Share

Bab 100

Cantika, Dokter Septian, dan Lian memasuki ruang besuk dengan langkah hati-hati. Ruangan itu terasa sempit, diisi oleh meja besi kecil dan beberapa kursi yang tersusun rapi di sekitarnya. Dokter Septian menatap Cantika dengan ekspresi yang penuh kehangatan, memberikan semangat tak terucapkan sebelum mereka memulai pertemuan itu. Lian, yang selalu setia mendampingi, memberikan senyuman kecil sebagai dukungan.

Saat Robby tiba, Cantika bisa merasakan campuran perasaannya yang rumit. Dia masih marah pada Robby, namun berusaha menenangkan dirinya terlebih kali ini dia tidak sendiri.

Robby langsung duduk tegak di ruang besuk, wajahnya terlihat kaku saat melihat Septian juga datang. Robby menoleh pada Cantika. “Mau ngapain lagi kamu ke sini? Bukannya urusan kita sudah selesai?” Robby mengalihkan pandangannya pada Septian, dokter yang sejak dulu kurang disukainya. “Kenapa juga kamu bawa dia ke sini? Kalian mau ngetawain saya?” Ketegangan tak terucapkan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status