Hidup Eliza hancur kala bayi yang dilahirkannya dengan bertaruh nyawa justru meninggalkan wanita itu. Ditambah lagi, sang mertua terus menyalahkannya dan sang suami tak membelanya. Untungnya, Eliza bertemu bayi mungil yang tak mendapat asi karena ditinggal ibunya. Namun siapa sangka, pertemuan Eliza dengan bayi itu akan membuatnya bertemu dengan Nathan--presdir tampan yang ternyata ayah sang bayi! Lantas, bagaimana kisah Eliza selanjutnya?
View MoreSebastian duduk di meja kerjanya. Perbedaan usianya dengan Arion selisih 8 tahun. Itu artinya sebagai seorang paman yang usia lebih tua, Sebastian harus menikah lebih dulu.Tunggu dulu! Sejak kapan perjaka tua itu punya niat untuk menikah? Apakah ini artinya Sebastian sudah menjadi pria dewasa? Sebastian menggeleng-gelengkan kepalanya ketika membayangkan pernikahan. Namun apa yang selama ini dikatakan oleh keponakannya benar. Hidup sendiri itu tidak nyaman, tidak enak dan kesepian. Apalagi sebentar lagi Arion akan menikah dan fokus dengan kehidupan barunya. Sebastian menekan-nekan keyboard komputernya secara asal dan sorot mata tertuju ke arah komputer namun pikiran jauh entah sampai ke mana. "Permisi pak," kata Zia yang sudah membuka pintu. Sebastian yang pura-pura sibuk menghentikan pekerjaannya dan memandang gadis cantik yang sudah mencuri perhatiannya. "Duduk!" Sebastian menunjuk kursi yang ada di depannya dengan dagu. "Ada apa pak?" Zia memandang pria itu dengan malu-ma
Eliza merasa senang ketika berada di panti asuhan. Melihat senyum yang mengembang di bibir anak-anak, membuat dia sedikit melupakan beban berat yang dipikulnya.Bersyukur Eliza ingat membelikan jajanan serta permen untuk anak-anak. Sehingga mereka bisa berebutan ketika diberikan jajanan. "Ibu, adek bayinya umur berapa?Cewek atau cowok?" Eliza memandang bayi yang di gendong oleh pengurus panti asuhan."Ini cewek, umurnya dua bulan. Bayi ini dibuang orang tuanya di depan pintu panti asuhan. Kami menemukan Aliya, subuh. Sewaktu itu dia sudah tidak sadar," ungkap wanita berumur 40 tahun tersebut."Kasihan sekali." Eliza memandang bayi cantik tersebut."Orang tuanya sangat kejam. Anak ini dibuang tanpa di bungkus sehelai benangpun. Bahkan pusarnya saja tidak dipotong." Wanita itu bercerita dengan wajah sedih."Waktu itu saya mau sapu halaman, gitu keluar saya hampir jatuh karen tersandung oleh bayi. Awalnya saya kira sudah meninggal. Namun ternyata napasnya masih terlihat jelas. Jadi say
Eliza mengeluarkan uang yang tadi dimasukkannya ke dalam saku celana. Kemudian menghitung uang yang diberikan Sandy. "100, 200,300,400,500,600,700,800,900, satu juta. Satu juta seratus, satu juta tujuh ratus" Eliza menyusun uang di atas meja perseratus ribu." Eliza menghitung uang yang diberikan Sandy.Eliza tersenyum ketika melihat lembaran uang lima puluh ribu yang memenuhi meja kacanya. Ia tidak menyangka bahwa Sandy akan memberikan uang yang menurutnya banyaknya.Kepala yang sejak tadi sakit dan pusing mendadak sembuh ketika melihat uang seperti ini. Setidaknya ia masih punya uang untuk makan, menjelang dapat pekerjaan. Dengan cepat Eliza pergi ke kamarnya. Walau bagaimanapun hari ini juga dia harus pergi meninggalkan rumah ini. Bisa saja Wati berserta kakak Sandy datang dan memaksa Eliza untuk ikut ke rumah mereka. Atau Mirna yang tidak terima ketika Sandy memberikan dia uang belanja. Kemungkinan seperti ini bisa saja terjadi. Karena itu Eliza harus pergi secepatnya. Mumpun
