"Mohon maaf pak, berapa lama lagi kita harus menunggu?" tanya pak penghulu yang sudah siap menikahkan dua orang yang hendak mengikat janji suci hari ini.
Pak Hendrawan yang merupakan ayah dari gadis cantik bernama Nayra Alfarani pun merasa tidak enak dengan pertanyaan dari pak penghulu tadi."Emm mohon maaf pak, tolong tunggu sebentar lagi, saya sudah berusaha untuk menghubungi mempelai laki-lakinya. Sebentar lagi mereka pasti akan datang pak," kata Pak Hendrawan berusaha setenang mungkin.Maya ibunda Nayra pun merasa resah dengan semua ini, dia khawatir jika Ezhra Tamawijaya laki-laki yang akan menjadi menantunya benar-benar tidak datang pada hari pernikahan yang ia gelar dengan sesempurna mungkin di rumah ini.Pasalnya semua orang sudah menunggu, banyak tamu undangan yang semakin lama juga semakin berbisik-bisik tidak enak mengenai hal ini.'Ya Rabb, tolong berikanlah kelancaran dalam perjalanan calon suamiku untuk segera menghalalkanku,' batin seorang gadis cantik lengkap dengan busana pengantinnya.Nayra Alfarani benar-benar hampir putus asa dalam menunggu kedatangan calon suaminya di hari besarnya ini.Dia terus memandangi keluar jendela kamarnya berharap netranya segera menemukan mobil pengantin yang dibawa oleh Ezhra, laki-laki yang ia harapkan menjadi imamnya."Ezhra seenggaknya tolong angkat telfonnya dong," ucapnya sambil berusaha menghubungi laki-laki itu.Nayra hampir menangis berada di dalam situasi seperti ini. Dia berusaha mati-matian untuk tetap berpikir positif kalau mungkin saja calon suaminya masih dalam perjalanan dan mungkin saja tidak ada signal di sana."Nay, Mama sama Papa sudah berusaha menghubungi Ezhra dan keluarganya tapi tetap tidak bisa, semoga saja mereka baik-baik saja" kata Maya ketika perempuan berbalut kebaya anggun berwarna lilac itu masuk ke kamar Nayra."Maa, Nayra takut Ma, kenapa Mas Ezhra belum datang juga?" tanyanya sudah tidak bisa membendung air matanya."Sabar sayang, mereka pasti datang, dia sudah janji akan menikah sama kamu Nak," ucap Maya sambil memeluk putri tercintanya."Tapi harusnya mereka sudah tiba setengah jam yang lalu Ma, kenapa sekarang belum datang terus dihubungin juga ga bisa," ujar Nayra dengan sesak."Sssttt udah jangan nangis sayang, nanti make up kamu berantakan. Papa sama Mama percaya kalau mereka pasti datang, kita tunggu dulu ya! Papa sudah mengirim beberapa orang untuk mencari tahu keberadaan mereka sekarang."Maya menghapus air mata nelangsa Nayra di hari yang seharusnya membuatnya bahagia ini.Dia mengatakan pada anak perempuannya itu untuk berdoa supaya jika Ezhra adalah jodohnya maka semoga dimudahkan jalannya untuk segera melangsungkan hal baik ini.Para tamu tampaknya mulai bosan dengan acara tunggu menunggu yang menurut mereka sangat membosankan ini."Tapi sampai kapan Pak kita harus menunggu mempelai prianya datang? Apa perlu saya menikahkan orang lain dulu baru kembali ke sini lagi jika semuanya sudah siap?" tanya Pak penghulu yang sudah bosan