Share

57

Setiap paginya—sebelum Kinar dinikahi oleh Anan—segala aktivitasnya selalu berjalan dengan lancar. Tidak ribet dan banyak drama yang harus Kinar lewati. Karena tinggal seorang diri maka mengurus diri sendiri tidaklah rumit. Lalu sekarang, bak dijatuhi gemuruh meteor dari langit, hari-hari Kinar jungkir balik. Terutama di waktu pagi seperti ini. Kinar diembani tanggung jawab baru sebagai seorang istri yang harus sigap dan melayani suami kapan pun tanpa melihat waktu.

“Ini masih subuh.” Kinar menggerutu dengan kedua mata masih terpejam. Anan resek sekali mengganggunya yang baru saja terlelap selama satu jam. “Kamu tidak biasanya sarapan.” Karena Anan masih terus merengek dan Kinar benar-benar mengantuk berat. Kepala Kinar pusing akibat kurang tidur.

“Ke pasar, ‘kan, tidak jauh, Nar. Ayolah!”

Rengekan Anan melebihi Reno. Kesal yang Kinar rasakan naik hingga ke ubun-ubun membuatnya dengan cepat membuka kedua matanya dan duduk. Amarahnya tidak bisa meluap seenak hujan mengguyur Bandung hin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status