Share

Demi Ayang

“Ayahmu tidak ada di foto itu, Melani. Dulu, ayahmu sangat sibuk hingga tidak sempat kumpul bersama kami sekeluarga.” Nenek Karmila menjelaskan.

Melani melengkungkan bibir ke bawah. Lagi-lagi dia harus menelan kecewa. Padahal, sudah lama sekali dia ingin melihat ayahnya.

“Jangan bersedih. Makanlah yang banyak. Lihatlah, Nafisa akan ikut sedih jika melihatmu sedih.” Nenek Karmila memberi petuah.

“Selesai sarapan nanti, cepatlah bersiap-siap, sopir akan mengantar kita ke butik setelah mengantar Nafisa ke sekolah,” ujar Nenek Karmila pada Nafisa dan Melani.

Di penginapan seberang rumah Nenek Karmila, Deon sedang bersiap-siap. Dia berjalan mengelilingi kamarnya yang sempit sambil membawa handuk dan peralatan mandi. “Di mana kamar mandinya?” ujarnya sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan.

Deon tidak sendirian di ruangan itu. Karena tidak terbiasa di lingkungan asing, dia meminta Aldo menemaninya.

Aldo sendiri sudah bangun satu jam sebelum Deon bangun, dia sudah selesai mandi da
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status