menunggu."Tolong sabar sebentar pak, mungkin-""Iya masalahnya ini sudah hampir setengah jam kita menunggu tapi tidak tahu apa yang ditunggu benar-benar akan datang atau tidak Pak. Seperti hal yang tidak pasti gitu, dihubungi aja ga bisa, gimana? Ga mungkin kan satu keluarga HP-nya mati semua atau ga ada signal semua," celetuk salah seorang bapak-bapak tamu undangan."Iya bener, bukannya gimana-gimana ya, takutnya terjadi kejadian yang tidak diinginkan juga siapa yang tahu," tambah seorang bapak-bapak yang lainnya.Pikiran dan hati pak Hendrawan sekarang sudah benar-benar kacau, ingin rasanya dia sendiri yang keluar dan mencari sampai di mana calon menantunya itu, tapi dia tidak bisa melakukan itu dan hanya bisa menunggu kabar dari orang-orang yang ia suruh untuk mencari tahu keberadaan Ezhra sekarang.Pak Hendrawan hanya bisa berdoa dalam hati semoga tidak terjadi hal buruk apapun di hari yang harusnya menjadi momen spesial untuk anak tersayangnya.Maya yang mendengar ada sedikit keributan pun keluar untuk menemui suaminya dan berbicara pada Hendrawan.Awal awal para tamu menunggu memang sebagian masih anteng dan berusaha tenang, tapi jika dirasa sudah diluar batas toleransi mereka menunggu maka suasana pun pasti akan berubah juga."Pah, gimana dong? Mereka belum kasih kabar dimana Ezhra sekarang?" tanya Maya yang berbicara berdua dengan Hendrawan."Belum Mah, mereka bilang belum menemukannya.""Ya Allah, apa yang terjadi sama calon menantu hamba? Tolong mudahkanlah mereka untuk segera sampai dan melangsungkan pernikahan ini," kata Maya berdoa."Jika dia memang jodoh Nayra dia pasti akan datang Ma," ungkap Hendrawan pasrah."Lebih baik kita tunggu di depan saja bersama yang lainnya Pa," ucap Maya sambil berjalan.Nayra yang berada di dalam kamar sendirian merasa sangat cemas dan hatinya sudah seperti diaduk aduk tidak karuan.'Apa mungkin kamu memang ga akan datang hari ini Mas? Terus gimana nasib aku dan keluarga aku kalau pernikahan ini batal?' ratap Nayra dalam hatinya.Di hari pernikahannya ini sahabat Nayra juga tidak bisa datang karena ada pekerjaan yang memang tidak bisa ditinggalkan, jadilah dia pengantin seorang diri tanpa ditemani sahabatnya di sisinya.Kakak perempuan Nayra juga tidak ada karena sedang diluar negeri dengan keluarga kecilnya sekarang.Saat Nayra sedang menangis di sofa sambil terus mencoba menghubungi Ezhra tiba-tiba seorang laki-laki masuk ke dalam kamarnya melalui jendela kamar Nayra."Si ... Si ... Siapa kamu?" tanya Nayra sambil berdiri. Ia pun gugup dan takut saat melihat laki-laki itu tiba-tiba mendekatinya."Sssstttt, please, tolongin saya," kata laki-laki itu mendekat ke arah Nayra dengan wajah memohon dan memberinya kode supaya Nayra diam dan tidak berteriak.Nayra mendadak menjadi ketakutan saat laki laki itu semakin mendekat padanya lalu kemudian berjongkok di depannya."Hah," katanya kaget sambil berjalan mundur satu langkah menjauhi laki-laki itu."Ini kalung kamu jatuh," kata laki-laki itu