Share

44. Membayar Pengorbanan

Suara gedoran bergema dengan keras memenuhi seluruh ruang kerja Mikail. Satu tangannya yang terkepal berada di meja dan tangannya yang lain menggenggam kuat ponsel yang menempel di telinga. Wajahnya merah padam, serasa dibakar mentah-mentah. Dan amarah bergemuruh memenuhi dadanya.

Beraninya Megan meninggalkan rumah tanpa seijinnya. Bahkan mengancam anak buahnya hingga tak berdaya dan lebih menuruti perintah wanita itu ketimbang dirinya.

"Tunggu di sana sampai dia kembali. Pastikan kau mengawasinya dengan ketat dan laporkan secara berkala padaku," desis Mikail tajam. Memungkasi panggilan dari seberang dengan membanting ponsel ke meja.

Ia mendorong tubuhnya bersandar ke belakang dengan mata terpejam. Entah butuh berapa puluh helaan hingga gemuruh di dadanya perlahan mereda.

Baru saja ia meninggalkan Megan dengan Kiano yang sedang menghabiskan kue di meja makan untuk mengantar makanan Alicia, saat ia kembali keduanya sudah tidak ada di sana. Mikail pun naik ke lantai dua dan melihat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status