"Kenapa disumbangin? Pakaian Ibnu masih bisa dipakai untuk adiknya nanti" Sandy tidak setuju dengan keputusan istrinya. "Mas, untuk adiknya nanti beli yang baru aja. Kasihan Mbak Mirna kalau di kasih yang bekas seperti ini," papar Eliza . "Untuk anak kita nanti dek, jadi kita nggak perlu beli lagi perlengkapan bayi. Tanda ku Eliza tertawa untuk menutupi rasa sakit dihatinya. "Liza masih trauma melahirkan. Apalagi hutang persalinan belum terbayar. Bunga hutang bertambah setiap bulan. Belum lagi bunga 10% jika terlambat membayar. Liza nggak juga gak sanggup lihat baju-baju Ibnu. di karena itu Liza mau sumbangkan ke panti asuhan. Di sana pasti banyak bayi yang akan makai baju Ibnu." Sandi menganggukkan kepalanya karena dia mengerti perasaan Elisa "Mas, nanti kan lama perginya, apa Liza boleh minta uang untuk makan. Liza sudah gak ada uang sama sekali. Bahkan di kulkas juga sudah habis. Beras habis, token sudah tinggal 5 kWh." Eliza menjelaskan panjang lebar. "Iya mas bakal kasih
Cerai! Serly panik ketika mendengar kata cerai yang dilontarkan Nathan. "Kamu tidak bisa menceraikan aku begitu saja, ingat perjanjian pernikahan kita," ancam Serly. Nathan tertawa ketika mendengar ancaman dari istrinya. "Aku tidak akan pernah melupakan perjanjian pernikahan denganmu dan surat perjanjian pernikahan masih kupegang. Kamu lihat, aku bisa menceraikan mu tanpa memberikan uang sepeserpun." "Mas, Kamu tidak akan pernah bisa menceraikan aku begitu saja. "Sherly bersikeras tidak akan pernah bercerai dari Nathan. Nathan sangat mencintainya dan Sherly yakin apa yang dikatakan oleh Nathan hanya gertakan saja. "Kau sudah sangat mengenaliku. 2 tahun kita berpacaran, 3 tahun kita menikah. Aku rasa kau sangat tahu seperti apa sifatku. Jika aku mengatakan akan menceraikan mu maka aku tidak akan mengurungkan niatku," tegas Nathan. "Mas aku tidak ingin kita bercerai, Aku minta maaf. Aku tahu aku salah tapi aku juga minta waktu mas. Aku butuh waktu untuk menyelesaikan peker
Nathan tersenyum sinis ketika mendengar ucapan wanita itu. Awalnya Dia mengira Sherly menghubunginya dan menanyakan kabar anaknya namun ternyata tidak.Setelah 3 Minggu pergi tanpa kabar, sekarang wanita itu kembali menghubunginya hanya untuk menanyakan masalah uang."Uang?" Nathan mengulang kembali ucapan dari wanita yang masih berstatus istrinya."Iya mas, uang bulanan aku," rengek Serly."Apa yang kau minta?" tanya Nathan dengan mengeratkan giginya. "Mas, kenapa semua kartu aku, kamu bekukan dan kamu juga tidak memberikan aku uang bulanan. Seharusnya uang sudah masuk ke rekening Paypal ku sejak tanggal 5, tapi ini sudah tanggal 10, kenapa masih tidak kamu kirimkan. Mas bulan ini aku minta uang seratus ribu dollar ya. Soalnya aku banyak keperluan. Aku juga ingin membeli sepatu, tas dan perhiasan. Sebenarnya seratus ribu dollar masih kurang. Aku butuh dua lima puluh ribu dollar." Wanita itu berkata dengan kesal.Karena kartu kredit dan uang bulanan yang belum dikirimkan Nathan, memb
