaan sang bunda membawa dua orang bodyguard bersamanya.Di pertandingan balapan kali ini, tidak ada yang tahu selain penyelenggara jika salah satu peserta mereka adalah seorang wanita. Jasmine memang sengaja menutupi identitasnya. Semua mudah dengan uang, semua yang Jasmine butuhkan terpenuhi. Seruan penonton di arena balap motor sport begitu bergemuruh, memberi semangat pada jagoan mereka masing-masing.Jasmine yang sudah lama tidak balapan hari itu tidak kalah bersemangat kala terjun dalam sirkuit balapan.Jasmine yang kembali di minta sang bunda untuk menikah, memilih menyalurkan rasa kesalnya pada hobi balapnya. Mau secara langsung menolak permintaan sang bunda, gadis itu nyatanya tidak sanggup mengutarakan. Sebab sampai detik ini pun dirinya belum juga memiliki sosok untuk ia jadikan sandaran hati
BERTEMU KEMBALI"Menikahlah denganku."Jasmine jatuh pingsan setelah mengucapkan dua kata sakral itu pada Alan. Darah segar dari kepala Jasmine terlihat mengalir di kening putih gadis itu."Hei, Kamu bangun!"Alan menggoncang berkali-kali tubuh wanita yang masih ada di pangkuannya itu. Namun, nihil wanita itu sama sekali tidak merespon.Tanpa berpikir untuk berteriak meminta pertolongan Alan lekas membopong tubuh Jasmine menuju mobil ambulans yang memang sudah tersedia di sana.Beruntung setiap balapan berlangsung memang selalu tersedia mobil ambulans lengkap dengan alat medis pertolongan pertama, sebagai wujud antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi seperti kali ini."Tolong, cepat!" seru Alan. Pria itu terlihat panik bukan main dengan tubuh Jasmine yang masih berada di gendongannya. Dengan langkah gontai pria itu berlari membawa gadis yang belum ia ketahui namanya itu mendekat pada dua petugas sirkuit yang membawa tandu darurat.Kini Jasmine terkulai tak berdaya dalam ambul
GADIS YANG DIRINDUKAN"Mimi ... jika itu sungguh kamu. Aku merasa sangat bahagia bisa bertemu denganmu kembali seperti ini."Alan terus meracau berbicara meski hanya didengar angin. Antara terharu karena dipertemukan kembali, juga sedih mengingat kisah cintanya pernah kandas tanpa penjelasan.Alan duduk di bangku samping hospital bed yang tersedia. Meraih tangan Jasmine, mengusap lembut punggung tangan gadis yang baru bertemu kembali dengannya itu.Padahal selama ini Alan selalu menjaga pandangan dari wanita manapun. Namun, dengan Jasmine, Alan seolah lupa segalanya saat ini. Pergerakan yang ia lakukan ibarat insting dengan naluri yang begitu saja terjadi.Entah bagaimana bisa? Alan yang terkenal angkuh dan dingin pada wanita manapun. Detik ini tengah menangis di samping gadis yang baru ditolongnya itu.Waktu terus berlalu. Kesunyian kamar rawat Jasmine seolah menjadi saksi bisu kebahagiaan Alan yang tidak bisa pria itu utarakan dengan kata-kata.Akhirnya merasa lebih tenang. Alan
MENJADI PUSAT PERHATIAN" Kamu siapa?" tanya Jasmine pada Alan.Saat melihat Alan, Jasmine sebenarnya mengingat sosok Alan yang menolongnya saat kecelakaan waktu itu. Jasmine juga mengingat ucapannya dirinya ketika reflek mengajak Alan menikah, sebelum pingsan.Dua kata sakral yang pernah Jasmine ungkapkan murni diucapkan sebab kemunculan Alan yang mirip dengan mantan kekasihnya dahulu. Bohong jika Jasmine bilang sudah hilang rasa, nyatanya baru melihat pria yang mirip dengan masa lalunya saja langsung mengajaknya menikah.Saat ini Jasmine terpaksa memilih berpura-pura lupa ingatan. Dirinya tidak mungkin bisa menahan malu, jika ketahuan kemarin dalam keadaan setengah sadar telah mengajaknya menikah.Jasmine sebenarnya tidak menyangka juga dipertemukan kembali dengan pria yang mirip mantan kekasihnya itu di sirkuit balapan motor sport. Jasmine mengira nama Alan yang di koar-koarkan penonton di arena balapan saat itu bukanlah Alan mantan kekasihnya.Alan mematung mendengar pertanyaa
TEMPAT FAFORIT" Pria mana lagi yang kamu kencani, Mimi? Berita kamu lagi-lagi menjadi trending topik di media sosial."Gina memberikan iPad di tangannya pada Jasmine. Membiarkan gadis itu melihat berita tentang dirinya." Aku nggak sengaja ketemu dia kemarin di sirkuit! Dan jelas pertemuan kita kemarin bukan kencan Gina. Kita sedang latihan balapan," terang Jasmine.Jasmine tidak menyangka pertemuan tidak sengaja dirinya dan Alan itu bisa tertangkap Paparazzi. Bagaimana entah dirinya nanti akan menjelaskan pada Alan tentang berita ini. Jasmine khawatir Alan akan tidak nyaman sebab berita itu. Segera Jasmine mencari ponsel miliknya untuk meminta maaf. Namun, sangat kebetulan sekali ketika ponsel itu ditemukan terdapat notifikasi panggilan masuk dari Alan." Aku baru mau telfon kamu," cicit Jasmine pada Alan di seberang sana."Kenapa ?" tanya Alan.Jasmine bukan langsung menjawab justru bertanya kembali pada Alan. " Kamu sendiri telepon ada apa?" " Ladies first!" titah Alan. Pria itu
" Di sini tempat ternyaman. Selain pemandangan hijau dedaunan, bunga-bunga yang indah juga bantu bikin mood langsung happy lagi setelah suntuk dengan pekerjaan."Lagi-lagi Alan hanya fokus pada setiap pergerakan Jasmine tanpa berkomentar. Alan bahkan reflek langsung memeluk gadis itu saat ini. Alan sangat merindukan Jasmine.Jasmine yang kaget tentu reflek ingin melepaskan diri dari pelukan Alan. " Sebentar saja," racau Alan.Jasmine tidak mengindahkan permintaan Alan, gadis itu terus berontak meminta dilepaskan." Mimi, sebentar saja! 30 detik izinkan aku memelukmu!"Jasmine yang mendengar Alan memanggilnya Mimi sontak kaget dan bingung, " apa dia tahu selama ini aku pura-pura lupa ingatan?" tanya Jasmine dalam hati.Meski begitu Jasmine tidak ingin tahu lebih lanjut. Gadis itu memilih melanjutkan aktingnya, dan menganggap barusan ia baru saja salah dengar." Aku kangen," racau Alan, lagi.Pria itu akhirnya mengurai pelukannya pada Jasmine." Aku nggak salah dengar? Kamu kangen ak