sambil memberikan sebuah kalung perhiasan yang Nayra pakai di hari pernikahannya ini.Nayra mengambilnya dengan kasar dan masih merasa takut pada lelaki yang tiba-tiba saja muncul ke kamarnya itu."Tolongin saya ya please, saya-""Ya tapi ngapain masuk ke kamar saya kaya jin gini sih? Kamu siapa?" tanya Nayra memotong pembicaraan lelaki di depannya ini dengan nada tinggi."Ssstttttttt, jangan keras-keras, saya bukan penjahat, 30 menit aja saya numpang di sini oke?"Laki-laki itu tiba-tiba saja membungkam mulut Nayra sambil celingukan memastikan tidak ada orang di sana.Nayra mencoba untuk melepaskan bekapan tangan laki-laki itu yang sudah kurang ajar padanya."Maamaaaa," teriak Nayra saat dia memiliki kesempatan untuk berteriak memanggil mamanya.Maya yang mendengar putrinya berteriak pun menjadi terpanggil untuk melihat Nayra."Kenapa Nayra berteriak gitu ya Pa?""Papa juga ga tahu Ma, ya udah kita lihat aja," ujar Hendrawan."Astaga kamu ini benar-benar ya, saya itu bukan orang jahat-""Terus ngapain masuk kamar saya?" potong Nayra masih dengan nada tinggi dan takut."Heh denger ya-" saat laki-laki itu sudah emosi pada Nayra dan mendekatinya kakinya malah tersangkut selimut Nayra di lantai dan ia pun kehilangan keseimbangan lalu menabrak tubuh Nayra, namun untungnya mereka jatuh di atas kasur empuk Nayra."Nay, ada apa Nay? Kenapa berteriak?" tanya Maya ketika membuka pintu kamar Nayra bersama suaminya.Meskipun terjatuh di kasur empuk dan tidak merasakan sakit, namun posisi jatuh Nayra dan laki-laki itu pun harus menjadikan malapetaka bagi mereka berdua saat Maya dan Hendrawan melihatnya.Nayra yang tertabrak oleh tubuh laki-laki tak dikenalnya terpaksa harus terjatuh di bawah laki-laki itu dan siapapun yang melihatnya pasti akan salah paham.Seorang pengantin perempuan berada di dalam kamarnya dengan posisi seperti itu dan bahkan itupun dengan laki-laki lain yang bukan calon suaminya.Akankah orang tua Nayra juga salah paham pada mereka?Bersambung.“Apa yang kalian lakukan?” tanya Hendrawan dengan marah saat melihat Nayra bersama seorang laki-laki di dalam kamarnya dengan posisi seperti itu.“Nayra? Apa ini nak? Apa yang kamu lakukan? Siapa laki-laki ini? Astaghfirullah Nay.”Maya juga menghujani Nayra dengan pertanyaan-pertanyaannya. Dia tidak menyangka akan melihat Nayra dalam posisi ini. Sementara orang yang menjadi tersangka pun tentu kaget dan segera saling menjauh dengan raut wajah yang belum bisa dikondisikan.“Pah Ma, ini … Nayra ga tau siapa laki-laki ini. Sumpah demi Allah Nayra ga tau siapa dia Pah. Apa yang Papa sama Mama lihat ini … ini semua salah paham,” ucap Nayra mencoba untuk menjelaskan sebisanya.Nayra tidak bisa berbicara dengan baik saat ini, dia merasa sangat sedih, hancur, kecewa ditambah lagi terkejut dengan kedatangan pria yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi hingga kejadian memalukan yang akan mengakibatkan salah paham.“Tapi Nay, apa yang kamu lakukan ini salah nak. Kenapa jadi begini?
