Share

36

“Oh si Ratna itu.” Kinar memakan kulit ayamnya yang bunyinya kres-kres nyaring dan puas sekali saat masuk ke dalam rungu. “Setahu saya, dia memang kaya dan bukan hal aneh ketika dia memamerkan apa pun yang dia punya. Entah barang, entah nominal uang bahkan pacarnya sekali pun. Jadi bukan hal aneh lagi kalau dia memang berlagak. Zaman kuliah dulu, saya tidak munafik, iri dengan fasilitas yang Ratna miliki. Itu wajar, ‘kan?”

“Sekarang keadannya berbeda.” Maria, teman kuliah Kinar yang kebetulan sedang berada di Bandung setelah sekian tahun tidak menyambangi kota kembang. Mengangguk setuju dengan ucapan yang Kinar rasakan. “Awalnya, aku tidak percaya. Tapi setelah aku mengingat-ingat jika roda kehidupan pun berputar, aku tahu, mungkin Tuhan sedang memberinya cobaan. Harta hanya titipan yang bersifat sementara. Jika tidak kita pergunakan dengan baik terlebih ketika diberi kesempatan untuk terus berbenah namun malah abai, ada akibat dari sebab yang kita lakukan.”

“Separah itu, ya?” Maria m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status