Share

214. Menemukan Fatona

Tanpa pikir panjang, Habiba berlari masuk ke mobil. Ia menyetir mobil secepatnya, tujuannya adalah rumah sakit.

Fix, ia harus mendengarkan saran suaminya, yang harus mengerjakan tugasnya sebagai dokter. Ini tentang kemanusiaan dan tanggung jawab kerja. Ia tidak boleh egois.

Mengenai Fatona, ia yakin Tomy akan bisa mengatasi. Toh ia juga tak bisa melakukan apa- apa sekarang.

Tanpa sadar air matanya menetes. Sedih dengan situasi yang terjadi. Terutama melihat Husein yang berubah dingin dan kecewa.

Ya Tuhan, kenapa Habiba bisa mengucapkan kata- kata seperti tadi? Husein pasti terpukul atas perkataannya itu. Habiba menyesal sekali.

Di tengah kondisinya yang merasa cemas akan kondisi sang ibu, ia malah dihadapkan pada situasi seperti ini.

Habiba mengambil ponsel dan mengetik pesan sambil menyetir.

.

'Maaf. Aku memang bermaksud seburuk itu. Aku turuti kamu, aku ke rumah sakit sekarang.'

.

Habiba membaca ulang pesan yang barusan dia ketik.

Loh kok kalimatnya malah begitu? Ah ya ampun, ia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
duuh,biba.terlalu cemas dan khawatir dengan ibu fatona boleh saja.tapi tidak harus membuat dirimu jadi berpikiran tidak jernih dan tanpa bukti menuduh tomy yang melukai ibu fatona
goodnovel comment avatar
Choirul Khasbi04
apa mungkin irza yang melukai karena kecewa gak bisa miliki habibah
goodnovel comment avatar
Elok Fatimah
waduh, masa iya Tomy yg mlkukn itu k ibunya?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status