"Kamu harus menikah dengan laki-laki itu Nayra. Pernikahan ini tidak akan batal meskipun Ezhra ga datang," jelas Hendrawan dengan nada serius. "Loh loh Pa, ya ga bisa gitu dong Pa. Nayra ini kan jodohnya sama Ezhra, bukan sama laki-laki itu. Lagian kita ga tau asal usul laki-laki itu Pa, gimana kalau ternyata dia orang jahat? Masa Papa tega nyerahin Nayra sama penjahat sih Pa?" Maya tidak setuju dengan pendapat suaminya yang dengan mudahnya ingin menikahkan Nayra dengan laki-laki tidak dikenal. "Ma, apa mama ga liat apa yang mereka lakukan tadi? Dia dan Nayra sudah membuat papa malu dengan melakukan hal seperti itu." "Kan Nayra udah bilang semua itu hanya salah paham Pa–" "SEBAIKNYA KAMU DIAM NAYRA!" Mendengar ayahnya yang sudah berkata seperti itu Nayra tidak bisa berkata lagi. "Kalau pernikahan ini batal, semua orang pasti akan mempermalukan kita, dan apa yang kamu lakukan ini juga salah Nayra. Mungkin saja Ezhra tidak datang karena kesalahan kamu dengan laki-laki itu. Unt
"Sial bener hidup ini. Mimpi apa harus nikah sama jodoh orang begini?" tanya Cakra ketika ia berada di kamar Nayra saat ini setelah acara pernikahan selesai. Nayra hanya menghela nafas berat saat mendengar ucapan Cakra suaminya. Namun perempuan itu memilih untuk diam dan tidak menanggapinya. "Heh kamu tuh sama orang tuamu sengaja menjebak saya kan supaya mau nikahin kamu karena calon suamimu itu ga datang? Emang benar-benar jahat ya," kata Cakra dengan marah pada Nayra. "Apa kamu bilang? Menjebak? Heh jangan sembarangan ya kamu! Kalaupun saya dan orang tua saya memang sejahat itu juga pasti akan pilih-pilih kali, ga mungkin lah milih orang kaya kamu," ucap Nayra dengan kesal. "Nah ini buktinya apa? Saya juga kan yang kamu jebak buat nikah sama kamu gantiin calon suamimu yang ga bertanggungjawab itu?" "Siapa yang menjebak kamu sih? Jelas-jelas kamu yang datang ke sini dan membuat semuanya jadi salah paham kan? Semua itu gara-gara kamu." Nayra tidak terima atas tuduhan yang diber
"Engga ga, mau ngapain kamu?" tanya Nayra ketakutan. "Kan tadi saya udah bilang? Masa perlu diulang sih? Gimana sayang? Udah siap kan?" tanya Cakra dengan nada menggoda. "Emang bener ya kamu laki-laki kurang ajar, laki-laki ga bener. Hiiiihh." Nayra memukul Cakra menggunakan bantal dengan kesal dan mengusirnya dari sini. Dia benar-benar terkejut dengan sifat Cakra yang menurutnya sangat mengerikan ini. "Loh loh sama suami kok marah? Saya kan cuma–" "STOOPP, please! Kamu mau saya teriak terus papa bakal pukulin kamu lagi?" ancam Nayra sekenanya. "Silahkan aja. Kamu mau bilang apa sama papamu itu? Mau ngadu kalau saya mau ngapa-ngapain kamu?" tanya Cakra dengan penuh kemenangan. "Kita kan sudah halal sayang, pernikahan ini harus ada untungnya juga dong buat saya, iya kan?," tambah Cakra lagi sambil membuka kancing bajunya yang paling atas. Nayra menutup mata dengan kedua tangannya dia tidak bisa melawan Cakra lagi karena bantal dan gulingnya sekarang sudah berjatuhan di lantai.