Eliza sudah tidak bisa lagi menahan rasa sakit dan pusing. Begitu keluarga Sandy keluar dari rumah, wanita itu pun pingsan. Entah berapa jam Eliza tidak sadarkan diri dan kini dia terbangun dengan tubuh yang gemetar karena kedinginan Tubuhnya tidak tergeser sedikitpun di tempat tadi. Sandy pergi begitu saja tanpa berniat memindahkan dirinya ke atas tempat tidur.Jika seandainya pria itu tidak pernah mengatakan kata sayang, kata cinta, pasti rasanya tidak akan seperti ini.Tatapan kosong dengan senyuman tipis tersungging di bibir ketika mengingat perkataan madunya. Wanita muda berusia sembilan belas tahun itu tidak lagi menangis. Air matanya telah mengering. Banyak hal yang sudah dilewati dengan perjuangan luar biasa. Sebelum pernikahan, Eliza mendapatkan penolakan yang keras dari keluarga Sandy. Pada akhirnya mereka tetap menikah secara siri. Kemudian menjalani hubungan jarak jauh.Eliza merasa sangat bersyukur, menikah dengan Sandy. Meskipun menjalin hubungan jarak jauh namun sua
"Kita tunggu saja Bu, karena saya tidak ingin menantu saya operasi." Wati kukuh dengan pendiriannya."Jika pihak keluarga tetap menolak maka harus menandatangi surat pernyataan. Bahwa pihak keluarga menolak rujuk ke rumah sakit." Ibu bidan mengeluarkan surat pernyataan dan meminta agar Sandy menandatangani surat tersebut.Sandy diam dan memandang Wati. Dia begitu sangat ragu untuk membubuhi tanda tangannya di surat pernyataan tersebut. Bagaimana jika istri dan anaknya tidak terselamatkan karena dia yang tidak bisa mengambil keputusan terbaik untuk istri dan anaknya. "Tidak apa-apa kamu tandatangani saja. Melahirkan memang seperti ini, bahkan dulu para wanita melahirkan sampai 1 bulan, mengalami kontraksi. Buktinya ibu dan anaknya selamat kok. Lagian istri kamu itu yang sok manja, padahal sakitnya nggak segitu-gitu kali lah. "Wati berkata tanpa rasa kasihan, rasa empati, dan rasa kemanusiaan.Meskipun mencemaskan istri dan calon anaknya, Sandy tetap menandatangani surat yang diberika
Cerai-cerai, enak sekali mulut kau bilang cerai. Kau bayar dulu hutang empat puluh juta, ketika melahirkan. Jika kamu ingin cerai dengan Sandy.Deg!Eliza membeku ketika mendengar kata hutang 40 juta. Hutang apa yang dimaksud?Wati mengeluarkan kertas dari dalam tasnya dan menunjukkan surat perjanjian hutang Eliza. "Saat kau melahirkan, Sandy hanya punya uang 5 juta, sisa 25 juta hutang dengan saya. Di surat perjanjian ini, kamu berhutang 25 juta dengan bunga 10% setiap bulan. Denda keterlambatan membayar 10 persen. Karena kamu sudah tidak membayar selama 3 bulan maka denda keterlambatan tujuan juta lima ratus. Bunga hutang tujuh juta lima ratus ribu. Jadi total 40 juta." Wati berkata dengan entengnya."Setelah acara resepsi dan mereka sudah kembali dari bulan madu, kamu akan tinggal di rumah saya."Wati tersenyum memandang Eliza. Meskipun wajah menantunya itu sudah pucat namun dia tidak merasa kasihan sedikitpun.Wanita itu sudah tidak sabar menunggu Eliza tinggal di rumahnya. Keha
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.