Share

65

Hari-hari terus berlalu. Yang kemarin menjadi pembicaraan serius antara Anan dan Kinar bak lenyap terbawa oleh angin. Fokus yang mereka kerjakan hanyalah yang ada di depan mata saat ini dan detik ini. Sisanya telah tertutup.

Udara pagi hari di Bandung masih terbilang segar. Walau tidak semuanya seperti itu, namun tempat di mana Kinar tinggal saat ini, selain suasana yang sepi sunyi, polusi udara tidak membludak bak ibu kota. Kinar senang saat subuh-subuh terbangun lalu membuka jendela di mana ruang kerjanya berada. Anan menyiapkan satu ruangan untuknya bisa menjamah setiap imajinasi menjadi rangkaian kalimat.

“Jadi pergi?” tanya Anan yang entah sejak kapan berdiri di belakang tubuhnya.

Kinar menoleh setelah memasok udara ke dalam paru-parunya dan melempar senyum kepada Anan.

“Jadi. Kenapa? Ada sesuatu yang kamu mau?” Kinar menawarkan jikalau Anan membutuhkan sesuatu.

Anan menggeleng. “Hati-hati.” Satu usapan mampir ke kepala Kinar yang membuat di empunya terdiam cukup lama. “Kabari ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status