Setiap pagi Nayra selalu membantu Maya memasak. Pagi ini dua perempuan itu sibuk memasak di dapur. Maya membuatkan kopi untuk suami dan anak mantunya, Hendrawan dan Cakra sedang berbincang di teras."Hari ini, kamu harus ikut sama suami kamu ke rumahnya, walaupun kamu tidak menyukai pernikahan ini, tapi sekarang dia adalah suamimu dan kamu harus patuh sama dia," jelas Maya dengan berat hati mengatakanitu."Tapi Ma, ini tuh ga bener, keluarga dia ga mungkin menerima semua ini gitu aja, pernikahan ini ga wajar Ma. Dari pihak Mas Cakra pun ga ada pas pernikahan, gimana tiba-tiba dia pulang bawa Nayra sebagai istrinya?" "Nanti kan Papa kamu juga ikut ke sana buat jelasin semuanya–""Iya Ma, tapi ini tetap saja salah, semua orang pasti akan berpikir kalau kita memanfaatkan dia karena Ezhra ga dateng buat nikahin Nayra," ucap Nayra dengan berat hati juga karena masalah ini."Pernikahan ini aja udah bikin semua orang nunggu hampir satu jam, belum lagi orang-orang harus tanya kenapa mempela
"Sekali lagi saya meminta maaf karena sudah menikahkan Cakra dengan tiba-tiba, tapi saya sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa. Saya dan keluarga saya mengucapkan terimakasih sudah menerima semua kejadian ini dengan lapang dada."Sebelum pulang Hendrawan berterimakasih pada Pramudyantoro dan istrinya karena sudah berbaik hati menerima semua ini dengan tangan terbuka. "Gapapa, lagipula Cakra memang salah. Kalau saya menjadi orangtua Nayra saya juga akan melakukan hal yang sama. Kelihatannya Nayra juga gadis yang baik, istri saya aja langsung suka sama Nayra," jawab Pramudyantoro."Idih, kenapa ga mama aja yang nikah sama dia kalau mama suka?" tanya Cakra berbisik pada Kania dengan kesal.Setelah orang tua Nayra pulang gadis itu harus tinggal di rumah Cakra. Pikirannya masih saja tidak tenang tiba-tiba dia harus terlempar ke rumah orang asing yang bahkan dia belum kenal sebelumnya.Kania mengantarkan Nayra ke kamar Cakra, entah sihir apa yang Nayra miliki sampai dia bisa membuat Kania
"Cakra bakal nikah sama pacarnya, kamu ini bener-bener ya," ucap Oma Dewi dengan kesal sebelum semua orang berkumpul untuk makan malam."Siapa yang bakal nikah Bu?" tanya Pramudyantoro yang mendengar perkataan ibunya."Kamu ini gimana sih? Main setuju-setuju aja anaknya dinikahin paksa begini?" protes Oma dengan kesal."Buk, udahlah, lagian Nayra ini juga gadis baik-baik kok–""Baik-baik apanya? Bukan gadis baik kalau dia ditinggal calon suaminya sendiri di hari pernikahannya, kamu ini harusnya mikir dong nasib anak kamu. Dia jelas-jelas dimanfaatin oleh perempuan ini dan orang tuanya buat nutupin aib mereka yang batal nikah," ucap Oma panjang lebar.Cakra merasa terwakili oleh perkataan Omanya, hatinya benar-benar bersorak senang akhirnya ada orang yang membelanya."Omaa, Oma tenang dulu, mereka ga manfaatin Cakra kok Oma, Cakra sendiri yang salah, kalau dia ga masuk ke kamar Nayra dan berlaku tidak baik padanya, pernikahan ini juga ga akan terjadi," ujar Kania berusaha untuk tenang.
"Kamu tenang aja, kalau dia jodoh kamu, dan orang yang baik buat kamu, pasti bakalan balik dan jemput kamu kok," ucap Cakra."Ya tapi sekarang dia udah pergi, salah saya juga apa coba? Padahal sebelumnya dia laki-laki yang baik makanya saya cinta sama dia." Nayra menangis sesenggukan meratapi apa yang terjadi padanya.Ia masih belum mengikhlaskan Ezhra yang pergi meninggalkannya dan tidak datang untuk menikahinya.Saat ini dirinya benar-benar sangat sedih dan moodnya sedang tidak baik. Nayra ingin sekali bertemu Ezhra dan bertanya kenapa dia meninggalkannya. Berulang kali Nayra mencoba untuk berusaha mengikhlaskan, namun dia tidak bisa membohongi hati kecilnya yang masih ingin menuntut Ezhra supaya menikahinya."Saya sama Ezhra udah persiapin semua acara pernikahan kita. Ga pernah sedikitpun terpikir kalau dia bakalan ga hadir kaya gini," curhat Nayra dengan sedih dan masih berada di pelukan Cakra.Sedangkan laki-laki yang kini berstatus sebagai suami sah Nayra itu bingung harus baga